Tahun yang lalu sabtu
malam ahad ketika dalam sebuah perjalanan ke Jogja untuk sebuah
agenda rapat internal dakwah syabab se-Jogja-jateng di kaliurang DIY,
dalam sebuah perjalanan terlihat sekumpulan anak-anak muda yg dengan
penuh percaya diri membawa bendera bertuliskan “ berani mabok “.
Jumat, 29 Maret 2013
Sabtu, 16 Maret 2013
Menghadapi Ujian Akhir Nasional ( UAN )
sebentar lagi adalah
masa-masa penting dan genting dalam sebuah fase kehidupan yang akan
dilalui adik-adik kita yang mereka saat ini duduk dibangku kelas 3
SMA. Ya, sebentar lagi ujian akhir nasional akan segera mereka
hadapi.
Rabu, 13 Maret 2013
Geng skul VS Dakwah skul ( episode 1 )
Dalam sebuah rapat
Rohis yg suasananya penuh dengan ketegangan. Ada apakah gerangan ? Akh Zainal yg semula hanya
diam serius memperhatikan jalanya rapat akhirnya angkat bicara ; “ teman-temanku yg dirahmati Allah, menjadi aktivis dakwah sekolah
adalah sebuah pilihan hidup, begitu juga melakukan aktivitas pacaran juga
adalah sebuah pilihan,dan ingatlah bahwa setiap pilihan pasti ada
konsekuensinya dan akan dimintai pertanggungjawaban di
akhirat kelak...,” setelah
mengucapkan kata-kata ini akh zainal diam sejenak, untuk kemudian melanjutkan kata-katanya..; “
antara yg haq dan yg
batil juga tidak ada percampuran karena keduanya adalah hal yg saling bertolak
belakang, seperti bertolak belakangnya antara cahaya dengan kegelapan, jadi
silahkan menentukan pilihan jika masih melakukan pacaran,maka dengan segala
permintaan maaf untuk segera menentukan keluar dari rohis..” suasana semakin tegang.
Sabtu, 09 Maret 2013
Semangat muda
Mungkin karena keseringan bersama anak-anak muda membuat saya atau mungkin anda merasa lebih muda dari umur yg sebenarnya. Tentu yg dimaksud bukan muda dari segi umurnya, tapi muda dari segi semangat, walaupun dari segi umur saya juga terkategori muda ;-). Masa muda memang masa yg penuh dengan semangat, masa yg penuh semangat untuk menerjang tantangan dan menghempas rintangan. Hal ini wajar karena dari segi kekuatan, waktu,dan potensi masa muda yg berada dalam kondisi prima.
Jadi mentor Islam Ideologis ? siapa takut !
Sedikit berbagi pengalaman untuk aktivis dakwah. Terutama bagi mereka yg konsen di dakwah sekolah. Semoga tulisan sederhana ini bisa sedikit menumbuhkan motivasi untuk menjadi mentor atau pembina.
Betapa urgentnya menjadi seorang pementor,karena diluar sana para pemuda yg masih seumuran pelajar atau sudah mahasiswa mereka baik secara sadar atau tidak sadar saat ini mereka telah dibina oleh para pementor yg menyeru ke jurang neraka.
Ideologi Pacaranisme
Beberapa kali ngisi kajian rohis, remaja masjid, berinteraksi dengan para pemuda, maka sebanyak itu pula beberapa kali ada yg menanyakan perihal pacaran. Biasanya ketika ada yg menanyakan hal pacaran ,saya ajak penanya untuk berpikir memahami dan mendefinisikan apa yg dimaksud dengan pacaran. Jika sudah ditemukan fakta terkait apa yg dimaksud dengan istilah pacaran, maka saya ajak penanya untuk menilainya dari sudut pandang Islam.
Selasa, 05 Maret 2013
Kyai Pejuang Khilafah dari Kota Santri
KH Abdullah, Pimpinan Ponpes Nurul Ulum, Jember, Jawa Timur
Tadinya kyai muda ini mengira syariah dan khilafah hanyalah teori dalam kitab kuning yang tidak mungkin diterapkan, namun setelah berinteraksi dengan Hizbut Tahrir ia pun meyakini syariah dan khilafah akan tegak, dengan atau tanpa dukungannya.
“Saya bersaksi, sesungguhnya, Hizbut Tahrir adalah gerakan mukhlish yang benar-benar berjuang untuk menegakkan ‘izzul Islam wal Muslimiin,” ujar kyai muda yang menggunakan udeng-udeng (surban yang dililitkan di kepala) dan baju putih serta sarung khas ulama Nahdlatul Ulama di hadapan sekitar 30.000 peserta Konferensi Rajab 1432 H, Ahad (26/6) di Stadion Delta, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam testimoninya itu, sang kyai menegaskan wajib bagi para ulama untuk membantu, mendukung, dan menguatkan perjuangan Hizbut Tahrir, agar syariah dan khilafah bisa ditegakkan sesegera mungkin atas izin Allah SWT. Namun ia pun mengingatkan dengan atau tanpa dukungan ulama janji Allah SWT itu pun tetap akan tegak pada saatnya nanti.
“Sungguh, Khilafah Islamiyyah tetap akan ditegakkan Allah SWT, tanpa atau dengan dukungan Anda, wahai para ulama! Akan tetapi, jika Anda tidak mengambil bagian dalam perjuangan ini, sesungguhnya, Anda tidak akan mendapatkan kemuliaan dan pahala yang melimpah dari Allah SWT,” pekiknya di hadapan sekitar 4.000 ulama dan asatidz; 2.000, muballighah dan asatidzah yang turut hadir dalam perhelatan kolosal mengokohkan perjuangan penegakan syariah dan khilafah itu.
Keluarga Ulama
Siapakah kyai muda tersebut? Ia adalah ulama dari Jember. KH Abdullah, namanya. Bagi warga Jember, khususnya Kecamatan Ajung dan Kecamatan Mumbulsari, sosoknya sudah tidak asing lagi. Ia adalah pendiri dan pimpinan Ponpes Nurul Ulum, Dusun Renes, Desa Wirowongso, Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Kyai Abduh, demikian panggilan akrabnya, adalah cucu dari KH Ali Wafa, pendiri Ponpes Al Wafa (1917), tokoh yang kemudian melahirkan banyak kyai dan santri dari kawasan Tempurejo. Kedalaman dan keluasan ilmu Ali Wafa, diwariskan kepada putra putri, termasuk cucunya.
Bahkan, pengaruh sosok KH Ali Wafa menjadi energi spiritual bagi generasi penerusnya. Maka, di sekitar kawasan Tempurejo, Kecamatan Mumbulsari berdiri pesantren yang meneruskan gaya kepemimpinan KH Ali Wafa. Ciri-ciri khas NU begitu melekat dalam tradisi kepesantrenan para alumni Tempurejo. Secara turun temurun, generasi ke generasi, para alumni Tempurejo menyebarkan dakwahnya ke berbagai tempat di tanah air.
Demikian juga dengan Kyai Abduh. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan agama dari keluarga besar pesantren Tempurejo, tepatnya di Ponpes An Nur Mumbulsari yang didirikan abahnya, KH Abdul Kholiq. Karena terlahir dari garis keturunan kyai, maka setelah dirasa cukup keilmuannya, Kyai Abduh pun bertekad menyebarkan ilmu di wilayah terdekat dengan mendirikan ponpes Nurul Ulum pada 24 Maret 1994.
Saat berdiri, Kyai Abduh konsisten dengan 'mazhab' Tempurejo sebagai model pembelajaran. Kitab kuning seperti yang diajarkan lazimnya di pesantren juga menjadi titik tekan dalam ciri khas pesantrennya itu. Ponpes Nurul Ulum yang diasuhnya lebih banyak mengupas tentang fikih Islam sebagai bekal para santri untuk “menstandarisasi” kehidupan mereka dengan aturan Islam.
Mengenal HT
Lelaki kelahiran Tempurejo, 18 Oktober 1967 itu pertama kali berinteraksi dengan Hizbut Tahrir pada Maret 2007. Saat itu, ia sedang mengantar istrinya yang juga menjadi Pimpinan Ponpes Putri Nurul Ulum Nyai Munawwarah, untuk mengikuti acara seminar.
“Saat itu, saya bertemu dengan Ust Hendri di tempat parkir, dia cerita-cerita sama saya, tentang kewajiban menegakkan kembali syariah dan khilafah, serta wadah yang memperjuangkannya, yakni Hizbut Tahrir,” ujarnya kepada Media Umat.
Ia pun langsung setuju, karena syariah dan khilafah itu bukanlah ide yang asing di telinganya. Karena dalam kitab-kitab kuning yang ia pelajari serta ia ajarkan memang membahas itu. Namun saat itu, sama sekali tidak terbayang di benaknya bahwa syariah dan khilafah itu dapat ditegakkan kembali.
“Saat itu, saya ceritakan pula kepada anak-anak (santri, red) ini cuman teori saja. Prakteknya ya tidak mungkin karena di sini bukan negara Islam,” ungkapnya.
Setelah pertemuan di tempat parkir tersebut, ia sering dikontak aktivis HTI. Sehingga ia pun lebih jelas lagi memahami konsep dan metode perjuangan penegakan syariah dan khilafah yang tengah ditempuh Hizbut Tahrir.
Ia pun berkata dalam hati, “Oh ini rupanya wadah yang tepat untuk mewujudkan isi kitab kuning agar tidak sekadar teori saja.” Kyai Abduh semakin yakin khilafah akan segera tegak setelah mengikuti Konferensi Khilafah Internasional yang dihadiri sekitar 100.000 kaum Muslim dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari manca negara, pada 12 Agustus 2007 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
“Ketika KKI saya tambah yakin kalau khilafah akan segera tegak kembali,” ujarnya. Ia pun mengajak para ulama lain dan juga santrinya untuk memperjuangkan tegaknya imamah atau khilafah yang tertera dalam kitab yang mereka kaji setiap hari itu bersama HTI.
Melawan Fitnah
Di samping besarnya pengaruh sosoknya, argumennya pun kuat, sehingga ratusan santri dan ulama akhirnya sependapat dengannya. Namun sayang, ada saja pihak yang tidak suka dengan kenyataan itu.
Maka orang yang dengki itu pun menyebar fitnah bahwa HT adalah kelompok sesat dengan empat tuduhan. Pertama, HT membolehkan seorang lelaki mencium perempuan yang bukan istri atau mahramnya. Kedua, HT mendapatkan dana dari Amerika melalui pemerintahan negara-negara di Timur Tengah. Ketiga, HT adalah neo Mu’tazilah. Keempat, HT adalah Wahabi.
Banyak yang termakan fitnah tersebut. Namun alhamdulillah, Kyai Abduh tidak turut menjauhi HTI, ia langsung tabayyun kepada aktivis partai Islam ideologis internasional itu.
Kyai Abduh pun puas setelah mendapat jawaban bahwa orang yang menuduh HT membolehkan poin pertama itu tidak pernah membaca Kitab Nizhamul Ijtima’i, kitab rujukan HT karya seorang mujtahid mutlak sekaligus pendiri HT, Syeikh Taqiyyuddin An Nabhani. “Kalau membaca kitab tersebut itu tidak mungkin memfitnah seperti itu, karena dengan tegas Syeikh Taqiyyuddin menyebut keharamannya,” ujar sang kyai.
Sedangkan untuk poin kedua, aktivis itu pun menjelaskan bahwa HT dimusuhi oleh semua penguasa negara-negara Arab dan Amerika. “Jadi sangat tidak mungkin HT mendapat dana dari mereka,” tegasnya.
Sedangkan untuk poin tiga dan empat, ia dengan enteng menyebutkan bahwa orang yang memfitnah itu jelas-jelas tidak mengetahui Mu’tazilah dan Wahabi. “Mu’tazilah tidak setuju dengan khilafah sedangkan Wahabi menjadi satu-satunya mazhab Islam yang dibolehkan Arab Saudi, kerajaan yang berontak dan memusuhi khilafah,” ujarnya.
Setelah dijelaskan Kyai Abduh bahwa empat tuduhan itu hanyalah fitnah belaka, mereka yang menjauhi satu persatu kembali mendekati HTI. Ketika akan diselenggarakan konferensi di Stadion Delta, mereka pun antusias untuk menyukseskan acara tersebut. Namun rupanya, si pendengki mengeluarkan fitnah yang sama agar para ulama tidak ikut dalam konferensi itu. Jelas saja para ulama berang kepada si tukang fitnat tersebut.
Makanya, kajian rutin masalah umat yang diadakan si pendengki yang biasanya dihadiri tidak kurang dari 180 ulama itu kontan turun drastis menjadi 18 orang, setelah empat fitnah itu ia hembuskan kembali. Maka berangkatlah sekitar 13 bus yang masing-masing berisi 60 ulama dan santri dari Mumbulsari dan Ajung turut menyukseskan pengukuhan perjuangan penegakan syariah dan khilafah di Sidoarjo bersama Kyai Abduh.[] joko prasetyo
Abah Qayyum, Ulama dari Malang: Dulu Benci Kini Cinta
suara, retorika dan gaya penyampaian ceramah Abah Qayyum terdengar dan terlihat mirip almarhum KH Zainudin MZ. Pilihan katanya tegas, sederhana, dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Begitu juga ketika berorasi dalam acara silaturahim keluarga besar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Malang, Ahad (16/9) di Pondok Pesantren Sabilul Huda, Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur, dengan bahasa yang mudah dimengerti ia memaparkan konsekuensi ketika syariah Islam tidak diterapkan.
“Pada saat dicampakkannya Islam, maka hukum yang dijalankan oleh para penguasa adalah hukum laut yang dipindahkan ke darat. Paus makan hiu, hiu makan tongkol, tongkol makan teri. Yang paling susah adalah teri, harus makan apa? Teri itu masyarakat umum termasuk kita, ” ungkap ulama yang bernama resmi KH Abdul Qayyum dengan gaya yang mirip Zainuddin MZ di hadapan sekitar 2000-an ulama.
Maklum saja dai yang cukup piawai dan biasa berceramah di depan sekitar 2000-3000 peserta tablig akbar di berbagai kota dan desa Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, pada tahun 1990-an, memang muridnya Zainuddin MZ. Pada waktu yang bersamaan, ia juga belajar qiraah pada pakar qiraah internasional Muammar ZA selama 2 tahun di Lembaga Pendidikan Tilawatil Qur’an (LPTQ), Jakarta.
Saat ini aktif berdakwah dengan mengangkat isu sentral penegakan syariah dan khilafah. Penerapan syariah secara kaffah tentu membutuhkan sebuah institusi negara Islam yang disebut khilafah. Dan, ini harus ditegakkan melalui amal jamai. Amal jamai ini ada pada Hizbut Tahrir.
Menurutnya, dunia tanpa Hizbut Tahrir tidak akan tercipta generasi yang sanggup secara konsisten untuk menegakkan syariah dan khilafah. “Tegaknya syariah dan khilafah adalah kunci segala-galanya. Karena saya tidak kuat mikul sendiri, ya saya berjamaah bersama Hizbut Tahrir,” kata lelaki kelahiran Malang, 1 Januari 1966 tersebut dengan bangga.
Padahal dua tahun sebelum intensif berjuang bersama Hizbut Tahrir, ia sangat membenci Hizbut Tahrir. Di benaknya penuh dengan persepsi yang buruk tentang Hizbut Tahrir. Ini terjadi karena ia hanya mendengar informasi tentang partai Islam ideologis internasional tersebut dari sumber yang tidak representatif alias qiila wa qaala, atau “katanya bin katanya”.
Sehingga tafsir yang digunakannya adalah fathul jare (baca jare dalam logat Jawa yang berarti katanya) bukan Kitab Fathul Bari. Isinya tentu negatif semua. “Islam anti kekerasan tapi mengapa HT sering demo, apa yang didemo? Bukankah demo menjadi representasi dari kekerasan?” kata Abah Qayyum mencontohkan.
Seiring kecamuk pertanyaan, tak disangkanya pada tahun 2008, tiba-tiba seorang aktivis HTI Malang Abu Ridha berkunjung ke rumahnya. Abu Ridha pun memperkenalkan Hizbut Tahrir dan meminta dukungan dalam penegakan syariah dan khilafah.
Sejak saat itu, Abah Qayyum secara rutin mendapatkan berbagai terbitan Hizbut Tahrir seperti buletin al-Islam, tabloid Media Umat, dan majalah al-Waie. Namun tidak satu pun pemberian aktivis HT tersebut yang dibaca lantaran persepsi buruk tentang Hizbut Tahrir kuat melekat di benaknya. Obrolan tentang syariah dan khilafah pun ditanggapinya dengan sambil lalu.
Melihat keistiqamahan Abu Ridha yang rajin bersilaturahmi dan memberikan berbagai bacaan itu, muncul juga rasa penasaran. Akhirnya ia pun secara serius bertanya tentang syariah dan khilafah.
Penjelasan yang disampaikan terasa ada kesesuaian dengan apa yang diinginkannnya, terlebih disampaikan dengan tenang, tanpa emosi dan berlandaskan pada dalil.
Namun Abah Qayyum belum luluh. Sepulang aktivis HTI tersebut, ia langsung mengumpulkan kembali berbagai terbitan HTI terutama buletin Al Islam. Menurutnya, ini kesempatan untuk mencari kesalahan-kesalahan sebagai pembenar opini yang selama ini diterima. “Namun, semakin lama saya mencari kesalahan, semakin terpaut hati untuk membenarkan apa yang diperjuangkan oleh HT,” katanya penuh heran.
Selama 14 tahun nyantri di pesantren memang mendengar istilah khilafah dan khalifah. Tetapi ia tidak pernah mendapatkan pengajaran secara khusus tentang khilafah harus begini, khalifah harus begitu, termasuk hukum yang harus diterapkan itu ini, kalau tidak diterapkan dampaknya begini, solusinya begitu,” ungkap lulusan tahun 1992 Ponpes Raudlatul U’lum 2 Assanamiyah Ganjaran Gondang Legi, Malang.
Empat Alasan
Sejak saat itu, ia pun mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir. Tentu sambil melihat bagaimana keseriusan para aktivis HT berdakwah. Dari sini, ia menemukan alasan kenapa harus berjuang bersama Hizbut Tahrir dalam penegakan syariah dan khilafah.
Di antaranya, pertama, karena keikhlasan dan kesabarannya. Menurutnya, aktivis HT ikhlas, buktinya mereka tidak ada harapan sedikitpun ketika perjuangan selesai ingin memperoleh jabatan/kedudukan yang ingin diraih. Kesabaran para aktivisya juga terlihat dari berbagai aktifitas yang ia ikuti selama ini. Salah satunya ketika ia mengikuti para aktivis HT yang akan melakukan dakwah penyadaran tokoh umat di Lenggok Sono, Malang. Puluhan kilometer harus ditempuh. Jalan rusak, licin, gelap, dan menanjak. Tiba-tiba mobil tua yang ditumpangi ngadat. Tenggorokan kering sudah. Badanpun terasa lemah.
Dengan penuh kesabaran, mereka memperbaiki hingga perjalanan bisa dilanjutkan. “Saya berpikir, dakwah ini tidak ada yang membayar, tidak dapat beras, dan transportasi ditanggung sendiri. Kenapa mereka masih mau melakukan? Ini yang membuat saya semakin terkesan,” ungkapnya.
Kedua, karena daya juang yang tidak takut risiko. Buktinya, dakwah amar ma’ruf nahi munkar disampaikan pada semua level masyarakat, DPR, eksekutif, legislatif, militer, ulama, hakim, pengusaha, pelajar dan lainnya.
Ketiga, tertarik konsep atau ide yang ditawarkan oleh Hizbut Tahrir. Menurutnya, ide-ide yang ditawarkan oleh Hizbut Tahrir adalah ide para al anbiya dalam penegakan kalimat Allah.
Keempat, adanya perasaan malu pada Allah SWT. Menurutnya, Islam sudah diturunkan. Berbagai fasilitas informasi terkait Islam (wajibnya penegakan syariah dan khilafah, red.) sudah diterima dengan landasan yang sharih dan tegas. “Kenapa disuruh berbuat ikhlas tidak mau? Ini yang membuat malu pada diri sendiri,” ungkapnya.
Setelah dua tahun berinteraksi dengan Hizbut Tahrir, ia pun semakin sadar. Banyak perubahan, khususnya terkait bagaimana memandang persoalan umat. Masalah umat ternyata bukan hanya masalah furuiyyah seperti qunut dalam shalat dan tahlil tetapi masalah umat ternyata lebih karena tidak diterapkannya syariah Islam dalam bingkai khilafah.
“Tertundanya kewajiban shalat berefek secara individual. Namun, tertundanya penerapan syariah oleh khilafah akan berdampak pada kehidupan umat secara keseluruhan, baik terkait kebodohan, kemiskinan, kerusakan moral, keterbelakangan, penindasan oleh bangsa penjajah, dan lainnya,” ungkapnya mengutip pernyataan salah seorang aktivis HTI Malang yang menghentak kesadarannya.
Dulu, Abah Qayyum mengira ilmu sudah cukup dan tidak perlu ngaji lagi. Ternyata ini adalah pikiran yang salah dan cupik. Ternyata banyak pemahaman yang harus diluruskan dan diasah. “Inilah perlunya halqah,” simpulnya.
Menyadari itu, pada 2010, ia pun menjadi aktivis HT dengan mengikuti kajian rutin sepekan sekali. “Sekarang saya halqah di HT mengkaji kitab Nidzam Al Islam bab terakhir, masru’ dustuur,” katanya dengan bangga. Nidzam Al Islam adalah kitab pertama dari 24 kitab yang diterbitkan HT untuk diajarkan kepada setiap aktivisnya.
Sehingga dai yang tadinya merasa berdakwah sudah cukup pada masyarakat awam, kini, ia merasa terpanggil untuk berdakwah pada para ulama, yang sejatinya adalah pewaris para nabi tetapi belum turut mendakwahkan penerapan Islam secara total dalam bingkai khilafah.
“Oleh karena itu, saya menghimbau kepada para ulama. Tanamkan sifat malu diri sendiri kepada Allah SWT jika tidak berjuang untuk menegakkan syariah dan khilafah bersama Hizbut Tahrir,” gugahnya.[] khusnudin/joy
Senin, 04 Maret 2013
Yang harus dipirkan setelah lulus Uan ?
Biasanya akan terpikirkan dalam
benak para pelajar apa yg akan dilakukan setelah lulus sekolah. Apakah
melanjutkan ke bangku kuliah ataukah langsung bekerja, atau bagi yg putri
ataukah langsung nikah ;-). Hal-hal tersebut memang penting untuk dipikirkan, untuk
kelangsungan masa depannya. Namun tulisan sederhana ini tidak mengambil porsi
untuk membahas hal-hal tersebut. Namun menyoroti pada sisi lain dari sudut kehidupan ini.
Apa yang terpikir dalam benak
kita ketika mendengar kata “ jepang “ ? ketika mendengar kata “ jepang “ maka
yg terpikir dalam benak kita biasanya akan terpikr negaranya maju, saintek yg
pesat, produk elektronik yg menguasai pasar, orangnya cerdas, orang-orangnya
pinter dll. Tapi tahukah kita bahwa beberapa laporan menyebutkan bahwa negara
jepang adalah pemilik rekor no 1 angka bunuh diri terbanyak di dunia ? lho kok
?
Belum lekang dalam ingatan kita
ada anak Sekolah dasar yg bunuh diri hanya karena tidak bisa membayar biaya study
tour wisata ,atau kasus-kasus berita bunuh diri yg serupa.
Sekali lagi, selain berpikir
tentang masa depan kita setelah lulus ujian akhir nasional,maka ada hal yg juga
harus dipikirkan, apa itu ?
Saya, anda,dan kita semua adalah
manusia yg menghuni planet bumi ini. Kita manusia melalui proses penciptaan
kehidupan dari pertemuan ovum dan sperma dalam rahim, memulai kehidupan sampai
akhirnya terlahir di dunia. Bersama makhluk hidup lainya ( hewan, tumbuhan )
kita manusia bagian dari ekosistem planet bumi ini, dan bumi ini adalah salah satu
planet diantara ratusan planet lainya yg merupakan bagian dari alam semesta
ini. Satu fakta yg sering kita temui adalah bahwa tetangga kita atau saudara
kita, atau bahkan orang yg tidak kita kenal meninggalkan dunia ini. Coba sering
jalan ke rumah sakit,akan banyak kita temui berita kematian.
Dari pemaparan sedikit ilustrasi
di atas maka adalah suatu hal yg sangat fundamental untuk berpikir menjawab 3 hal :
1. dari
mana asal alam semesta, manusia,dan kehidupan ini ? dengan kata lain apakah
pencipta itu ada atau tidak ?
2. untuk
tujuan apa manusia diciptakan ?
3. kemana
manusia setelah mati ?
sekali lagi, selain memikirkan
apa yg harus kita lakukan setelah lulus ujian, penting untuk memikirkan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut. Jika anda abai untuk memikirkan pertanyaan hal- hal di
atas saya khawatir maka anda akan mengalami nasib seperti orang jepang dan anak SD yg bunuh diri tersebut,
anda pinter namun tidak mempuyai prinsip
pandanga yg kokoh dan benar tentang
hakikat kehidupan yg sedang dijalani di dunia ini.
Tulisan ini hanya sekadar
pengantar untuk membangkitkan para pembaca untuk memulai memikirkan hal
mendasar tersebut. Selamat berpikir ;-)
Tapi kalau ingin memperoleh
jawaban yg cemerlang insyaAllah saya siap jadi sukarelawan untuk berdiskusi
dengan anda dalam menjawab pertanyaan “Yang harus dipirkan setelah lulus Uan ?”
;-)
Wonosobo, ba’da isya,19-02-2012
Pemikiran Islam
Definisi pemikiran
Islam
“ al-fikrul islamiy huwal hukmu
‘alawaaqi’i min wijhatin nadzril islami “ ( pemikiran Islam adalah upaya
melihat fakta dari sudut pandang Islam )
Dengan demikian pemikiran Islam
mengandung 3 hal, yakni :
1. Fakta
( al-waqi’ )
2. Hukum
3. Keterkaitan
fakta dengan hukum
Fakta dapat berupa benda maupun
perbuatan. Fakta berupa benda memiliki 2 macam hukum yakni mubah ( halal ) dan
haram. Contoh ; buah anggur itu mubah ( halal ), sedangkan khamer hukumnya
haram. Dalam konteks benda ada sebuah kaidah syariat yg diambil dari
nash-nash Al-Qur’an dan Hadist, yakni : “ al-ashlu
fil asy-yaa il ibakhatu maa lam yarid
daliiluttakhrim “ ( hukum asal setiap benda adalah mubah, kecuali ada dalil yg
mengharamkanya )
Fakta dapat juga berupa
perbuatan. Fakta berupa perbuatan maka hukumnya ada 5, yakni Fardhu ( wajib ),
mandub ( sunah ), mubah, makruh, haram. Contoh
; shaum ramadhan hukumnya wajib,
shadaqah hukumnya sunnah ( mandub ), makan roti hukumnya mubah,
berbicara di WC hukumnya makruh, dan riba itu haram. Dalam konteks perbuatan
ada sebuah kaidah syariat yg diambil dari nash-nash Al-qur’an dan hadist, yakni
: “
al-ashlu fil af’al at-taqayyadu “ ( hukum asal setiap perbuatan adalah terikat
( dengan hukum syara’ )
Hukum atas fakta, baik fakta itu
berupa benda ataupun perbuatan harus diambil dari dalil-dalil syariat, yaitu
dari kitabullah dan sunnah rasul, dan apa-apa yg ditunjukkan oleh kitabullah
dan sunnah rasul, yaitu ijma’ shahabat da Qiyas.
Pemikiran islam ada 2 macam,yakni :
1. Pemikiran
yg berkaitan dengan akidah, seperti
pemikiran tentang rukun iman
2. Pemikiran
yg berkaitan dengan hukum syariat yg bersifat praktis, seperti persoaln jihad,
shalat dll...
Sumber : kitab Dirasat fi al-fikri al-islami, karya
syaikh Muhammad Husain Abdullah.
Pacekelan, purworejo 15/02/2013
Maulid Nabi
Maulid nabi merupakan wujud
kecintaan kaum Muslim terhadap Nabi Muhammad SAW. Sebagai sebuah perayaan
memang terdapat Khilafiyah dikalangan para Ulama’, ada yg membolehkan ada yg
tidak. Begitupun banyak versi terkait awal munculnya maulid nabi SAW. Dalam tulisan ringan ini saya tidak berposisi
untuk menyalahkan salah satu pihak, tulisan ringan ini hanya ingin menyoroti
sisi lain dan menumpahkan sedikit uneg-uneg yg ada di dalam benak terkait
maulid nabi.
Dulu ketika saya masih kecil saya
bersama temen-temen satu kampung sering
melakukan maulid Nabi. Karena saya waktu itu adalah salah satu santri di
madrasah tempat saya ngaji yg ada di desa. Maulid nabi yg diadakan dalam bentuk
pengajian umum dan bersifat terbuka. Acaranya pun disetiap RW saya lihat juga
sama, mulai dari MC yg membuka acara membawakan runtut acara yg akan diikuti,
kemudian pembukaan dengan membaca al-fatihah bersama-sama, kemudian tilawatil
Qur’an, kemudian sambutan-sambutan, kemudian pembacaan Tahlil dipimpin oleh
ustadz setempat, kemudian pembacaan al-Barzanji, setelah itu istirohat (
makan-minum dikeluarkan oleh panitia ), setelah itu baru masuk acara inti
tausiyah dari ustadz/kyai/ulama’ yg diundang untuk ngisi pengajian tersebut,dan
setelah itu ditutup dengan do’a penutup. Selesai ;-) trus waktu pengajian saya posisinya dimana ?
pas waktu SD-SMP kelas 1 saya bersama teman-teman santri-santriwati biasanya
menghibur peserta pengajian dengan unjuk pentas seni santri, berupa pementasan
syair atau shalawat,atau ada juga yg berupa hadroh. Kalau pas SMA-Kuliah Posisi
saya angkut-angkut makanan untuk peserta pengajian bersama tim panitia yg lain
saat sesi istirohat.
Dari sisi pendanaan untuk acara
ini berasal dari iuran warga di RW setempat, untuk makanan setiap Kepala
keluarga di RT/RW setempat bisa ikut andil dengan membuat shodaqohan untuk para
peserta pengajian,klo di RW tempat saya tinggal biasanya setiap KK memberikan
shodaqohan 10 bungkus makanan ( tapi bagi yg ampu saja lho ). Masyarakat juga
berbondong-bondong memberikan kontribusinya, ada yg mahir masalah sound system
maka akan memberikan keahlianya,ada yg pinter qiro’ maka akan memberikan
kehalianya membaca qur’an dsb.., acara ini juga oleh panitia di masjid
masing-masing direncanakan jauh hari,satu bulan sebelum acara tersebut.
Kalau dilihat acara maulid ini
tidak berbeda jauh dengan acara-acara pengajian yg lainya yg membutuhkan
perencanaan jauh hari, membutuhkan kepanitiaan dll...
Mungkin pengalaman saya ini
berbeda dengan siapa saja yg membaca tulisan saya ini, apalagi jika mungkin
diantara pembaca ada yg belum pernhg mengikuti maulid nabi, namun bukan itu yg
ingin saya jadikan fokus dalam tulisan sederhana ini. Lha trus apa ?
Biasanya MC ketika membawakan
acara akan mengatakan bahwa ACARA INTI
dari maulid nabi adalah Tausiyah dari
Ustadz......., Mau’idzoh Hasanah dari Kyai......., jika melihat apa yg disampaikan MC maka
sebenarnya acara intinya adalah penyampaiaan materi kajian dari para da’i. Dan yg unik saya
amati,biasanya para Da’i yg mengisi pengajian datangnya pas menjelang ketika
Da’i tersebut mau menyampaikan materi,bahkan sering diantaranya terlambat dari
jadwal yg telah ditentukan. Walupun tidak sedikit Da’i yg datang tepat waktu. Menurut saya ini
yg penting untuk kita cermati, yakni berkaitan dengan “ Materi pengajian “.
Mengapa penting untuk dicermati
dari sisi “ Materi Pengajian “ ? ingat bahwa maulid nabi diadakan setiap tahun.
Sebagai sampel saja, di desa saya tempat saya tinggal ada 8 RW ( 8 Dusun ), dan
setiap RW/ dusun mengadakan maulid, jadi dalam satu bulan rabiul awwal ada
minimal 8X pengajian, mengapa minimal 8X pengajian ? karena mushala-mushala
kecil kadang banyak juga yg mengadakan pengajian maulid. Itu baru satu desa.
Belum lagi satu kabupaten kota, belum lagi jika diitung jumlahnya per-provinsi,
ada yg mau bantu saya ngitung jumlah pengajian maulid di seluruh negeri
ini J
? mengingat juga acara maulid nabi ini juga bersifat transnasional, dibeberapa
negeri-negeri muslim yg lainya juga mengadakan maulid nabi, artinya pengajian
maulid nabi ini diadakan dalam jumlah yg sangat banyak............
Kembali berkaitan dengan konten
acara inti “ Materi pengajian “ yg penting untuk kita cermati.
Sedikit penjelasan. Islam adalah
sebuah din ( agama/syatem ) yg diturunkan oleh Allah SWT untuk mengatur
hubungan manusia dengan sang penciptanya meliputi aqidah dan ibadah, mengatur hubungan manusia dengan dirinya
sendiri meliputi akhlak, pakaian,makan/minum, mengatur hubungan sesama manusia
meliputi muamalat dan uqubat ( sistem ekonomi, politik luar/dalam negeri,
sistem pergaulan, sistem pendidikan, sistem pemerintahan, sistem persanksian
). Dengan Islam inilah Rasulullah
merubah sistem jahiliah yg meliputi bangsa arab dari kegelapan menuju cahaya,
dari penyembahan kepada makhluk menuju hanya penyembahan pada sang pencipta
semata ( Allah SWT ). Islam adalah din/system yg sempurna yg menjadi solusi
terhadap berbagai macam problematika. Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.
Disaat rasul kita Rasulullah
dilecehkan dan dihinakan adakah da’i yg menjelaskan dalam materi pengajianya
tentang bagaimana islam menghukumi pelaku penghina Rasulullah ? ketika bumi
palestina, Masjidil Aqsa kiblat pertama umat Islam,tempat Mi’raj rasulullah dibombardir
oleh Zionis la’natullah adakah para da’i yg menjelaskan dalam materi
pengajianya bagaimana solusi islam terhadap persoalan palestine ini ? ketika
Umat islam di Rohingnya, suriah, mali,afgan, irak dll di bombardir tentara
kufur Amerika serikat adakah da’i yg menjelaskan dalam materi pengajianya
tentang solusi Islam terhadap persoalan-persoalan tadi ?? ketika pergaulan
bebas merajalela, aborsi dianggap biasa, kehamilan diluar nikah tambah banyak
adakah para da’i yg menjelaskan dalam materi pengajianya bagaimana Islam
menuntaskan masalah ini ? ketika sumber daya Alam di negeri ini dijarah oleh
perusahaan-perusahaan asing multinasioanal milik penjajah Amerika serikat
adakah para da’i yg menjelaskan dalam materi pengajianya yg menjelaskan
bagaimana solusi islam mengelola Sumber daya alam ? ketika penjajahan asing
lewat tangan para penguasa agen dengan Undang-undang yg dibuatnya menjerat
rakyat adakah para da’i yg menyerukan melalui pengajianya untuk menjelaskan
makar dan membongkar persekutuan para penguasa agen penajajah ? ketika
pemikiran-pemikiran kuffur pluralisme, demokrasi, liberalisme, sosialisme
materialisme, kapitalisme, sekularisme mencuci otak benak umat ini adakah para
da’i yg dalam materi pengajianya menjelaskan berbagai pemikiran-pemikiran kuffur
tersebut dan pandangan islam terhadapnya ??
ketika umat ini tercerai berai dalam ikatan nation-state nasionalisme yg
memporak-porandakan kesatuan umat islam adakah para da’i yg menjelaskan dalam
materi pengajianya akan wajibnya Khilafah islamiyah dan kewajiban
memperjuangkanya ?
Wonosobo,24/01/2013,Abu Syahmi
Langganan:
Postingan (Atom)