Syahmi ketika akan kuajak jalan-jalan, bergumam " Bapak Jaketnya dipake dulu ya ".
Dan ketika dijalan aku dan syahmi naik motor ditemani dengan hujan gerimis, syahmi bilang " Nanti motornya dicuci ya.."
Syahmi bersama ibunya
Syahmi bersama Bapaknya
Wonosobo, 30/03/2015
Senin, 30 Maret 2015
Gallery Foto HIP 5 Purworejo
Walaupun datang terlambat alhamdulillah saya bisa menghadiri agenda dakwah yang dulakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Purworejo ( 29/03 ) di Gedung PKPRI Purworejo. Agenda HALQAH Islam dan peradaban ( HIP ) kali ini mengangkat sebuah tema #SelamatkanIndonesiaKita dari NeoLiberalisme dan Neoimperialisme.
Dalam kesempatan HIP ini menghadirkan 3 pembicara, yakni ; Drs.Jayadi Imam Nugroho, seorang birokrat, praktisi pemerintahan, dan juga seorang pengemban dakwah. Menghadirkan pula tokoh Purworejo, Bpk Ir.Orbani Nur Syam, mantan sekretaris Gerindera Purworejo, yang meninggalkan praktik politik sekular setelah paham batilnya demokrasi sekular. Dan menghadirkan pula dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Al Mukaaram K.H.Muhammad Siddiq Al Jawwi, seorang kyai muda, juga seorang akademisi,dan dosen pula.
Ketiga pembicara silih berganti memaparkan secara faktual kondisi indonesia masa kini, dgn Host Ust.Dian Sapta memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis untuk mengurai benang merah problematika bumi indonesia ini. Dan semua pembicara sepakat bahwa ancaman nyata negeri ini adalah neoliberalisme dan neoimperialisme.
Bahkan dengan sangat tajam dan tanpa tedeng aling-aling Kyai Siddiq menjelaskan secara lantang bahwa rezim yang hari ini berkuasa adalah rezim ruwaibidhah, rezim yang buta akan syariat Islam, dan rezim yang mendzalimi rakyatnya, bahkan rezim paling lemah yang pernah ada di negeri ini. Tapi tentunya solusi untuk negeri ini belum cukup jika hanya sekedar ganti rezim, namun juga harus ganti sistem. Dan sistem itu adalah syariah Islam dalam bingkai negara Khilafah.
Wonosobo, 30/03/2015
Dengan penuh semangat Pak Kyai Siddiq memaparkan dampak Neoliberalisne
Bpk.Ir.Orbani Nur Syam menjelaskan perilaku politik pragmatis dalam sistem demokrasi sekuler
Drs.Jayadi Imam Nugroho membedah birokrasi pemerintahan hari ini
Audiens begitu serius mendengarkan pemaparan demi pemaparan
Team MultiMedia ki-ka : Ust.Margi, Ust.Iwan,Ust.Hadi( MC )
Sambutan dari Ust.Muhammad Naim Yasin ( Penanggung Jawab HTI Purworejo )
Humas HTI Purworejo memberikan penjelasan acara kepada pihak kepolisian.
Foto bareng sya dgn pak Kyai siddiq, hehe
Memberikan oleh-oleh dari HTI Purworejo kepada para pembicara
Dalam kesempatan HIP ini menghadirkan 3 pembicara, yakni ; Drs.Jayadi Imam Nugroho, seorang birokrat, praktisi pemerintahan, dan juga seorang pengemban dakwah. Menghadirkan pula tokoh Purworejo, Bpk Ir.Orbani Nur Syam, mantan sekretaris Gerindera Purworejo, yang meninggalkan praktik politik sekular setelah paham batilnya demokrasi sekular. Dan menghadirkan pula dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Al Mukaaram K.H.Muhammad Siddiq Al Jawwi, seorang kyai muda, juga seorang akademisi,dan dosen pula.
Ketiga pembicara silih berganti memaparkan secara faktual kondisi indonesia masa kini, dgn Host Ust.Dian Sapta memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis untuk mengurai benang merah problematika bumi indonesia ini. Dan semua pembicara sepakat bahwa ancaman nyata negeri ini adalah neoliberalisme dan neoimperialisme.
Bahkan dengan sangat tajam dan tanpa tedeng aling-aling Kyai Siddiq menjelaskan secara lantang bahwa rezim yang hari ini berkuasa adalah rezim ruwaibidhah, rezim yang buta akan syariat Islam, dan rezim yang mendzalimi rakyatnya, bahkan rezim paling lemah yang pernah ada di negeri ini. Tapi tentunya solusi untuk negeri ini belum cukup jika hanya sekedar ganti rezim, namun juga harus ganti sistem. Dan sistem itu adalah syariah Islam dalam bingkai negara Khilafah.
Wonosobo, 30/03/2015
Dengan penuh semangat Pak Kyai Siddiq memaparkan dampak Neoliberalisne
Bpk.Ir.Orbani Nur Syam menjelaskan perilaku politik pragmatis dalam sistem demokrasi sekuler
Drs.Jayadi Imam Nugroho membedah birokrasi pemerintahan hari ini
Audiens begitu serius mendengarkan pemaparan demi pemaparan
Team MultiMedia ki-ka : Ust.Margi, Ust.Iwan,Ust.Hadi( MC )
Sambutan dari Ust.Muhammad Naim Yasin ( Penanggung Jawab HTI Purworejo )
Humas HTI Purworejo memberikan penjelasan acara kepada pihak kepolisian.
Foto bareng sya dgn pak Kyai siddiq, hehe
Memberikan oleh-oleh dari HTI Purworejo kepada para pembicara
Selasa, 24 Maret 2015
Kuwi Bosmu yo ?
Kuwi Bos mu ?
Begitulah kata bapak saya sambil tertawa ketika saya bsrsama dgn beliau melihat juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ustad Ismail Yusanto, dalam acara ILC TV One ( 25/03 ). Menanggapi komentar bapak saya ketika melihat Ustad Ismail saya pun tertawa kecil sambil bilang, " itu Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Pak ". Selain itu bapak saya juga komentar ketika nonton bareng ILC ini, " pye HTI mendukung Isis yo ?". Saya jawab singkat ; " cobo didelok lan rungokke bareng-bareng pak " ( coba kita lihat dan dengar bersama-sama pak ).
Dalam catatan saya, ada beberapa hal yg disampaikan Ust.Ismail Yusanto ;
1. Dalam penjelasan Ust.Ismail memaparkan bahwa Hizbut Tahrir sudah memberikan bayan terkait sikapnya terhadap Isis, yakni tidak mengakui keabsahan Khilafah yg dideklarasikan terhadap Isis. Dengan penjelasan ini maka seluruh anggota Hizbut Tahrir, termasuk anggota Hizbut Tahrir Indonesia mempunyai sikap yg sama dalam persoalan ini, yakni tidak mengakui Khilafah yg dideklarasikan Isis.
2. Ustad Ismail juga mengklarifikasi dan juga sekaligus membantah tuduhan yg menyatakan bahwa Hizbut Tahrir punya faksi radikal yg bernama Al Muhajirun. Hal ini dibantah bahwa antara Al Muhajirun yg diinisiasi oleh syaikh Omar Bakri di inggris tidak ada kaitanya dengan Hizbut Tahrir.
3. Jubir HTI mengingatkan dan mewaspadai bahwa isu isis ini dijadikan akan mengkriminalisasikan simbol-simbol Islam dan ide-ide Islam. Simbol-simbol Islam itu contohnya adl kriminalisasi bendera Islam, ar rayyah. Termasuk mengkriminalkan istilah Jihad dan Khilafah. Padahal itu adalah ide-ide Islam yg genuine dari islam itu sendiri.
4. Secara Khusus beliau Ustad Ismail jika isu isis ini menjadikan suasana tidak kondusif di masyarakat karena ada kriminalisasi istilah Dakwah. Padahal dakwah ini adalah bagian penting dari ajaran Islam.
5. Dan ini yg penting, walaupun dipotong oleb Pak karni ilyas selaku host ILC,Pak Ismail menjelaskan secara singkat bahwa ancaman nyata negeri ini adalah neo Liberalisme dan Neo Imperilisme.
Dalam batinku alhamdulillah clear, walaupun sebenarnya " sebel " juga karena ustad ismail tidak diberi kesempatan untuk melanjutkan penjelasanya terkait ancaman nyata yakni neo liberalisme dan neoimperialisme. Saya mengandaikan jika diberi kesempatan untuk menjabarkan bahaya neoliberalisme dan neoimperialisme maka diskusi ILC ini bisa berubah arah angin topic pembicaraanya. Ya walaupun sebel setidaknya penjelasan singkat dari pak Ismail ini bisa menyelesaikan dan menjawab bapakku, hehe..
Terbukti bapak yg awalnya cukup tegang menonton diskusi ini, bisa tertawa lepas, ditambah lagi dengan guyonan segar ala pak Kyai Hasyim Muzadi.
Pacekelan, Purworejo, 25/03/2015
Senin, 16 Maret 2015
Senangnya Bergerak Untuk Islam
Betapa senangnya hatiku...
Ada Apakah gerangan ?
Sungguh nikmat saudaraku...
Apakah gerangan ?
Ingin ku berbagi kenikmatan ini kepadamu, jikalau engkau belum bisa mengindera kenikmatan ini sebagaimana aku menikmatinya, maka tak apalah, setidaknya engkau mau membaca tulisan berbagi ini.
Apakah gerangan ?
Pernahkah engkau merasakan betapa nikmatnya engkau bersepeda naik sepeda ontel, ditemani rintik hujan dan suara orkestra jangkrik dan kodok ditengah malam yg sunyi setelah pulang dari haqah ?
Sungguh nikmat sekali. Pernahkah engkau meraskan lapar yg melilit , namun engkau menahanya, menabung untuk dalam mensukseskan sebuah agenda dakwah ?
Sungguh nikmat sekali saudaraku..
Pernahkah engkau seharian berkeliling mengetuk rumah rumah untuk mengajak kepada seruan Islam, waktu itu juga engkau mengkoordinasikan beberapa agsnda dakwah, pada saat yg bersamaan engkau mengisi sebuah halqah pekanan, dan disela-sela kegiatan yg padat merayap itu engakau tertidur sejenak disebuah serambi pojok mushola. Kemudian engakau melanjutkan aktivitasmu kembali, hingga menjelang tengah malam, rehat sejenak, hingga kemudian kembali bangun menghadap Rabb mu..?
Sungguh nikmat sekali saudaraku...
Pernahkah engkau merasakan, pada saat pagi engakau disuatu kota untuk mengkoordinasikan suatu amanah dakwah, sementara disaat siang harinya engkau berada dikota yg lain lagi untuk menyelesaikan amanah yg lainya, sore sampai menjelang malam engkau di kota yang lainya lagi untuk menyelesaikan tugas yang lainya ?
Sungguh nikmat sekali saudaraku..
Hingga suatu ketika tubuhmu mengalami kelelahan yang amat sangat, tenggorokanmu terasa serak ada yg mengganjal, badanmu mulai menggigil, batuk batuk yg tak terhankan, alias dirimu sedang sakit, dan engkau merasa sedih ?
Itulah nikmatnya bergerak untuk Islam saudaraku..
Bergerak untuk meninggikan Islam hingga tidak ada yg lebih tinggi darinya Bergerak memperjuangkan islam hingga orang kaafir gentar ketika mendengar Kekuatan islam...
Bergerak memperjuangkan peradaban terbaik yg pernah terlahir di dunia ini..
Sungguh semua itu terasa nikmat saudaraku.
Ingin sekali ku ajak engkau merasakanya.
Kenikmatan yg didasari oleh keimanan yg kokoh.
Maukah sahabatku ? :-)
Ada Apakah gerangan ?
Sungguh nikmat saudaraku...
Apakah gerangan ?
Ingin ku berbagi kenikmatan ini kepadamu, jikalau engkau belum bisa mengindera kenikmatan ini sebagaimana aku menikmatinya, maka tak apalah, setidaknya engkau mau membaca tulisan berbagi ini.
Apakah gerangan ?
Pernahkah engkau merasakan betapa nikmatnya engkau bersepeda naik sepeda ontel, ditemani rintik hujan dan suara orkestra jangkrik dan kodok ditengah malam yg sunyi setelah pulang dari haqah ?
Sungguh nikmat sekali. Pernahkah engkau meraskan lapar yg melilit , namun engkau menahanya, menabung untuk dalam mensukseskan sebuah agenda dakwah ?
Sungguh nikmat sekali saudaraku..
Pernahkah engkau seharian berkeliling mengetuk rumah rumah untuk mengajak kepada seruan Islam, waktu itu juga engkau mengkoordinasikan beberapa agsnda dakwah, pada saat yg bersamaan engkau mengisi sebuah halqah pekanan, dan disela-sela kegiatan yg padat merayap itu engakau tertidur sejenak disebuah serambi pojok mushola. Kemudian engakau melanjutkan aktivitasmu kembali, hingga menjelang tengah malam, rehat sejenak, hingga kemudian kembali bangun menghadap Rabb mu..?
Sungguh nikmat sekali saudaraku...
Pernahkah engkau merasakan, pada saat pagi engakau disuatu kota untuk mengkoordinasikan suatu amanah dakwah, sementara disaat siang harinya engkau berada dikota yg lain lagi untuk menyelesaikan amanah yg lainya, sore sampai menjelang malam engkau di kota yang lainya lagi untuk menyelesaikan tugas yang lainya ?
Sungguh nikmat sekali saudaraku..
Hingga suatu ketika tubuhmu mengalami kelelahan yang amat sangat, tenggorokanmu terasa serak ada yg mengganjal, badanmu mulai menggigil, batuk batuk yg tak terhankan, alias dirimu sedang sakit, dan engkau merasa sedih ?
Itulah nikmatnya bergerak untuk Islam saudaraku..
Bergerak untuk meninggikan Islam hingga tidak ada yg lebih tinggi darinya Bergerak memperjuangkan islam hingga orang kaafir gentar ketika mendengar Kekuatan islam...
Bergerak memperjuangkan peradaban terbaik yg pernah terlahir di dunia ini..
Sungguh semua itu terasa nikmat saudaraku.
Ingin sekali ku ajak engkau merasakanya.
Kenikmatan yg didasari oleh keimanan yg kokoh.
Maukah sahabatku ? :-)
Hidupku Untuk Islam
Hidupku Untuk Islam
" Gila Kamu! Hidup kok untuk Islam, disekitar kamu itu ada anak, istri, keluarga yg lebih layak untuk kamu perjuangkan !"
" Halah.., kan masih muda, kita coba lihat saja kedepanya, kita lihat jika sudah berkeluarga ". " Sinting kamu, Sok idealis "
" Kamu mikir gak sih ? Atau jangan-jangan kamu dicuci otak ya ?"
Dan lain sebagainya....
Barangkali sumpah serapah di atas adalah sebagian yang diucapkan ketika ada orang yang mempunyai cita-cita dengan penuh semangat menjadikan hidupnya untuk Islam. Akan terasa biasa saja jika luapan sumpah serapah diucapkan oleh orang-orang kaafir. Namun menjadi tersayat-sayat hati ini ketika sumpah serapah itu keluar dari mulut sesama saudara muslim. Bukankah dalam doa iftitah kita mengucapkan afirmasi penegasan bahwa sesunguhnya shalat kita, hidupku kita, dan mati kita hanya untuk Rabb semesta alam ? Sebuah penegasan yang tidak hanya diucapkan oleh pemuda muslim, tapi bahkan oleh orang tua renta sekalipun selama ia adalah seorag muslim.
Mungkin kita akan semakin terheran-heran ketika dalam perang ahzab, sebuah perang yg secara jumlah pasukan antara kaum muslimin versus koalisi pasukan tentara kaafir yg tidak berimbang. Dan jumlah pasukan kaafir berkali lipat jumlah pasukan kaum muslim. Pasukan kaum muslimin dalam kondisi mencekam, seolah kekalahan telak akan mereka dapatkan. Namun sungguh pembicaraan kaum muslim saat itu menunjukkan sebuah idealitas yg membuat orang orang yahudi saat itu tercengang ketika mendengarkan pembicaraan kaum muslimin. Bagaimana mungkin kaum muslim dalam kondisi mencekam justru membicarakan akan takluknya beberapa negeri dan tunduk di bawah kekuasaan Islam, sungguh gila!
Tapi begitulah, keimanan akan mengangkat mereka menjadi berpikir istimewa, beramal istimewa, termasuk cita-cita yang istimewa. Bagi mereka hidup dan matinya untuk islam adalah sebuah pilihan sadar yg terhujam mendalam di lubuk sanubari terdalam.
Wonosobo, 17/03/'15
Langganan:
Postingan (Atom)