Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Rabu, 14 Maret 2012

mentoring ideologis ( 1 )



pernah suatu ketika akan ngisi tutorial di sebuah SMA di Purworejo, setelah sholat 'asar sambil menunggu peserta siswa tutorial datang penulis berdiskusi kecil dengan kepala sekolah SMA tersebut. singkat cerita kepala sekolah tersebut bertanya " mau dibawa anak-anak rohis ini ?" waktu itu dijawab spontan : " setidak-tidaknya jika mereka tidak lulus sekolah mereka tidak bunuh diri !".  tampaknya kepala sekolah tersebut keheranan : "maksudnya ?" sambil mengernyitkan dahi. kesempatan ini penulis gunakan untuk menyampaikan problematika remaja,pemuda,terkhusus anak-anak sekolah. bincang-bincang singkat yg hanya berlangsung sekitar 20 menitan kepala sekolah mengatakan : " saya dukung mas, ini adalah pembentukan karakter yg harus didukung semua pihak,  pembentukan character building ".

pada kesempatan yg lain,setelah ba'da isya'  ketika melakukan mutaba'ah dengan seorang anggota kelompok mentoring mahasiswa yg saat itu diadakan pertemuan di masjid agung purworejo, ketika proses mentoring ini berjalan tiba-tiba didatangi seorang yg sudah cukup tua, setelah mengucapkan salam bapak tua tadi bertanya : " lagi ada apa ini kumpul-kumpul ?". setelah dipersilahkan duduk, kami berkenalan. penulis memperkenalkan bahwa penulis adalah syabab Hizbut Tahrir,dan apa yg dilakukan saat itu adalah proses mentoring. dan kebetulan saat itu saya berikan pada beliau dan satu buletin Al-Islam,  format form mutaba'ah tentang eveluasi shalat tahajjud, shalat dhuha, shalat rawatib, baca qur'an, baca buku mutabannat, puasa sunnah, target kontak, target tebar Al-islam dll..   setelah sedikit menjelaskan sedikit proses mentoring, sedikit bercerita tentang tujuan mentoring, pentingnya proses mentoring, dan tak lupa mengungkap kehancuran kaum muda, sang bapak tadi terlihat manggut-manggut, beliau yg seorang pensiunan guru MI berkata : " bagus mas, pemuda harus rajin ngaji, saya senang sekali masih ada pemuda yg peduli dengan masalah ke-umatan, andaikan saya masih muda mas...,tapi sekarang saya sudah tua". pembicaraan dengan beliau sang bapa tua cukup lama sekitar 1 jam, penulis minta no telp beliau, dan alhamdulillah beliau mengundang penulis untuk datang ke rumahnya.

dua cerita di atas setidaknya memberitahukan kepada kita betapa pentingnya proses mentoring untuk anak-anak muda. mentoring ini biasanya dilakukan di sekolah-sekolah atau kampus. ditengah kehidupan yg berada dalam hegemoni sistem batil kapitalisme-sekular kaum muda muslim mudah terjebak dalam lembah kenestapaan kemaksiatan. pergaulan bebas, maraknya geng-geng rusak, kriminalitas, dan seabrek problematika kaum muda semakin menambah pentingnya proses pembinaan dalam mentoring.

pembinaan dalam mentoring harus mempunyai target yg jelas, disinilah diperlukan musyrif/tutor/murabbi yg paham secara jelas dengan proses ini, karen seorang musyrif adalah pengendali utama dalam kelompok mentoring yg ia bina, mau diarahkan kemana bergantung dengan pembinanya/musyrif. tujuan dari mentoring ini adalah pementukan syakhsiyyah ( kepribadian yg tangguh ) yg tiada lain adalah terentuknya seorang binaan yg ber-syakhsiyyah islamiyah, dimana aqliyah ( pola pikir ) dan nafsiyyyah ( pola sikapnya ) selallu berkait dengan akidah Islam.

titik awalnya adalah  memang sangat bergantung dengan syakhsiyyah para tutor itu sendiri, sejauh mana internaisasi ideologi Islam ada dalam jiwanya, yg artinya sebelum mengisi proses mentoring ini, para Musyrif mereka juga pernah mengikuti proses ini,sehingga ia paham betul bagaimana proses ini berjalan, dan sarana-sarana yg diperlukan untuk mencapai tujuan...

YUk ikut mentoring.....? Yuk..

Wonosobo, 14/03/2012




 














Tidak ada komentar: