Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Sabtu, 10 Oktober 2015

Budaya Pergerakan : Mencatat




Budaya Pergerakan : Mencatat

Seorang aktivis Pergerakan, dakwah adalah poros kehidupanya. Hidup dan matinya hanya untuk Islam saja.

Realitas kehidupan yang beragam, dari urusan koordinasi dakwah, urusan keluarga, sampai urusan pekerjaan , dan berbagai urusan lainya yg ia hadapi sejak bangun pagi sampai menjelang rehat malam. Mengharuskan ia mengatur jadwalnya sedemikian rupa, sehingga ia bisa menjalankan tugas-tugasnya secara baik.

Disekitar kehidupanya berseliweran beragam informasi. Dimana informasi itu sangat banyak jumlahnya, sementara kapasitas otak dalam mengingat informasi sifatnya terbatas. Disinilah perlunya mencatat. Mencatat membantu kita untuk mengingat dan juga sekaligus merapikan data yg yg sewaktu-waktu memang penting untuk kita tampilkan kembali.

Kadang saya merasa heran, ketika ada aktivis pergerakan ketika menghadiri sebuah rapat koordinasi, ia nya datang hanya dengan membawa badan saja. Tidak ada pulpen, tidak ada buku, dan tidak ad catatan. Padahal banyak keputusan dan informasi rapat yg harus banyak ia ingat.

Wonosobo, 11/10/'15




Rabu, 07 Oktober 2015

Mengelola Banyak Kepala






Mengelola Banyak Kepala

Dalam sebuah organisasi, komunitas, atau pergerakan berkumpul banyak manusia di dalamnya. Orang-orang yg ada di dalamnya adalah sangat beragam, dengan latar belakang pendidikan, dan karakternya masing-masing. Dari sisi pendidikan ada yang anak kuliahan, profesor, bahkan lulusan SD, sementara dari sisi karakter ada yg temperamental, ada pula yg pendiam. Ada yg lebih banyak mendengarkan, ada pula yg aktif mengemukakan pendapatnya.

Saya banyak belajar dari kutlah dakwah yg dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, di dalamnya beragam orangnya, yang tidak lain adalah para sahabat Generasi terbaik as sabiqunal awwalun. Di dalamnya ada remaja-pemuda, ada pula kalangan tua, ada yg bertipe akademis-intelektual, ada pula yg sederhana, ada yg berwatak keras, ada pula yg berkarakter lemah lembut. Lihatlah bagaimana bagaimana beragamnya mereka, ada Ali bin abi thalib, ada Umar bin khattab, ada usman bin affan, ada abu bakar as sidiq, ada zubair bin awwam, ada thalhah bin ubaidillah, ada Hamzah dsb...

Dengan beragamnya banyak orang, tentu akan beragam pula isi kepalanya. Nah disinilah diperlukan kepemimpinan yg mempunyai kewenangan untuk menkoordinir dan mengkomando banyak kepala ini. Tanpa pemimpin yang menyatukan ini, mustahil akan terjadi keselarasan gerak. Padahal ini adalah hal yang sangat penting. Begitu pentingnya sampai-sampai dikatakan " kebatilan yg terorganisir akan mengalahkan Kebenaran yg berserak ".

Bagi para pengemban dakwah pejuang Syariah dan Khilafah, kepemimpinan disatukan oleh Fikrah dan Thariqah yg diadopsi oleh pergerakan. Berputarnya mereka banyak kepala ini disatukan oleh ikatan Mabda Islam dan Tsaqafah yg di tabani ( diadopsi ) oleh pergerakan. Dan layaknya sebuah pergerakan maka ada aturan khusus yang mengikat para aktivisnya dalam menjalankan roda pergerakan, yakni berupa aturan administratif ( idariah ).

Dengan sistem pergerakan yg dibuat rapi inilah , para aktivis pergerakan senantiasa dievaluasi terkait sejauh mana mereka menjalankan amanah dan tanggung jawab yg tauran yg telah ditetapkan. Keterikatan para aktivis pergerakan terhadap aturan administratif ini sifatnya mengikat, dan harus dilaksanakan. Pelanggran terhadapnya harus menjadi evaluasi yg serius.

Dan dalam sebuah pergerakan akan terjadi dinamika internal di dalamnya, namun dinamika internal ini tidak berada dalam ranah substansial yg fatal, atau tidak pada level fikrah dan thariqah, karena jika ada penyelewengan dalam hal fikrah dan thariqah ini maka bisa membuat aktivis pergerakan baik langsung atau tidak langsung menepi dari sebuah pergerakan.

Sahabatku, semoga kita menjadi orang yg istiqamah untuk terorganisir menyeru dalam kebaikan.


SuroNegaran, Purworejo, 08/10/'15



Minggu, 04 Oktober 2015

Tentara Indonesia






Tentara Indonesia

Barusan jemput anak, di telp sama simbahnya anak yang lagi nonton parade pesawat terbang di TVRI. Nah sekarang Syahmi lagi nonton parade pesawat ini.

Jadi teringat materi halqah dalam kitab ajhizah, ketika membahas Jihad. Bahwa politik Luar negeri Daulah Khilafah adalah dakwah dan jihad. Komponen penting dari jihad adalah Al Jays ( Tentara ). Para tentara ini mereka sudah terlatih secara reguler untuk perang, juga mendapatkan pelatihan khusus.

Kalau kita belajar dari negara Adi Daya yang pernah jaya, maka industri perang adalah hal yg mendapatkan perhatian serius. Karena tabiat negara adi daya yg mengemban ideologi yg khas pasti berusaha untuk melakukan ekspansi ideologis.

Begitupun daulah Khilafah Islamiyah akan melakukan futuhat ( pembebasan ) keberbagai negeri, sehingga Islam bisa menjadi Rahmat bagi seluruh alam, yakni ketika Islam diterapkan secara totalitas ( kafah ). Nah politik luar negeri Daulah Khilafah adalah dengan dakwah dan Jihad.

Tambakrejo,Purworejo, 05/10/'15


Sabtu, 03 Oktober 2015

Liburan Aktivis Dakwah



Liburan Seorang Aktivis Dakwah

Hari-harinya ia gunakan untuk melakukan kontak dakwah ke masyarakat, melakukan rapat koordinasi, mengelola beberapa halqah, melakukan kunjungan ke mad'u binaan, dan memberikan laporan-laporan kepada mas'ul dakwah setempat. Bisa jadi saat ini ia ada di suatu kota, beberapa saat kemudian ia berada di kota yang lain, berbagi nasihat, mengelola sebuah team dakwah.

Dan aktivitas-aktivitas ini akan semakin padat menjelang akhir pekan. Akhir pekan, disaat orang biasa gunakan untuk beristirahat, re fresh, dengan segala macam hiburan dan liburan, justru ia gunakan untuk mengintensifkan sebuah agenda dakwah.

Ya, dakwah adalah poros kehidupanya.

Disaat bersamaan, ia adalah seorang yang bekerja mencari sesuap nasi untuk menafkahi keluarganya, banyak pula masalah-masalah kehidupan yang ia hadapi, yang tidak jarang membuat air mata menetes ditengah gelapnya tengah malam yang sunyi.

Kadang..., terpikir untuk bisa hidup normal..., sebagaimana kebanyakan orang. Bekerja dengan segala dinamikanya, menjelang akhir pekan merencanakan sebuah liburan keluarga, dan seterusnya....

Mungkin ada yang kepikiran, " kapan aku liburan ?"

=======================================================

Jadi teringat salah satu buku tulisan Ustad Fahmi Amhar, 30 Jurus mengubah Nasib. Salah satunya adalah ubah hiburan.

Ketika engkau menyusuri jalan berbukit, melihat pemandangan persawahan yang luas, indahnya pohon disisi kanan kiri jalan, engkau merasa bahagia, maka itulah hiburan. Padahal saat itu engkau dalam perjalanan mengisi sebuah binaan yg rumahnya berada di daerah terpencil.

Saat engkau melihatbanakmu yg mungil menggemaskan tidur disampingmu engkau merasa bahagia, itulah hiburan. Padahal saat itu engkau sedang mengisi sebuah forum kajian.

Itu kan hiburan ? Lha liburanya kapan ?

Sepertinya tidak ada liburan dalam dakwag ini. Lha wong dengan dakwah ini kita merasa gembira jiwa ini. Masak mau libur dari hal yang menggembirakan jiwa ?

Tambakrejo, Purworejo, 03/10/'15





Selasa, 29 September 2015

30 September




30 September

Setelah buka pintu ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD, disambut dengan tayangan ILC. Temanya ILC malam ini menarik, yakni tentang gerakan 30S PKI. Sebuah peristiwa berdarah yang pernah mencekam negeri ini. Dalam acara itu dihadirkan saksi hidup bagaimana brutalnya PKI pada tahun '65 saat melakukan pembunuhan terhadap para perwira militer angkatan Darat.

Betapa ngerinya peristiwa itu, jika kita mendengar penuturan dari puteri almarhum jenderal Ahmad Yani, dan juga penuturan dari puteri mendiang Kol.Pandjaitan. Dalam diskusi ini mengkerucut pada tema rekonsiliasi. Mengingat juga pasca peristiwa G 30S , betapa agresifnya militer, khususnya angkatan darat dalam melakukan operasi sapu bersih pada setiap unsur yang berbau PKI.

.......................................

Belum selesai mendengarkan sampai selesai acara ILC, eh ada telfon dari Kamar bersalin, kalau ada SC Emergency, ya udah deh akhirnya ditinggal menyiapkan set instrumen Obsgyn. Padahal cukup menarik diskusi kali itu, dengan menghadirkan sastrawan yg begitu vokal menyuarakan biadabnya PKI. Saya pernah baca salah satu buku beliau sewaktu masih SMA dulu, judulnya Katastrofi mendunia. Buku itu menceritakan betapa bengisnya rezim PolPot yang beridielogi Komunis.

================================================

Kalau dengar kata PKI, yang ada dalam benak saya adalah pembantaian, tan malaka, aidit, muso, alimin, Uni Soviet, Karl Marx, Das Kapital, Lenin, Stalin, Candu, Dialektika Materialisme, Atheisme, Kaum Proletar, Borjuis, Sosialisme, Diktator, Marxisme.

Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah forum Kajian Islam yang dihadiri oleh Mahasiswa dan Pemuda, kita sedikit menyinggung tentang Sosialisme- Komunisme. Yang kali pertama dilihat dalam menelisik Ideologi Sosialisme-Komunisme adalah dengan melihat asas-Pondasi dasarnya. Pondasi dasar dari Sosialisme-Komunisme adalah pengingkaran adanya Sang Pencipta.

Bagaimana sebenarnya Ide ini ? Apakah ini adalah ide pemikiran yang shahih dan bisa diterima ? Bagaimana konfrontasinya dengan Akidah Islam ? Apakah pas jika saat ini ada sebagian Mahasiswa yg menyebut dengan Sosialisme Islam ? Bagaimana perkembangan ideologi ini di negeri ini ? Bagaimana pola gerakan mereka ?

Yuk temukan jawabanya dalam kajian Islam yang menginspirasi, setiap hari senin jam 20.00-selesai. Tempat di Purworejo kota.

Wonosobo, 30/09/'15










Sabtu, 26 September 2015

Menantang Mahasiswa !




Menantang Mahasiswa !


Wah.. hari ini cukup ramai statment kontroversial seorang Mahasiswa yg mengolok-olok Islam. Sebenarnya kasus seperti ini bukanlah hal baru, dulu pernah ada kasus statment tuhan membusuk, jauh hari sebelumnya lagi ada kasus mahasiswa bandung yg meneriakkan anjinghu akbar. Dan kasus-kasus lainya.

Inilah efek liberalisasi pendidikan di negeri ini. Yang kasus-kasus di atas itu kan untuk level Mahasiswa, nah untuk level pelajar SMA juga ada yg lebih sadis lagi, ketika diajarkan bahwa Mustafa Kaamal Atta Turk disebut sebagai Bapak turki modern, seorang tokoh yang layak dihormati dan diteladani. Padahal sebenarnya Beliau adalah penjahat internasional, yakni beliau adalah agen penjajah inggris yang meruntuhkan Sistem Khilafah pada tahun 1924.

Ke soal mahasiswa lagi, cukup detail dijelaskan oleh DR.Adian Husain dalam beberapa bukunya, yang membahas Proses liberalisasi perguruan tinggi Islam di Indonesia. Mulai dari eranya Harun Nasution, sampai eranya Nurchalis Madjid, sampai JIL nya Ulil Absar Abdalla. Sebenarnya apa yang disampaikan oleh tokoh-tokoh liberal ini bukanlah hal yang baru, karena mereka mengikuti jalannya tokoh-tokoh liberal barat yg notabene adalah non Muslim. Buku yang bagus ditulis oleh Ustadzah Irena Handono, ketika memberikan jawaban terhadap buku Islamic Invasion yang ditulis oleh robert morrey. Islamic invasion ini justru lebih sadis lagi dalam menyerang Islam dan kaum muslimin.

Dan pemikiran-pemikiran seperti liberal seperti ini tampaknya digandrungi oleh sebagian mahasiswa muslim di negeri ini. Dengan kemasan progresif, dan kesan intelektual menjadikan Mahasiswa ini menjadi bangga ketika meneladani pemikiran liberal ini.

Saya sendiri pernah berdiskusi langsung dengan mahasiswa model seperti ini. Ada mahasiswa yang meragu-ragukan kebenaran Al Qur'an, sampai menolak penerapan Syariat Islam. Ada juga mahasiswa yang begitu gandrung dengan ide-ide pemikir atheis, mereka sangat bangga ketika menyebut nama Karl Marx.

Alhamdulillah, dalam waktu bersamaan ketika mendengar dan membaca ide-ide liberal ini, saya bertemu dengan Kajian Kitab Nidzam Islam tulisan Syaikh Taqiyuddin An Nabhani, bab Thariqul Imaan ( jalan menuju iman ), ditambah bab pembahasan Qiyadah Fikiriyah Al Islamiyah. Sehingga isi kajian kitab Nidzam Islam ini bisa diadu dengan pemikiran-pemikiran liberal ini. Sehingga bisa merasakan jawaban yg memuaskan pemikiran, dan meneteramkan jiwa.

Sebenarnya ada hal lain yang juga tidak kalah mirisnya, yakni lebih banyak Mahasiswa yang mereka itu seperti mayat berjalan. Lho kok ? Iya mayat berjalan, yaitu mahasiswa yang tidak tahu untuk apa sebenarnya ia hidup ? Mahasiswa yang gak paham untuk tujuan apa ia ada di dunia ini. Semakin bertambah parah ketika gaul bebas, narkoba, dan seabrek kriminalitas lainya para aktornya adalah mahasiswa.

Saya pernah dalam sebuah kesempatan bertanya kepada beberapa mahasiswa dengan pertanyaan , " mengapa kamu memilih Islam ?" Mendengar pertanyaan seperti ini mereka mahasiswa ini -seperti kata orang jawa- sikap dan jawabnya seperti " kethek ketulup ", clingukan alias bingung !

Udah deh bagi kamu mahasiswa dengan segala macam aliran pemikiran,sosialis kek, sekularis kek, atheis kek, atau tokek kek :-)  hadiri saja Kajian Islam yang menginspirasi. Bukan agenda mendoktrin namun berdiskusi, melakukan komparasi pemikiran sehingga kita akan tahu mana yang shahih. Kajianya setiap senin jam 19.30 wib, lokasi di Purworejo, jawa Tengah. InsyaAllah mencerahkan.

Wonosobo, 26/09/'15


Jumat, 18 September 2015

Musuh Kita Berjenggot ?



Musuh Kita Berjenggot ?


Polemik mencuat saat Ketua Umum sebuah Ormas terbesar di negeri ini membahas tentang jenggot. Sontak saja hal ini membuat gaduh. Bantahan yang sifatnya ilmiah dalil pun bermunculan, sampai serangan individu sumpah serapah datang bertubi-tubi mengenai Ketua Ormas tersebut. Sudah mafhum dalam ranah ilmiah pembahasan furu' permasalahan jenggot ini terdapat Khilafiyah dikalangan para Ulama', dan dalam persoalan ini sudah mafhum pula bahwa berjengot ataupun tidak bukanlah menjadi sebab permusuhan. Saya sendiri mengambil pendapat yang menyatakan berjenggot hukumnya Sunnah.

Dalam sebuah video yang saya dapatkan di jejaring sosial media, Saya tertarik dengan penjelasan Kyai Said Agil Siradj, ketika beliau membahas persoalan ini. Bahwa Ke Islaman seseorang tidak diukur dari serban yang dipakai, tidak pula diukur dari gamis jubah yang dipakai, tidak pula dari jenggotnya, kalau hal-hal itu ( serban, gamis-jubah, jenggot ) dipakai sebagai ukuran ke islaman , maka seseorang maka Abu Jahal pun pakai serban, gamis,dan jenggot. Kira-kira poin itu yang disampaikan Kyai Agil Siradj. Memang sudah mafhum bahwa Abu Jahal, Abu Lahab adalah orang kafir penentang dakwah Islam.

Saya tidak ingin terjebak terlalu panjang pada persoalan jenggot ini. Justru yang menjadi sangat penting hari ini adalah mengetahui siapa musuh kaum muslimin yang secara nyata memerangi, menjajah, dan membantai umat Islam di negeri-negeri kaum muslimin. Itu tidak lain adalah kaum kaafir penjajah yang dikomando Oleh adi daya sekarat Amerika Serikat, Eropa, Rusia, maupun seluruh sekutunya. Jadi ini bukan soal berjenggot ataupun tidak, namun negara-negara ini sudah menyatakan perang dengan kaum muslimin.

Dalam pertarungan ini negara-negara kufur ini menggunakan permainan politik yang amat licik, di negeri ini mereka secara tidak langsung menggunakan tangan-tangan para komprador,dan penguasa agen. Mereka tidak mau bersusah payah menggunakan pe jajahan gaya lama yg berlumuran darah, berderu senapan. Namun mereka menggunakan tangan penguasa agen menyitir berbagai undang-undang yang memuluskan langkah penjajah mengeruk habis sumber daya alam negeri ini. Mereka mencetak kurikulum yang membuat anak didik pelajar muslim menjadi sangat cinta dengan penjajah dan alergi terhadap Syariah Islam.

Ayolah kawan, kita bidik secara tepat siapa musuh kita, merekalah itu kaum kaafir penjajah. Ayolah kawan kita berkasih sayang dengan sesama kaum muslim, dan tegas, keras beringas dengan penjajah. Jangan dibalik-balik berkasih sayang dengan penjajah, dan keras dengan sesama kaum muslimin.

Musuh kita bukan soal jenggot !

Wonosobo ba'da cyto menjelang shubuh, 19/09/'15





Wonosobo Oh Wonosobo




Wonosobo oh Wonosobo

Saya pernah berkunjung ke salah satu pondok pesantren di wonosobo. Dalam kesempatan itu saya sedikit berbagi dengan para santri disana. Santri dengan menu harian tsaqafah Islam beserta ilmu alatnya membuat kenyang dengan khazanah pemikiran Islam. Saya mengajak para santri untuk melihat realitas " dunia luar ", melihat bagaimana kondisi masyarakat, khususnya dikalangan pemuda yg secara umur sama dengan umur para santri.

Ternyata apa yg sampaikan malam itu membuat para santri terhenyak seolah tidak percaya, yakni bagaimana rusaknya kondisi para pemuda hari ini. Hal ini menjadi tugas mereka sebagai orang yg faham tentang agama untuk ikut serta melakukan perubahan di masyarakat, tentu saja perubahan itu adalah perubahan menuju sistem Islam.

Wonosobo bagiku adalah selain dinginnya, juga dikenal sebagai kota santri. Adalah suatu paradoks ketika kota santri ini justru sebagian pemudanya menjadi bagian dari masalah. Walaupun saya yakin masih ada banyak pemuda wonosobo lainya yg berprestasi.

Shift Malam IBS Wonosobo, 18/09/'15


Cinta




Cinta

Orang sering bilang " Aku cinta tanah air ku "

Ada juga yang lain " Aku sangat mencintai kekasihku ".

Kalimat di atas sebagai sebuah pernyataan memang sebuah hal yg fitrah naluriah, wajar, lumrah. Rasulullah SAW saat di Madinah pun merindukan kampung halamanya di Makkah. Sampai batas pernyataan di atas saya pikir belum bermasalah. Baru bisa dilihat hukumnya saat " action " dari bentuk rasa cinta itu.

' Aku sangat mencintai kekasihku ", actionya dengan mengajaknya berzina, berkhalwat, nah yg begini ini diharamkan, dan pasti merusak. Berbeda perkaranya jika wujud cinta itu adalah dengan menikahinya, nah ini jalan yg syara' berikan. Jadi kalau ada orang yg katanya cinta kok ngajak maksiyat itu sama aja omong kosong.

" Aku cinta tanah air ku ", actionnya dengan menyerahkan sumber daya alam negeri ini ke swasta asing, diterapkanya sistem kapitalisme-sekularisme, membebek dengan sistem hukum-sistem kehidupan warisan penjajah, membiarkan kemaksiyatan merajalela, nah yang begini ini adalah hal yg diharamkan, dan pasi membuat negeri ini rusak.

Lain perkaranya jika cinta negeri ini dengan mengikuti apa maunya pencipta alam semesta ini, yakni diatur dengan sistem kehidupan yg berasal dari Allah SWT, pastinya negeri ini akan menuai keberkahan. Jadi kalau ada orang ngaku cinta negeri ini namun menolak syariah Kaafah, itu cinta palsu.

" Aku Sangat mencintai negeri ini, dan sebagai wujud cintaku ini, aku ingin negeri ini diatur dengan aturan hidup yg berasal dari Allah SWT, yakni sistem Islam ".

Wonosobo, 18/09/'15


Kamis, 17 September 2015

Menulis Lagi



Menulis Lagi

Sudah lama sekali absent nulis-nulis. Memang sejak ada faceBook mata ini lebih cepat melihat beseliweran informasi. Dari informasi yang sifatnya bermanfaat sampai informasi yg sifatnya kampret, ups !

Entah mengapa malam ini bergairah lagi untuk nulis-nulis lagi, ya ini tulisan ini saya buat dalam kondisi bergairah. Beberapa kesibukan lapangan ( halah sok sibuk ) membuat seolah tak asa waktu untuk menulis. Kembali ingin nulis lagi setelah melihat beberapa catatan sahabat yang memenuhi blognya dengan tulisanya. Emang sih, sudah sering nulis dicatatan facebook, tapi setelah gali informasi banyak saran untuk menulis di blog saja, sementara facebook hanya sebagai lintasan iklan saja agar menarik pembaca di blog. Ada beberapa saran dari temen yg jago marketing online untuk aktif nulis di blog saja. Katanya bisa menghasilkan uang juga lho kalau ada yg ngiklan di blog kita.

Ah tau lah, itu tidak tak pikirkan, yang penting bagiku nulis dan nulis saja. Ya minimal sehari satu saja. Minimal lho..., bismillah...

Emang sih kalau menulis tulisan dalam sebuan tempat yang bisa diakses oleh orang lain maka tulisan kita menjadi tidak bebas lagi, disana ada proses edit sehingga tulisan kita bisa dinikmati oleh pembaca. Ini berbeda dengan kalau kita menulis cara tradisional di buku diary ( ini sejenis buku catatan ya, bukan nama penyakit mencret, hehe..), maka tulisan kita akan lebih bebas dalam menuangkan ide pikiran.

Ngomong-ngomong buku diary aku jadi teringat kebiasaan menulis saat SMP-SMA, aku punya buku catatan harian yg aku simpan rapef-rapet, tulisanya macem-macem, isinya gila deh. Ya memang ini buku hanya buat aku pribadi, gak ada yg boleh tahu. Eh..tapi walaupun disimpen rapet tetep ada bapak yg punya penglihatan tajam mengindera kegemaranku nulis catatan harian, akhirnya bapak usil juga dengan curi-curi pandang melihat buku catatanku, mampus aku...

Dari hal yg remeh temeh, sepele, aneh ,dan gak ada artinya aku tulis. Dan itupun nulisnya asal-asalan saja,dan apa adanya.

Buku harianku itu sekarang entah raib kemana, semoga saja dimakan tikus aja, sehingga gak ada yg baca. Oya pas SMA juga rumah juga sering cetak-cetik suara ketikan manual, tak..tik..tak..tik.., suaranya keras sekali sehingga sering menggangu tetangga sebelah, gimana gak mengganggu coba, lha wong ngetiknya bisa sampai tengah malam, haha.. ( ketawa jahat ).

Nyeleneh juga dulu pas SMA pernah bercita-cita jadi WTS, wah... jangan berpikiran mavam-macam dulu ya, ini hanya sekedar singkatan aja dari Writer, Trainer, Speaker. Istilah WTS ini aku dapatkan dari beberapa buku yg ditulis oleh penulis andreas harefa, seorang penulis produktif. Bukunya entah sekarang hilang kemana. Oya saking sukanya baca buku, pernah bapakkku memasukkan seluruh buku bacaanku satu lemari , kedalam karung goni dan disimpan dalam gudang pengab, jauh dari sinar ultraviolet.., ya bapak khawatir kegemaranku baca buku sampai larut malam membuat aku tidak belajar pelajarann sekolah. Emang bener juga sih jadi malas belajar karena baca buku yg gak ada kaitanya dengan pelajaran sekolah. Tapi sebenarnya gak ada kaitan rajin belajar dengan kegemaran hobi membaca, tinggal pandai-pandai aja ngatur waktu. Nah disinilah masalahku, gak pinter ngatur waktu, dan kalau udah asyik dengan satu pekerjaan maka yg lain bisa terabaikan.

Mungkin ini dulu, udah lumayan ngantuk nih, habis operasi SC ada dua.., capeknya... hoaamm....

Semoga tulisan sederhana di blogku ini nanti bisa sedikit bisa memberikan inspirasi.

*salah satu kesibukanku adl momong dan bermain dengan anak, tuh lihat fotonya di atas :-)

IBS RSUD Wonosobo, 18/09/'15



Jumat, 24 Juli 2015

Khutbah Yang Mengguncang

Alhamdulillah  1syawal tahun ini komponen umat  di negeri ini bisa bareng-bareng. Shalat ied ini bagiku terasa spesial. Mengapa ?  Biasanya bagi orang lain  1 syawal shalat ied di kampung halaman masing-masing bersama keluarga tercinta.  Saya sebaliknya shalat ied di desa bukan kampung kelahiran. Tapi ini adalah sebuah misi dakwah yg harus ditunaikan.

Yaitu mengantar dan menemani ustad Yasin menjadi khatib sekaligus imam di masjid al baarokah, sumberan, desa sumbersari, banyuurip, Purworejo. Khutbah beliau Ustad Yasin membuat jamaah terbelalak, karena tema khutbah yg mengguncang, judulnya Bersama umat tegakkan Khilafah. Dengan berapi-api penuh semangat Ust.yasin membakar jamaah shalat ied untuk bangkit dari keterpurukan,dan membebaskan diri dari cengkeraman penjajahan. Pokoknya dahsyat deh khutbahnya.


Ini hasil jepretan saya. Buat kenang-kenangan aja.



     Foto bareng jajaran ta'mir masjid al baarokah pasca shalat ied


Wah ternyata foto lainya dah hilang dari data file, yg ada cuman yg ini.


Suronegaran, Purworejo 25/07

Rabu, 01 Juli 2015

Ramadhan 2007








Suatu hari, lupa aku harinya, ditahun 2007. Aku diundang seorang aktivis Islam untuk mengikuti sebuah daurah Islam di mushola sebuah sekolah. Baru sampai pintu gerbang pintu sekolah aku disambut oleh salah seorang aktivis Islam, mempersilahkan saya masuk ke area sekolah. Diantarlah saya ke sebuah mushola yang bertempat di bagian belakang sekolah. Waktu itu menunujukan sekitar pukul 15.30 wib. Seperempat jam kemudian belum belum dimulai. Aku mulai bertanya-tanya, kok belum dimulai ya ?

Senin, 30 Maret 2015

Bapak Ibunya Syahmi Syihabuddin

Syahmi ketika akan kuajak jalan-jalan, bergumam " Bapak Jaketnya dipake dulu ya ".

Dan ketika dijalan aku dan syahmi naik motor ditemani dengan hujan gerimis, syahmi bilang " Nanti motornya dicuci ya.."



              Syahmi bersama ibunya




                   Syahmi bersama Bapaknya



Wonosobo, 30/03/2015

Gallery Foto HIP 5 Purworejo

Walaupun datang terlambat alhamdulillah saya bisa menghadiri agenda dakwah yang dulakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Purworejo ( 29/03 ) di Gedung PKPRI Purworejo. Agenda HALQAH Islam dan peradaban ( HIP ) kali ini mengangkat sebuah tema #SelamatkanIndonesiaKita dari NeoLiberalisme dan Neoimperialisme.

Dalam kesempatan HIP ini menghadirkan  3 pembicara, yakni ; Drs.Jayadi Imam Nugroho, seorang birokrat, praktisi pemerintahan, dan juga seorang pengemban dakwah. Menghadirkan pula tokoh Purworejo, Bpk Ir.Orbani Nur Syam, mantan sekretaris Gerindera Purworejo, yang meninggalkan praktik politik sekular setelah paham batilnya demokrasi sekular. Dan menghadirkan pula dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Al Mukaaram K.H.Muhammad Siddiq Al Jawwi, seorang kyai muda, juga seorang akademisi,dan dosen pula.

Ketiga pembicara silih berganti memaparkan secara faktual kondisi indonesia masa kini, dgn Host Ust.Dian Sapta memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis untuk mengurai benang merah problematika bumi indonesia ini. Dan semua pembicara sepakat bahwa ancaman nyata negeri ini adalah neoliberalisme dan neoimperialisme.

Bahkan dengan sangat tajam dan tanpa tedeng aling-aling Kyai Siddiq menjelaskan secara lantang bahwa rezim yang hari ini berkuasa adalah rezim ruwaibidhah, rezim yang buta akan syariat Islam, dan rezim yang mendzalimi rakyatnya, bahkan rezim paling lemah yang pernah ada di negeri ini. Tapi tentunya solusi untuk negeri ini belum cukup jika hanya sekedar ganti rezim, namun juga harus ganti sistem. Dan sistem itu adalah syariah Islam dalam bingkai negara Khilafah.


Wonosobo, 30/03/2015


Dengan penuh semangat Pak Kyai Siddiq memaparkan dampak Neoliberalisne

 Bpk.Ir.Orbani Nur Syam menjelaskan perilaku politik pragmatis dalam sistem demokrasi sekuler




Drs.Jayadi Imam Nugroho membedah birokrasi pemerintahan hari ini



Audiens begitu serius mendengarkan pemaparan demi pemaparan





Team MultiMedia ki-ka : Ust.Margi, Ust.Iwan,Ust.Hadi( MC )



Sambutan dari Ust.Muhammad Naim Yasin ( Penanggung Jawab HTI Purworejo )



Humas HTI Purworejo memberikan penjelasan acara kepada pihak kepolisian.



Foto bareng sya dgn pak Kyai siddiq, hehe


Memberikan oleh-oleh dari HTI Purworejo kepada para pembicara


Selasa, 24 Maret 2015

Kuwi Bosmu yo ?







Kuwi Bos mu ?

Begitulah kata bapak saya sambil tertawa ketika saya bsrsama dgn beliau melihat juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ustad Ismail Yusanto, dalam acara ILC TV One ( 25/03 ). Menanggapi komentar bapak saya ketika melihat Ustad Ismail saya pun tertawa kecil sambil bilang, " itu Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Pak ". Selain itu bapak saya juga komentar ketika nonton bareng ILC ini, " pye HTI mendukung Isis yo ?". Saya jawab singkat ; " cobo didelok lan rungokke bareng-bareng pak " ( coba kita lihat dan dengar bersama-sama pak ).

Dalam catatan saya, ada beberapa hal yg disampaikan Ust.Ismail Yusanto ;

1. Dalam penjelasan Ust.Ismail memaparkan bahwa Hizbut Tahrir sudah memberikan bayan terkait sikapnya terhadap Isis, yakni tidak mengakui keabsahan Khilafah yg dideklarasikan terhadap Isis. Dengan penjelasan ini maka seluruh anggota Hizbut Tahrir, termasuk anggota Hizbut Tahrir Indonesia mempunyai sikap yg sama dalam persoalan ini, yakni tidak mengakui Khilafah yg dideklarasikan Isis.

2. Ustad Ismail juga mengklarifikasi dan juga sekaligus membantah tuduhan yg menyatakan bahwa Hizbut Tahrir punya faksi radikal yg bernama Al Muhajirun. Hal ini dibantah bahwa antara Al Muhajirun yg diinisiasi oleh syaikh Omar Bakri di inggris tidak ada kaitanya dengan Hizbut Tahrir.

3. Jubir HTI mengingatkan dan mewaspadai bahwa isu isis ini dijadikan akan mengkriminalisasikan simbol-simbol Islam dan ide-ide Islam. Simbol-simbol Islam itu contohnya adl kriminalisasi bendera Islam, ar rayyah. Termasuk mengkriminalkan istilah Jihad dan Khilafah. Padahal itu adalah ide-ide Islam yg genuine dari islam itu sendiri.

4. Secara Khusus beliau Ustad Ismail jika isu isis ini menjadikan suasana tidak kondusif di masyarakat karena ada kriminalisasi istilah Dakwah. Padahal dakwah ini adalah bagian penting dari ajaran Islam.

5. Dan ini yg penting, walaupun dipotong oleb Pak karni ilyas selaku host ILC,Pak Ismail menjelaskan secara singkat bahwa ancaman nyata negeri ini adalah neo Liberalisme dan Neo Imperilisme.


Dalam batinku alhamdulillah clear, walaupun sebenarnya " sebel " juga karena ustad ismail tidak diberi kesempatan untuk melanjutkan penjelasanya terkait ancaman nyata yakni neo liberalisme dan neoimperialisme. Saya mengandaikan jika diberi kesempatan untuk menjabarkan bahaya neoliberalisme dan neoimperialisme maka diskusi ILC ini bisa berubah arah angin topic pembicaraanya. Ya walaupun sebel setidaknya penjelasan singkat dari pak Ismail ini bisa menyelesaikan dan menjawab bapakku, hehe..


Terbukti bapak yg awalnya cukup tegang menonton diskusi ini, bisa tertawa lepas, ditambah lagi dengan guyonan segar ala pak Kyai Hasyim Muzadi.

Pacekelan, Purworejo, 25/03/2015



Senin, 16 Maret 2015

Senangnya Bergerak Untuk Islam

Betapa senangnya hatiku...

 Ada Apakah gerangan ?

 Sungguh nikmat saudaraku...

 Apakah gerangan ?

 Ingin ku berbagi kenikmatan ini kepadamu, jikalau engkau belum bisa mengindera kenikmatan ini sebagaimana aku menikmatinya, maka tak apalah, setidaknya engkau mau membaca tulisan berbagi ini.

 Apakah gerangan ?

 Pernahkah engkau merasakan betapa nikmatnya engkau bersepeda naik sepeda ontel, ditemani rintik hujan dan suara orkestra jangkrik dan kodok ditengah malam yg sunyi setelah pulang dari haqah ?


Sungguh nikmat sekali. Pernahkah engkau meraskan lapar yg melilit , namun engkau menahanya, menabung untuk dalam mensukseskan sebuah agenda dakwah ?

Sungguh nikmat sekali saudaraku..

 Pernahkah engkau seharian berkeliling mengetuk rumah rumah untuk mengajak kepada seruan Islam, waktu itu juga engkau mengkoordinasikan beberapa agsnda dakwah, pada saat yg bersamaan engkau mengisi sebuah halqah pekanan, dan disela-sela kegiatan yg padat merayap itu engakau tertidur sejenak disebuah serambi pojok mushola. Kemudian engakau melanjutkan aktivitasmu kembali, hingga menjelang tengah malam, rehat sejenak, hingga kemudian kembali bangun menghadap Rabb mu..?

Sungguh nikmat sekali saudaraku...

 Pernahkah engkau merasakan, pada saat pagi engakau disuatu kota untuk mengkoordinasikan suatu amanah dakwah, sementara disaat siang harinya engkau berada dikota yg lain lagi untuk menyelesaikan amanah yg lainya, sore sampai menjelang malam engkau di kota yang lainya lagi untuk menyelesaikan tugas yang lainya ?

Sungguh nikmat sekali saudaraku..

 Hingga suatu ketika tubuhmu mengalami kelelahan yang amat sangat, tenggorokanmu terasa serak ada yg mengganjal, badanmu mulai menggigil, batuk batuk yg tak terhankan, alias dirimu sedang sakit, dan engkau merasa sedih ?

 Itulah nikmatnya bergerak untuk Islam saudaraku..

Bergerak untuk meninggikan Islam hingga tidak ada yg lebih tinggi darinya Bergerak memperjuangkan islam hingga orang kaafir gentar ketika mendengar Kekuatan islam...

 Bergerak memperjuangkan peradaban terbaik yg pernah terlahir di dunia ini..

 Sungguh semua itu terasa nikmat saudaraku.

 Ingin sekali ku ajak engkau merasakanya.

 Kenikmatan yg didasari oleh keimanan yg kokoh.


Maukah sahabatku ? :-)

 

Hidupku Untuk Islam


Hidupku Untuk Islam


 


 " Gila Kamu! Hidup kok untuk Islam, disekitar kamu itu ada anak, istri, keluarga yg lebih layak untuk kamu perjuangkan !"

 " Halah.., kan masih muda, kita coba lihat saja kedepanya, kita lihat jika sudah berkeluarga ". " Sinting kamu, Sok idealis "

 " Kamu mikir gak sih ? Atau jangan-jangan kamu dicuci otak ya ?"

 Dan lain sebagainya....

 Barangkali sumpah serapah di atas adalah sebagian yang diucapkan ketika ada orang yang mempunyai cita-cita dengan penuh semangat menjadikan hidupnya untuk Islam. Akan terasa biasa saja jika luapan sumpah serapah diucapkan oleh orang-orang kaafir. Namun menjadi tersayat-sayat hati ini ketika sumpah serapah itu keluar dari mulut sesama saudara muslim. Bukankah dalam doa iftitah kita mengucapkan afirmasi penegasan bahwa sesunguhnya shalat kita, hidupku kita, dan mati kita hanya untuk Rabb semesta alam ? Sebuah penegasan yang tidak hanya diucapkan oleh pemuda muslim, tapi bahkan oleh orang tua renta sekalipun selama ia adalah seorag muslim.

 Mungkin kita akan semakin terheran-heran ketika dalam perang ahzab, sebuah perang yg secara jumlah pasukan antara kaum muslimin versus koalisi pasukan tentara kaafir yg tidak berimbang. Dan jumlah pasukan kaafir berkali lipat jumlah pasukan kaum muslim. Pasukan kaum muslimin dalam kondisi mencekam, seolah kekalahan telak akan mereka dapatkan. Namun sungguh pembicaraan kaum muslim saat itu menunjukkan sebuah idealitas yg membuat orang orang yahudi saat itu tercengang ketika mendengarkan pembicaraan kaum muslimin. Bagaimana mungkin kaum muslim dalam kondisi mencekam justru membicarakan akan takluknya beberapa negeri dan tunduk di bawah kekuasaan Islam, sungguh gila!

 Tapi begitulah, keimanan akan mengangkat mereka menjadi berpikir istimewa, beramal istimewa, termasuk cita-cita yang istimewa. Bagi mereka hidup dan matinya untuk islam adalah sebuah pilihan sadar yg terhujam mendalam di lubuk sanubari terdalam.

 Wonosobo, 17/03/'15

Senin, 16 Februari 2015

Galeri Foto Muslim Youth Movement 2015, Magelang

Alhamdulillah..Luar Biasa.. Allahu Akbar ! Muslim Youth Movement ini bisa menginspirasi, dan menggerakkan Pelajar Muslim untuk menjadi Pelajar Pejuang Islam. Saya Bersyukur bisa ikut andil dikepanitiaan Muslim Youth Movement 2015 Jawa Tengah yg diselenggarakan hari ahad 15/02 '15 bertempat di syailendra Hall Hotel Borobudur, Magelang. Walaupun diri yg faqir ini diplot sebagai ketua panitia acara ini, lebih banyak bekerja adalah kawan-kawan Syabab Magelang. Luar biasa sekali antum semua. Semoga kerja keras antum menjadi Hujjah di hisab kelak dan bisa mengantarkan ke surganya...

Rabu, 07 Januari 2015

Sibuknya anak sekolah






Tadi malam sepulang halqah, saya mengontak salah seorang santri pondok pesantren di purworejo. Agendanya adalah mau bikin jadwal halqah pekanan. Susah juga ya ternyata. Modal beberapa tahun membina siswa pelajar SMA ternyata masih kurang saja untuk mensiasati mengelola pembinaan di segmentasi pelajar. Sahabat saya ini selain ngaji di pondok pesaantren juga mengikuti sekolah di madrasah. Bisa dibayangkan sendiri betapa sibuknya ia.

Pagi sampai siang sekolah di madrasah, siang sampai sore maghrib ngaji di pondok, setelah maghrib sampai isya ngaji, setelah isya sampai menjelang tengah malam ngaji lagi.. woww.. luar biasa. Sehingga jadwal yang sudah padat begini susah sekali mencari jadwal untuk halqah. Ditmbah tentornya juga sok sibuk, hehe.. nyari waktu yg pas.

Trus gimana dengan sekolah umum ? Sama saja!

Pasca ngisi sebuah kajian, saya bersama orang tua seorang pelajar membuat jadwal kajian pekanan. Pelajar ini sekolah disebuah SMA populer di kota purworejo ini. Selain belajar rutin di kelas, pelajar ini mengikuti banyak sekali kegiatan diluar sekolah. Dari mulai kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan tambahan luar sekolah, les belajar dibeberapa tempat.. wah sibuk sekali ya pelajar sekarang.. Saking sibuknya sampai-sampai pas ditanya kapan ni kita enaknya halqah pekanan ? Dijawab : " fleksibel  aja mas ". Maksudnya fleksibel adalah waktu halqah bisa berubah ubah, jam nya juga gak jelas, pokoknya bebas deh. Kalau begini caranya sih mending belum dulu, apalagi tentornya juga sok sibuk :-)

Kalau menghadapi situasi seperti ini gimana dan apa yg harus kita lakukan sebagai tentor ?   Ini sedikit catatan saja ; 

1. Kita sebagai tentor harus berempti dengan situasi yg dialami oleh pelajar ini, ya memang begitulah kondisi mereka. Sebagai siswa mereka diikat oleh kurikulum kapitalistik yang berlaku sekarang. 

2. Bagi pelajar yg sudah mau ngaji tapi masih terpenjara oleh jadwal kesibukan ini, maka bangunlah komitment. Komitment untuk istiqamah. Saya yakin bahwa sesibuk apapun pelajar pasti ada celah, persoalannyapersoalannya tinggal mau atau tidak. Kalau sudah mau, maka tinggal dijaga keistiqamahanya

3. Kadang masalah itu ada di tentornya. Sudahlah ditentukan jadwal, siswanya dah oke, eh giliran tentornya gak istiqamah. Maka bagi tentor sangat penting adl sikap amanah. 

4. Jika jadwal sudah terbentuk tetapi tentor sok sibuk, seperti saya ini, maka inilah kerja managerial amal jamai bekerja, kan masih ada calon tentor yg lain. Bagi- bagi pahala n bagi bagi tugas. 


Selamat berjuang !

Pacekelan, Purworejo, 08/01/2015