Suatu hari, lupa aku harinya, ditahun 2007. Aku diundang
seorang aktivis Islam untuk mengikuti sebuah daurah Islam di mushola sebuah
sekolah. Baru sampai pintu gerbang pintu sekolah aku disambut oleh salah
seorang aktivis Islam, mempersilahkan saya masuk ke area sekolah. Diantarlah saya
ke sebuah mushola yang bertempat di bagian belakang sekolah. Waktu itu
menunujukan sekitar pukul 15.30 wib. Seperempat jam kemudian belum belum
dimulai. Aku mulai bertanya-tanya, kok belum dimulai ya ?
Aku memberanikan diri untuk bertanya, pada salah seorang
aktivs islam yg menyambutku dan menemaniku duduk, kok belum dimulai ? Dijawab
aktivis islam tadi, masih nunggu peserta kajian yang lainya. Aku mulai sadar
bahwa aku perserta yg hadir paling awal, dan setengah jam menanti belum ada
yang lainya. Tapi bagiku itu tidak penting, yg terpenting bagiku adalah bahwa
saya ingin mencari ilmu,dan ikut andil bagian dalam pergerakan dakwah.
15 menit kemudian datanglah salah seorang kawan mahasiswa
dari salah satu kampus ternama di kota pensiunan, kawan saya ini juga seorang aktivis
Mahasiswa dan juga aktifis HMI. Kemudian datanglah seorang dua peserta tua,
seorang guru,dan juga seorang wiraswasta. Singkat cerita kajian dimulai. Materi
peertamna adalah berjudul Aqidah Islam, pematerinya adalah aktivis Islam yg
sedari awal menyambut dan menemaniku duduk.
Materi satu selesai dilanjutkan materi ke dua, berjudul
Syariah islam. Materi ini nyambung materi pertama akidah. Pematerinya adalah
seorang ustad muda. Kemudian disambung materi ke tiga, yakni materi Dakwah yg
diisi oleh yang aku diberi tahu bahwa beliau adalah mas’ul ( penaggung jawab ) sebuah
Partai islam Internasional. Beliau menjelaskan materi dakwah Siyasi.
Singkat cerita selesai kajian sebelum acara inti, buka
bersama J
saya bersama peserta yg lainya diajak untuk mengkaji islam secara rutin dalam
bentuk halqah pekanan, kami ditanya satu persatu. Kawan saya yg dari HMI menyatakan
belum bisa, dua orang berumur menyatakan ragu-ragu bisa. Hanya satu yg menajwab mantap, “ Ya “,
yg tak lain adalah yg nulis tulisan ini, hehe..
Daurah Ramadhan 2007 itu ditutup dengan buka bersama, dengan
lauk nasi padang. Alhamdulillah..
NB : Sedikit cerita awal aku berkenalan dengan Hizbut
Tahrir.
Wonosobo, Jamal pertama Juli 01/07/’15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar