Baru-baru ini cukup ramai diperbincangkan terkait ulasan metro TV tentang “pola rekrutmen teroris muda “ yang sasaranya adalah
anak-anak muda yg semangat mengkaji Islam atau yg lebih khusus para pelajar yg
aktiv di rohis di sekolah-sekolah umum. Cukup menarik untuk membaca wacana
dibalik isu kriminalisasi rohis ini,yakni dengan menyamakan aktivitas di rohis
yg berarti membina untukk menjadi teroris.
Istilah teroris sendiri tidak bebas makna, istilah ini cukup populer pasca peristiwa 11/09 peledakan menara WTC-pentagon di USA. Setelah peristiwa peledakan menara WTC-pentagon yg penuh konspirasi, Amerika sebagai negara Penjajah yg menghegemoni dunia saat ini membagi dunia menjadi 2 kutub,satu kutub bersama amerika yg berarti ambil bagian dalam perang melawan teroris,dan satu kutub yg lain menjadi bagian yg pro dengan teroris,yg artinya menjadi musuh USA.
Dan tampaknya penguasa negeri ini meng-amini apa yg diyatakan oleh Bush,
ini bisa dilihat dari berbagai macam istilah yg ditelorkan oleh penguasa dengan
istilah deradikalisasi dengan alat BNPT ( Badan Nasional penanggulangan Teroris
) sebagai salah satu bentuk instrumen negara dalam perang melawan teroris.
Deradikalisasi itu sendiri merupakan bagian dari komitment anggota PBB dalam
rangka perang melawan terorisme ( war on terorism ),dan Indonesia adalah bagian
dari anggota PBB.
Dari sini dapat dilihat bahwa pernyataan metro Tv yg menyebut pola
perekrutan teroris muda di sekolah adalah bagian dari perang melawan terorisme
yg itu senyatanya adalah merupakan agenda global yg dipimpin oleh Amerika
serikat,dan negara-negara barat lainya.
Dalam konteks agenda Global dengan instrumen yg berbeda di masing-masing
negara dalam perang melawan teroris ini patut untuk kita perhatikan sebenarnya
apa yg dimaksud dengan “ teroris “ dan calon teroris muda “ini ? ingat sekali
lagi bahwa istilah teroris ini tidak bebas makna. Dalam konteks inilah patut
untuk kita perhatikan pernyataan para penguasa negara-negara penjajah barat
sehingga kita bisa memahami apa maksud sebenarnya dengan yg dimaksud teroris
muda.
Unutk melihat apakah yg dimaksud oleh barat dengan ancaman teroris Simak pernyataan-pernyatan
ini :
Putin, Presiden Rusia, pada bulan Desember tahun 2002 mengumumkan, “Terorisme
internasional telah mengumumkan peperangannya atas Rusia dengan tujuan merampas
sebagian wilayah Rusia dan mendirikan Khilafah Islamiah”. Pada kesempatan itu,
Putin berbicara dalam sebuah acara dialog di sebuah setasiun televisi yang
disiarkan secara langsung (live). Pada keempatan itu ia menjawab lima puluh
pertanyaan yang terpilih diantara dua juta pertanyaan via telepon dari penduduk
Rusia.
Situs, “Mufakkirah al-Islâm www.islamemo.com pada
akhir 2002 M memberitakan sebuah kabar dengan judul “Lembaga Inteljen Jerman
Memperingatkan Berdirinya Khilafah”. Dalam situs itu tertulis sebagai berikut:
“Kepala Lembaga Inteljen Jerman, August Hanning, melakukan penelusuran di
beberapa negara Arab yang dimulai dari wilayah Teluk dimana disana ia bertemu
dengan beberapa pemimpin lembaga-lembaga inteljen Arab. Set data Iraq dan
kelompok Fundamentalis Islam adalah merupakan topik yang paling menonjol bagi
seorang lelaki yang mengepalai salah satu dari kegiatan lembaga-lembaga
inteljen negara itu. Dalam kaitannya dengan kelompok fundamentalis Islam, para
pengamat inteljen Jerman mengkhawatirkan, mengantisipasi (dan meramalkan) akan
munculnya serangan yang meluas dari ribuan pendukung gerakan-gerakan Islam di
Uzbekistan, Tajikistan dan Kyrgyz dengan tujuan mendirikan Daulah Khilafah
Islamiah di wilayah tersebut. Para eksekutif Jerman memberikan kepercayaan dan
kredibilitas yang amat besar terhadap kehawatiran, antisipasi (dan ramalan)
lembaga-lembaga inteljen tersebut”.
Henry
Kissinger dalam sebuah pidatonya di India pada 6 November
2004 M dalam Konfrensi Hindustan Times yang kedua, kepada para pemimpin ia
menyampaikan, “Ancaman-ancaman itu sesungguhnya tidak datang dari teroris,
sebagaimana yang kita saksikan pada 11 September. Akan tetapi, ancaman itu
sesungguhnya datang dari Islam fundamentalis ekstrim yang berusaha
menghancurkan Islam moderat yang bertentangan dengan pandangan pandangan
kelompok radikal dalam masalah Khilafah Islamiah”.
Kissinger juga mengatakan, “Musuh utama, sejatinya
adalah kelompok ekstrim Fundamentalis yang aktif dalam Islam dimana dalam saat
yang sama ingin mengubah masyarakat Islam moderat dan masyarakat lain yang
dianggap sebagai penghalang penegakan Khilafah”. (Surat Kabar Newsweek edisi
VIII November 2004)
Surat kabar al-Hayât, pada 15/01/2005 M,
mempublikasikan sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Reuters di Washinton.
Laporan itu berisi prediksi-prediksi berdasarkan pada hasil muyawarah yang
dihadiri oleh seribu ahli dari lima benua seputar ramalan masa-masa yang akan
datang hingga 2020 M. Laporan itu bertujuan untuk mewujudkan kontribusi dari
para intelejen dan politisi untuk menghadapi tantangan-tantangan tahun-tahun
yang akan datang. Laporan itu menghawatirkan “masih terus berlangsungnya
serangan terorisme”. Laporan itu membicrakan tentang empat skenario yang
mungkin akan terus berkembang di dunia. Skenario ketiga yang diperingatkan oleh
laporan itu adalah al-Khilafah al-Jadîdah (Khilafah Baru Yang Akan Muncul).
Demikian laporan itu menyebutnya.
Mantan perdana mentri Inggris, Tony Blair, di
hadapan Konferensi Umum Partai Buruh pada 16/07/2005 M mengatakan, “Kita
sesungguhnya sedang menghadapi sebuah gerakan yang berusaha melenyapkan negara
Israel dan mengusir Barat dari dunia Islam serta menegakkan Daulah Islam
tunggal yang akan menjadikan syari’at Islam sebagai hukum di dunia Islam
melalui penegakan Khilafah bagi segenap umat Islam”.
Pada 06/10/2005 M, dengan terang-terangan Bush
mengisyaratkan adanya strategi kaum Muslim yang bertujuan mengakhiri
campurtangan Amerika dan Barat di Timur Tengah. Bush mengatakan, “Sesungghunya,
ketika mereka menguasai satu negara saja, hal itu akan menarik (menghimpun)
seluruh kaum Muslim. Dimana hal ini akan memungkinkan mereka untuk
menghancurkan seluruh sistem di wilayah-wilayah itu, dan mendirikan kerajaan
fundamentalis Islam dari Spanyol hingga Indonesia”.
Mentri Dalam negeri Inggris, Charles Clark, dalam
sebuah sambutannya di Institute Heritage mengatakan, “Tak mungkin ada kompromi
seputar kembalinya Daulah Khilafah, dan tidak ada perdebatan seputar penerapan
syari’at Islam”.
Dalam sebuah pidatonya kepada bangsa Amerika, pada
08/10/2005 M, George
W.Bush mengatakan dengan tegas, “Para pasukan perlawanan
bersenjata itu menyakini bahwa dengan menguasai satu negara, mereka akan dapat
menuntun bangsa Islam dan menghancurkan seluruh negara moderat di
wilayah-wilayah itu. Dari situ, mereka akan mendirikan sebuah kerajaan Islam
ekstrim yang membentang dari Spanyol hingga Indonesia”.
Pada 05/12/2005 M, menteri pertahanan Amerika, Donald Rumsfeld, dalam
sebuah komentarnya seputar masadepan Iraq –pada saat itu ia berada di
Universitas John Hopkins –mengatakan, “Iraq tak ubahnya adalah tempat lahirnya
Khilafah Islamiah baru yang akan membentang mencakup seluruh Timur Tengah dan
akan mengancam pemerintahan-pemerintahan resmi di Eropa, Afrika dan Asia.
Inilah rencana mereka. Mereka telah menegaskan hal ini. Kita akan mengakui
sebuah kesalahan yang amat menakutkan jika kita gagal mendengar dan belajar”.
Surat kabar Milliyet Turki, pada 13/12/2005 M,
dengan mengutip dari The New York Times menyebutkan bahwa, “Para pemimpin dalam
pemerintahan Bsuh, akhir-akhir ini terus menerus mengulang-ulang kata Khilafah
seperti permen karet. Pemerintahan Bush kini menggunakan kata Khilafah untuk
menyebut kerajaan Islam yang pada abad ke VII membentang dari Timur Tengah
hingga Asia Selatan, dan dari Afrika utara hingga Spanyol”.
Seorang komentator
Amerika, Karl Vic
di surat kabar Washinton Post, 14/01/2006 M menulis sebuah laporan yang amat
panjang dimana di dalamnya ia menyebutkan bahwa “kembalinya Khilafah Islamiah
yang selalu diserang oleh presiden Amerika, George Bush, benar-benar sedang
menggema di tengah-tengah mayoritas kaum Muslim”. Karl Vic juga menuturkan
bahwa, “kaum Musilin (saat ini) memang benar-benar menganggap diri mereka
bagian dari satu umat yang akan membentuk esensi Islam, sebagaimana mereka
melihat Khalifah adalah sebagai sosok yang layak untuk mendapatkan
penghormatan”. Sang komentator ini memberikan isyarat bahwa, “Hizbut Tahrir
yang bergerak berbagai negeri lintas dunia itulah yang dengan terang-terangan
menegaskan bahwa tujuannya adalah mengembalikan Khilafah sebagaimana masa
dahulu”.
Pada 05/09/2006 M, George W.Bush kembali
membicarakan Khilafah. Bush mengatakan, “Mereka itu sesungguhnya berusaha
menegakkan kembali negara mereka yang amat unggul, Khilafah Islamiah. Dimana,
semuanya akan dipimpin dengan ideologi yang sangat dibenci itu. Sistem Khilafah
itu akan mencakup seluruh negeri-negeri Islam yang ada saat ini”.
Dalam konfrensi pers di gedung putih yang
terselenggara pada 11/10/2006 M, Bush junior itu membicarakan tentang, “sebuah
dunia dimana di dalamnya kelompok ekstrim berupaya merekrut para intlektual
untuk merevolusi pemerintahan moderat dan mendirikan Khilafah sebagai
gantinya”. Bush menambahkan, “Mereka menginginkan kita pergi, mereka ingin
merevolusi pemerintahan dan mereka ingin membentangkan Khilafah Idiologis yang
tidak memiliki prinsip-prinsip kebebasan alami dalam keyakinannya.
Situs pemberitaan Gedung Putih pada 20/10/2006 M,
mempublikasikan sebuah ungkapan George Bush, “Orang-orang fundamentalis itu
bercita-cita mendirikan Daulah Khilafah sebagai sebuah negara hukum dan
menginginkan menyebarkan akdiah mereka dari Indonesia hingga Spanyol”.
Mentri pertahanan Amerika, Donald Rumsfeld, dalam
sebuah acara perpisahannya mengatakan “Mereka ingin menghancurkan dan menggoyahkan
sistem pemerintahan Islam moderat dan mendirikan Daulah Khilafah”.
Pada 24/08/2007 M,
Presdiden Prancis, Sarkozy,
mengatakan, “Rasanya tidak perlu menggunakan bahasa kayu (kekerasan). Sebab,
konfrontasi semacam ini justru disukai oleh kelompok ekstrim yang bermimpi
menegakkan Khilafah dari Indonesia hingga Nigeria . Mereka tidak pernah
menerima bentuk keterbukaan apapun, mereka juga tidak pernah menerima
modernitas dan keberagaman apapun”. Demikian asumsi Sarkozy. Pada waktu ia juga
mengatakan, “Sesungguhnya tidak dapat diremehkan adanya kemungkinan konfrontasi
antara Islam dan Barat”.
Dari sini kita bisa memahami bahwa sebenarnya istilah teroris muda dialamatkan
pada mereka-mereka yg ingin Islam Kaafah, atau secara lebih Khusus untuk mereka
yg menginginkan tegaknya negara Khilafah Islamiyah. Ibarat gayung bersambut
dapat dimengerti bahwa apa yg dinyatakan oleh Metro TV terkait perekrutan calon
teroris muda yg dialamatkan ke Rohis adalah bagian dari agenda Global
membendung penegakan Khilafah islamiyah baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Oleh karena itu bagi para aktivis Dakwah terkhusus untuk mereka yg konsens
di Dakwah Sekolah,atau bagi mereka para pelajar yg aktiv di Rohis,& para
pembina Rohis tidak ada kata lain kecuali kita akan terus Dakwahkan islam
Kaafah, kita akan teruskan bahwa islam adalah ideologi bukan hanya sekedar ibadah
Ritual belaka,kita akan dakwahkan Islam adalah solusi bagi seluruh problematika
kehidupan, dan kita akan terus berjuang untuk melanjutkan kehidupan Islam
dengan tegaknya Khilafah Islamiyah.
Terkait dengan opini kriminalisasi Rohis ini, adalah penting untuk
membongkar & menjelaskan kepada masyarakat bahwa hal ini adalah termasuk
agenda global dari penjajah USA.
Untuk itu,Dakwah Sekolah Jalan terus ,Allahu Akbar !!
Oleh : Abu Syahmi ( LembagaDakwahSekolah LDS HTI Purworjo )
Wonosobo,16/09/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar