anakku yg Pertama
1.
Nasihat Agar Tidak Musyrik kepada Allah SWT
Disebutkan
kisahnya oleh firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 13)
Artinya :
"Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar". (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Lukman berpesan kepada anaknya sebagai orang yang paling disayanginya dan paling berhak mendapat pemberian paling utama dari pengetahuannya. Oleh karena itulah, Lukman dalam nasihat pertamanya berpesan agar anaknya menyembah Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan dengan sesuatu pun seraya memperingatkan kepadanya : (QS.Luqman [31]: 13)
Artinya :
"...Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar...." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Yakni
syirik adalah dosa yang paling besar. Sehubungan dengan hal ini, Bukhari telah
meriwayatkan hadits melalui 'Abdullah ibn Mas'ud ra,
قال
البخاري حدثنا قتيبة، حدثنا جرير، عن الأعمش، عن إبراهيم، عن علقمة ،عن عبد الله،
رضي الله عنه، قال: لما نزلت: الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ
بِظُلْمٍ، شق ذلك على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، وقالوا: أينا لم يَلْبس
إيمانه بظلم؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إنه ليس بذاك، ألا تسمع
إلى قول لقمان: يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ
عَظِيمٌ
Artinya :
"Al-Bukhari berkata, telah menerangkan kepada kami Qutaibah, (kata
Qutaibah) telah menerangkan kepada kami Jarir, dari al-A'masy, dari Ibrahim,
dari ’Alqamah, dari 'Abdullah ibn Mas'ud ra ia berkata, Ketika turun ayat : 'Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman,' hal
itu sangatlah memberatkan para sahabat, mereka berkata, 'Siapakah diantara kami
yang tidak mencampuradukkan keimanannya dengan kedzaliman?.' Maka Rasulullah
SAW bersabda, 'Sesungguhnya bukanlah demikian (pengertiannya seperti yang
kalian katakan), tidakkah kalian pernah mendengar ucapan Lukman: Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar.'" (Bukhari jilid II :
1995 : 287).
Syirik di
sini diungkapkan dengan perbuatan zalim. Mereka mencampur-adukkan iman mereka
dengan kezaliman, yakni dengan kemusyrikan.
Selanjutnya,
Lukman mengiringinya dengan pesan lain, yaitu agar anaknya menyembah Allah SWT
semata dan berbakti kepada kedua orang tua sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,
(QS.al-Isra [17]: 23)
Artinya :
"Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (Al-Qur'an dan
Terjemah Depag RI : 2005 : 284).
Dan
memang Allah SWT sering menggandengkan keduanya dalam al-Qur'an. (Ibnu Katsir
jilid III : 1990 : 428-429).
Penulis
tidak memasukkan ayat 14 dan 15 dari Qur'an surat Luqman sebagai wasiat Lukman
al-Hakim kepada anaknya karena memperhatikan tekstual ayat tersebut tidak
menggambarkan bahwa ayat tersebut adalah ucapan Lukam kepada anaknya, walau
demikian tetap kedua ayat tersebut menjadi nasihat bagi anak dari Lukman
al-Hakim dan anak dari orang tua muslim lainnya.
Firman
Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 14-15)
Artinya :
" Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian
Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
2.
Nasihat Agar Memegang Teguh Ketauhidan
Disebutkan
oleh firman-Nya, (QS.Luqman [31]: 16)
Artinya :
"(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag
RI : 2005 : 412).
Seandainya
amal sekecil dzarrah (biji kecil) itu dibentengi dan ditutupi berada
dalam batu besar yang membisu atau hilang dan lenyap di kawasan langit dan
bumi, maka sesungguhnya Allah SWT pasti akan membalasnya. Demikianlah karena
sesungguhnya Allah pasti akan membalasnya. Demikianlah karena sesungguhnya
Allah, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya dan tiada sebutir dzarrah
pun, baik yang ada di langit maupun di bumi, terhalang dari penglihatan-Nya.
Oleh sebab itulah disebutkan oleh firman-Nya, (QS.Luqman [31]:13)
Artinya :
"Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-Qur'an
dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Lathiifun, Maha Halus pengetahuan-Nya, sehingga segala
sesuatu tiada yang tersembunyi betapa pun lembut dan halusnya. Khabiirun,
Maha Mengetahui langkah-langkah semut sekecil apa pun yang ada di kegelapan
malam yang sangat pekat. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 428-429).
Jamaal
'Abdul Rahman mengutip pemaparan al-Qurthubi, diceritakan bahwa anak Lukman
al-Hakim bertanya kepada ayahnya tentang sebutir biji yang jatuh ke dasar laut,
apakah Allah mengetahuinya? Maka Lukman menjawabnya dengan mengulangi jawaban
semula yang disebutkan dalam firman-Nya,(QS.Luqman [31]: 16)
Artinya :
"(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag
RI : 2005 : 412). (Jamaal 'Abdul Rahman : 2005 : 341-342).
3.
Nasihat Agar Mendirikan Shalat
Lukman
al-Hakim terus-menerus memberikan pengarahan kepada anaknya dalam pesan
selanjutnya. Kisahnya disebutkan oleh firman-Nya, (QS.31:17)
Artinya :
"Hai anakku, Dirikanlah shalat...." (Al-Qur'an dan Terjemah
Depag RI : 2005 : 412).
'Aqimish-shalaata, dirikanlah shalat, lengkap dengan
batasan-batasan, fardhu-fardhu, dan waktu-waktunya. (Ibnu Katsir jilid III :
1990 : 430).
4.
Nasihat Agar Memiliki Keberanian Memerintah kepada Kebaikan
Pesan
Lukman al-Hakim yang keempat adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk
memerintah manusia untuk berbuat baik. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya :
"...dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik...." (Al-Qur'an
dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
5.
Nasihat Agar Memiliki Keberanian Mencegah Kemungkaran
Pesan
Lukman al-Hakim yang kelima adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk
mencegah orang-orang yang berada di sekitarnya berbuat kemungkaran. Firman
Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya :"...dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar...." (Al-Qur'an dan
Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Terhadap
pesan Lukman al-Hakim yang keempat dan kelima kepada anaknya di atas, Ibnu
Katsir memberikan keterangan, Wa'mur bi'l-ma'ruufi wanha 'ani'l-mungkar,
perintahkanlah perkara yang baik dan cegahlah perkara yang munkar menurut batas
kemampuan dan jerih payahmu. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
6.
Nasihat Agar Bersabar Terhadap Musibah yang Menimpa
Pesan
Lukman al-Hakim yang keenam adalah agar anaknya bersabar terhadap musibah yang
menimpa. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya :
"...dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."
(Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Karena
sesungguhnya untuk merealisasikan amar ma'ruf dan nahyi mungkar, pelakunya
pasti akan mendapat gangguan dari orang lain. Oleh karena itulah, dalam pesan
selanjutnya Lukman memerintahkan kepada anaknya untuk bersabar.
Firman
Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya :
"... Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Yakni
bersikap sabar dalam memhhadapi gangguan manusia termasuk hal-hal yang
diwajibkan oleh Allah SWT. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
Menurut
pendapat lain, Lukman memerintahkan kepada anaknya bersabar dalam menghadapi
berbagai macam kesulitan hidup di dunia, seperti berbagai macam penyakit dan
sebagainya, dan tidak sampai ketidak sabarannya menghadapi hal tersebut akan
menjerumuskannya ke dalam perbuatan durhaka terhadap Allah SWT. pendapat ini
cukup baik karena pengertiannya bersifat menyeluruh. Demikianlah menurut
al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya. Menurut makna lahiriahnya, hanya Allah yang
lebih mengetahui, bahwa firman-Nya, (QS.Luqman [31]: 17Artinya :
"... Sesungguhnya yang demikian itu...." (Al-Qur'an dan
Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Isyarat
yang terkandung di dalamnya menuunjukan kepada sikap mengerjakan shalat,
menunaikan amaar ma'ruf dan nahyi mungkar, serta bersabar menghadapi ganguan
dan musibah, semuanya termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah SWT. (Jamaal
'Abdul Rahman : 2005 : 342-343).
7.
Nasihat Agar Tidak Bersikap Sombong terhadap Orang Lain
Pesan
Lukman al-Hakim yang ketujuh adalah agar anaknya jangan memalingkan muka dari
manusia karena sombong, merasa diri paling tinggi derajatnya dari orang lain.
Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 18)
Artinya :
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong)...." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Ash-Sha'r
artinya berpaling. Makna
asalnya adalah suatu penyakit yang menyerang tengkuk unta atau bagian kepalanya
sehingga persendian lehernya terlepas dari kepalanya, kemudian diserupakanlah
dengan seorang lelaki yang bersikap sombong. (Sayyid Qutb : 1992 : 2790).
Ibnu
Abbas ra menafsirkan firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong)...." yakni janganlah engkau
bersikap sombong dengan meremehkan hamba-hamba Allah dan memalingkan mukamu
dari mereka bila mereka berbicara denganmu. (Ath-Thabari jilid XXI : 1988 :
74).
Makna
yang dimaksud ialah hadapkanlah wajahmu ke arah mereka dengan penampilan yang
simpatik dan menawan. Apabila orang yang paling muda di antara mereka berbicara
denganmu, dengarkanlah ucapannya sampai dia menghentikan penbicaraannya.
Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. (Jamaal 'Abdul Rahman : 2005
: 344).
8.
Nasihat Agar Tidak Angkuh dalam Menjalani Hidup
Pesan
Lukman al-Hakim yang kedelapan adalah agar anaknya tidak angkuh dalam menjalani
hidup. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 18)
Artinya :
"...dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Berjalan
di muka bumi dengan angkuh, ialah cara berjalan dengan langkah yang angkuh dan
sombong dan enggan untuk bercampur gaul dengan orang lain (disebabkan
kesombongannya itu). Cara berjalan yang maupun Khalik (Allah SWT) atapun
makhluk (manusia) sama-sama tidak menyukainya. Cara berjalan yang sombong
adalah indikasi akan lupa dirinya seorang hamba kepada Dzat Allah SWT (yang
hanya Dia yang berhak untuk sombong). (Sayyid Qutb : 1992 : 2790).
Manusia
menjalani hidup diantaranya dengan berjalan menelusuri relung-relung kehidupan
setiap harinya. Lukman al-Hakim mengajarkan kepada anaknya untuk tetap tawadlu'
(rendah hati) dan tidak takabbur (sombong) diantanya dengan menekankan agar
dalam cara berjalan tidak berjalan dengan angkuh dan sombong.
9.
Nasihat Agar Menyederhanakan Cara Berjalan
Pesan
Lukman al-Hakim yang kesembilan adalah agar anaknya menyederhanakan cara
berjalan. Nasihat kesembilan ini berserta nasihat ketujuh, kedelapan dan
kesepuluh adalah sama-sama menekankan untuk tidak berlaku sombong dan
menanamkan sifat tawadlu' kepada anak.
Setelah
Lukman al-Hakim memperingatkan anaknya agar waspada terhadap akhlaq yang
tercela dengan nasihat ketujuh dan kedelapannya, dia lalu menggambarkan
kepadanya akhlaq mulia yang harus dikenakannya. Firman Allah SWT, (QS.Luqman
[31]: 19)
Artinya :
"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan...." (Al-Qur'an
dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Waqsid
fii masyika, Yakni
berjalanlah dengan cara jalan yang pertengahan, tidak dengan langkah yang
lambat dan tidak pula dengan langkah yang terlalu cepat, namun dengan langkah
yang pertengahan antara lambat dan cepat. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
Nasihat
Lukman al-Hakim yang kesembilan ini adalah sesuai dengan salah satu sifat 'Ibaadu'r-Rahmaan
(hamba-hamba yang baik dari Tuhan yang Maha Penyayang). Firman Allah SWT,
(QS.al-Furqan [25]: 63)
Artinya :
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (Al-Qur'an
dan Terjemah Depag RI : 2005 : 365).
10.
Nasihat Agar Melunakkan Suara
Nasihat
Lukman yang terakhir kepada anaknya yang terdapat dalam Qur'an surat Luqman
adalah agar anaknya melunakkan suara dalam berbicara dengan orang lain. Firman
Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 19)
Artinya :
"...Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai. (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Menurut
Ibnu abbas ra, waghdud min shautik, yakni rendahkanlah suarmu dan
janganlah bersuara dengan keras (tanpa alasan yang baik). (Al-Fairuzabadi : tt
: 345).
Menurut
al-Maraghi, waghdud min shautik, yakni kurangilah dari nada suara dan
ringkaslah dalam berbicara, dan janganlah meninggikan suaramu ketika tidak ada
keperluan apapun untuk meninggikannya, karena hal itu adalah tindakan yang
dipaksakan oleh yang berbicara dan dapat mengganggu diri dan pemahaman orang
lain. (Al-Maraghi : 1974 : 86).
http://hanafianshory.blogspot.com/2011/04/studi-analisa-sepuluh-nasihat-lukman-al.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar