Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Selasa, 23 Agustus 2016

PRISTIAN SURONO PUTRO SI PERAWAT DAKWAH KHILAFAH ( Wawancara Majalah Kaafah )












" Hidup untuk memperjuangkan Islam ". Demikian motto hidup  Pristian Surono Putro,  sosok aktivis dakwah kelahiran   September 1988 silam  yang menetap di Kledung Karangdalem, Purworejo  ini.
Bagi Pristian, aktivitas dakwah bukanlah profesi melainkan kewajiban setiap muslim sebagaimana kewajiban shalat, puasa Ramadhan dan kewajiban-kewajiban  lainnya yang merupakan konsekuensi sebagai pemeluk aqidah Islam.Oleh sebab itu , meski sehari-hari sibuk dengan rutinitasnya sebagai perawat di RSUD Setjonegoro, Wonosobo, dia  tetap melaksanakan aktifitas dakwahnya secara konsisten.  Pristian  menegaskan ,“Ini persoalan management waktu. Saat waktunya bekerja maka kita bekerja, waktunya shalat maka kita shalat, saat waktunya dakwah, ya maka kita dakwah, dst.. tanpa harus dibenturkan satu sama lain”.


Awal mula Pristian  terdorong untuk  berdakwah karena   dirinya merasa ada yang tidak beres dengan  kondisi negeri ini. Dia pun memberikan sebuah analogi tentang seseorang yang ditawari dua buah gelas, gelas yang satu berisi air bersih, sedang gelas yang satunya lagi berisi air comberan.Ternyata orang itu memilih meminum gelas yang berisi air comberan. Beberapa saat kemudian orang itu mengeluh kepalanya pusing, perutnya sakit,dan tubuhnya demam tinggi. Tentu orang lain  yang  berpikiran normal pasti merasa gemes dan geregetan melihat hal tersebut. Lha wong air comberan sumber penyakit kok diminum ? Demikian pula  halnya kondisi negeri ini. Ketika disodorkan penerapan sistem Islam, sebuah sistem kehidupan yang diridhai Allah SWT  yang  dijamin membawa berkah dan kesejahteraan, namun negeri ini malah mengabaikannya.  Negeri ini justru memilih  menerapkan sistem sekuler yang terbukti menimbulkan banyak kerusakan di setiap lini kehidupan, seperti krisis ekonomi dan kemerosotan moral. “Saya termasuk orang yang gemes dan geregetan saat sistem Islam tidak diterapkan secara kaafah, utuh menyeluruh. Maka tidak ada pilihan lain kecuali harus ikut serta berjuang demi  setegak-tegaknya penerapan syariat Islam, itulah aktivitas dakwah”, ujar  Pristian.



Pria yang semasa kuliah  aktif  dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) MPO  dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI )  Purworejo ini kemudian bergabung dengan organisasi Islam  Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk lebih memudahkan langkah dakwahnya. HTI  adalah bagian dari Hizbut Tahrir(HT) , sebuah gerakan Islam yang berskala global dan  bergerak di lebih dari 53 negara, termasuk di Indonesia.  Dalam menjalankan aktivitas dakwahnya, organisasi ini senantiasa menteladani dakwah Nabi Muhammad SAW, yakni dakwah yang bersifat fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politis), dan laa madiyah (non kekerasan). HTI berusaha untuk menyeru setiap komponen umat  agar sadar betapa pentingnya penerapan syariah Islam secara kaafah atau utuh dalam naungan negara khilafah. Komponen umat itu  sendiri banyak macamnya, termasuk di antaranya adalah kalangan pelajar. Nah  untuk membina kalangan pelajar ini,  HTI memunculkan sebuah aktivitas dalam bentuk wadah Lembaga Dakwah Sekolah ( LDS ) yang  di situ Pristian menjabat sebagai ketua  untuk LDS wilayah Kedu Raya(Eks Karisidenan Kedu,Magelang, Purworejo, Temanggung, Wonosobo dan Kebumen). Pristian mengungkapkan,” Mengapa saya konsen berdakwah membina para pelajar atau anak-anak sekolah ? Karena remaja adalah calon pemimpin masa depan. Bagaimana kondisi kepemimpinan masa depan, salah satunya bisa kita lihat dari bagaimana kondisi pelajar remaja hari ini yang sayangnya masih jauh dari idealitas yang kita cita-citakan. Bukannya menjadi insan yang beriman dan bertaqwa,  sekarang  justru banyak pelajar  remaja terjebak dalam kubangan kemaksiatan, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, dan seabrek kriminalitas lainya”. Maka  dari itu, Pristian  bersama-sama aktifis LDS lainnya menggunakan berbagai sarana yang memungkinkan dakwah Islam menjadi semakin dekat  kepada para pelajar dengan cara mengontak pelajar satu persatu, melakukan training jurnalistik, seminar remaja, diskusi, dan sebagainya. Selain membina pelajar muslim agar berkepribadian Islami, dakwah LDS juga sekaligus   bertujuan membentuk opini umum di dalam komunitas pelajar serta lingkungan sekolah akan pentingnya penerapan Islam kaafah dalam naungan negara Khilafah.





Selama rentang waktu perjalanan dakwahnya hingga kini, banyak sudah pengalaman yang dia lakoni. Pengalaman-pengalaman yang menunjukkan bahwa berdakwah itu tidak mudah dan penuh kendala. Pernah suatu  waktu, Pristian  bersama salah seorang kawannya mengisi kajian remaja di sebuah masjid kampung. Sebelum acara dimulai , pengurus  ta'mir masjid memberi  sambutan  yang mempermasalahkan kajian itu. Pengurus ta'mir  masjid  tersebut mewarning  jika  kajian akan di stop kalau materinya dianggap menyimpang. Namun dengan penuh keyakinan,  ,Pristian  menyampaikan materi kajian yang bertemakan akidah-syariah selama 45 menit. Yang terjadi kemudian justru di luar dugaan.  Pengurus ta'mir minta Pristian dan kawannya untuk mengisi  lagi kajian remaja masjid tersebut secara rutin. Di waktu yang lain, saat memandu acara kajian pelajar di sebuah sekolah, Pristian didatangi guru agama, yang merupakan pembina kerohanian Islam ( Rohis ) sekolah tersebut. Beliau berkeberatan  terhadap pembinaan yang  Pristian lakukan disekolahnya. Selanjutnya selama 30 menit , Pristian mencoba menjelaskan kepada guru itu betapa pentingnya pembinaan di kalangan pelajar . Akhirnya si  guru berubah sikap dengan memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada Pristian untuk membina para pelajar di sekolah tersebut. Pernah pula , saat mengisi kajian pekanan di Rohis sebuah SMA negeri di Purworejo, Pristian sempat   diinterogasi  oleh kepala sekolah SMA tersebut, dengan pertanyaan ," Mau dibawa  kemana anak-anak ini ?" Pristian  pun berbincang  dengan sang kepala sekolah  lebih kurang selama 15 menit, seputar urgensitas pembinaan Islam dikalangan pelajar saat ini. Akhirnya sang kepala sekolah  mendukung kajian yang biasa Pristian dan kawan-kawan selenggarakan di sekolah tersebut.  Menurut Pristian,“Kendala yang paling sering muncul adalah  salah persepsi tentang dakwah itu karena tidak  adanya  informasi  memadahi dari sumbernya langsung, atau kurang sempurna memahami sebuah informasi. Solusinya  kita perlu  berkomunikasi, memberikan penjelasan secara  langsung  dengan  baik dan selengkap-lengkapnya. Sebagai contoh, ada  orang  berasumsi kalau Khilafah tegak, maka orang non muslim dipaksa masuk Islam. Lalu orang tadi berkesimpulan bahwa gagasan Khilafah itu berbahaya.  Namun orang tersebut bisa berubah pikiran setelah mendapatkan penjelasan yang benar dan utuh jika dalam sistem Khilafah  tidak ada  paksaan bagi non muslim untuk memeluk Islam. Non muslim boleh  tetap memeluk keyakinanya. Bahkan dalam urusan publik, warga negara Khilafah yang non muslim wajib dilindungi harta, nyawa, dan kehormatanya”.  


                Disinggung mengenai pencapaian dakwah yang dilakukannya, Pristian menjawab, “Kalau yang dimaksud tujuan dakwah itu adalah dengan tegaknya Khilafah Islamiyah, maka hal ini masih dalam proses. Perlu digaris bawahi bahwa tegaknya Khilafah ini bukan semata-mata menjadi  kewajiban aktivis dakwah HT saja, namun ia adalah kewajiban seluruh kaum muslimin. InshaAllah dakwah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh penuh keseriusan dalam proses akan membuahkan hasil”. Pristian menguraikan sebuah contoh sederhana bahwa dulu orang masih  suka selip lidahnya,  susah  membedakan antara ucapan khilafah(sistem pemerintahan Islami) dengan khilafiyah(perbedaan pendapat di kalangan ulama). Dulu kata khilafah  terdengar asing,  namun sekarang orang terbiasa mengucapkan bahkan membicarakan. Bahkan sebuah lembaga think tank USA yakni National Intellegence Council ( NIC ) dalam sebuan laporan futuristiknya pernah memberikan analisa tentang kondisi dunia tahun 2020. Menurut NIC ada empat skenario kemungkinan kondisi dunia  di tahun 2020, dan salah satu skenario itu adalah " A New Chaliphate " ( Kekhilafahan Islam baru ). Oleh sebab itu, ke depan Pristian  berkomitmen mengoptimalkan dakwahnya  dengan terus bergerak, sabar dan  istiqamah .   Kepada segenap kaum  muslim khususnya para aktifis dakwah dia menyuarakan pesan,” Saudaraku, tanpa Islam dunia ini akan mengalami jahiliah modern, Maka hanya dengan Penerapan Islam Kaafah dalam naungan Khilafah saja yang akan menyelamatkan dunia ini dari kerusakan, jadi mari berjuang bersama saling bergandengan tangan untuk mengembalikan kehidupan Islam. Allahu Akbar !” 


* Penulis: Sri Widowati Retno Pratiwi ( Penulis dari Purworejo )














2 komentar:

Syahid mengatakan...



https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWMkJvbFpZejBQZWM/view?usp=drivesdk


Salam


Kepada:

 

Redaksi dan dan para akademik


Per: Beberapa Hadis Sahih Bukhari dan Muslim yang Disembunyikan


Bagi tujuan kajian dan renungan. Diambil dari: almawaddah. info

Selamat hari raya, maaf zahir dan batin. 


Daripada Pencinta Islam rahmatan lil Alamin wa afwan.




Sent from my Samsung device

Unknown mengatakan...

Barokallahu.