Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Rabu, 01 Juli 2015

Ramadhan 2007








Suatu hari, lupa aku harinya, ditahun 2007. Aku diundang seorang aktivis Islam untuk mengikuti sebuah daurah Islam di mushola sebuah sekolah. Baru sampai pintu gerbang pintu sekolah aku disambut oleh salah seorang aktivis Islam, mempersilahkan saya masuk ke area sekolah. Diantarlah saya ke sebuah mushola yang bertempat di bagian belakang sekolah. Waktu itu menunujukan sekitar pukul 15.30 wib. Seperempat jam kemudian belum belum dimulai. Aku mulai bertanya-tanya, kok belum dimulai ya ?


Aku memberanikan diri untuk bertanya, pada salah seorang aktivs islam yg menyambutku dan menemaniku duduk, kok belum dimulai ? Dijawab aktivis islam tadi, masih nunggu peserta kajian yang lainya. Aku mulai sadar bahwa aku perserta yg hadir paling awal, dan setengah jam menanti belum ada yang lainya. Tapi bagiku itu tidak penting, yg terpenting bagiku adalah bahwa saya ingin mencari ilmu,dan ikut andil bagian dalam pergerakan dakwah.

15 menit kemudian datanglah salah seorang kawan mahasiswa dari salah satu kampus ternama di kota pensiunan, kawan saya ini juga seorang aktivis Mahasiswa dan juga aktifis HMI. Kemudian datanglah seorang dua peserta tua, seorang guru,dan juga seorang wiraswasta. Singkat cerita kajian dimulai. Materi peertamna adalah berjudul Aqidah Islam, pematerinya adalah aktivis Islam yg sedari awal menyambut dan menemaniku duduk.

Materi satu selesai dilanjutkan materi ke dua, berjudul Syariah islam. Materi ini nyambung materi pertama akidah. Pematerinya adalah seorang ustad muda. Kemudian disambung materi ke tiga, yakni materi Dakwah yg diisi oleh yang aku diberi tahu bahwa beliau adalah mas’ul ( penaggung jawab ) sebuah Partai islam Internasional. Beliau menjelaskan materi dakwah Siyasi.

Singkat cerita selesai kajian sebelum acara inti, buka bersama J saya bersama peserta yg lainya diajak untuk mengkaji islam secara rutin dalam bentuk halqah pekanan, kami ditanya satu persatu. Kawan saya yg dari HMI menyatakan belum bisa, dua orang berumur menyatakan ragu-ragu  bisa. Hanya satu yg menajwab mantap, “ Ya “, yg tak lain adalah yg nulis tulisan ini, hehe..

Daurah Ramadhan 2007 itu ditutup dengan buka bersama, dengan lauk nasi padang. Alhamdulillah..

NB : Sedikit cerita awal aku berkenalan dengan Hizbut Tahrir.


Wonosobo, Jamal pertama Juli 01/07/’15

Tidak ada komentar: