" Hidup untuk memperjuangkan
Islam ". Demikian motto hidup
Pristian Surono Putro, sosok aktivis
dakwah kelahiran September 1988 silam yang menetap di Kledung Karangdalem, Purworejo ini.
Bagi Pristian, aktivitas dakwah bukanlah profesi melainkan kewajiban setiap muslim sebagaimana kewajiban shalat, puasa Ramadhan dan kewajiban-kewajiban lainnya yang merupakan konsekuensi sebagai pemeluk aqidah Islam.Oleh sebab itu , meski sehari-hari sibuk dengan rutinitasnya sebagai perawat di RSUD Setjonegoro, Wonosobo, dia tetap melaksanakan aktifitas dakwahnya secara konsisten. Pristian menegaskan ,“Ini persoalan management waktu. Saat waktunya bekerja maka kita bekerja, waktunya shalat maka kita shalat, saat waktunya dakwah, ya maka kita dakwah, dst.. tanpa harus dibenturkan satu sama lain”.
Bagi Pristian, aktivitas dakwah bukanlah profesi melainkan kewajiban setiap muslim sebagaimana kewajiban shalat, puasa Ramadhan dan kewajiban-kewajiban lainnya yang merupakan konsekuensi sebagai pemeluk aqidah Islam.Oleh sebab itu , meski sehari-hari sibuk dengan rutinitasnya sebagai perawat di RSUD Setjonegoro, Wonosobo, dia tetap melaksanakan aktifitas dakwahnya secara konsisten. Pristian menegaskan ,“Ini persoalan management waktu. Saat waktunya bekerja maka kita bekerja, waktunya shalat maka kita shalat, saat waktunya dakwah, ya maka kita dakwah, dst.. tanpa harus dibenturkan satu sama lain”.
Awal
mula Pristian terdorong untuk berdakwah karena dirinya merasa ada yang tidak beres
dengan kondisi negeri ini. Dia pun
memberikan sebuah analogi tentang seseorang yang ditawari dua buah gelas, gelas yang satu berisi air
bersih, sedang gelas yang satunya lagi berisi air comberan.Ternyata orang itu
memilih meminum gelas yang berisi air comberan. Beberapa saat kemudian orang
itu mengeluh kepalanya pusing, perutnya sakit,dan tubuhnya demam tinggi. Tentu orang
lain yang berpikiran normal pasti merasa gemes dan
geregetan melihat hal tersebut. Lha wong air comberan sumber penyakit kok
diminum ? Demikian pula halnya kondisi negeri ini. Ketika disodorkan penerapan sistem Islam, sebuah
sistem kehidupan yang diridhai Allah SWT yang
dijamin membawa berkah dan kesejahteraan, namun negeri ini malah
mengabaikannya. Negeri ini justru
memilih menerapkan sistem sekuler yang
terbukti menimbulkan banyak kerusakan di setiap lini kehidupan, seperti krisis
ekonomi dan kemerosotan moral. “Saya termasuk orang yang gemes dan geregetan
saat sistem Islam tidak diterapkan secara kaafah, utuh menyeluruh. Maka tidak
ada pilihan lain kecuali harus ikut serta berjuang demi setegak-tegaknya penerapan syariat Islam,
itulah aktivitas dakwah”, ujar Pristian.
Pria yang semasa
kuliah aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (
HMI ) MPO dan Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI ) Purworejo ini kemudian
bergabung dengan organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk lebih memudahkan langkah dakwahnya. HTI adalah bagian dari Hizbut Tahrir(HT) , sebuah
gerakan Islam yang berskala global dan bergerak di lebih dari 53 negara, termasuk di
Indonesia. Dalam menjalankan aktivitas
dakwahnya, organisasi ini senantiasa menteladani dakwah Nabi Muhammad
SAW, yakni dakwah yang bersifat fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politis),
dan laa madiyah (non kekerasan). HTI berusaha untuk menyeru
setiap komponen umat agar sadar betapa
pentingnya penerapan syariah Islam secara kaafah atau utuh dalam naungan negara
khilafah. Komponen umat itu sendiri banyak
macamnya, termasuk di antaranya adalah kalangan pelajar. Nah untuk membina kalangan pelajar ini, HTI memunculkan sebuah aktivitas dalam bentuk
wadah Lembaga Dakwah Sekolah ( LDS ) yang
di situ Pristian menjabat sebagai ketua
untuk LDS wilayah Kedu Raya(Eks Karisidenan Kedu,Magelang, Purworejo,
Temanggung, Wonosobo dan Kebumen). Pristian mengungkapkan,” Mengapa saya konsen
berdakwah membina para pelajar atau anak-anak sekolah ? Karena remaja adalah
calon pemimpin masa depan. Bagaimana kondisi kepemimpinan masa depan, salah
satunya bisa kita lihat dari bagaimana kondisi pelajar remaja hari ini yang
sayangnya masih jauh dari idealitas yang kita cita-citakan. Bukannya menjadi
insan yang beriman dan bertaqwa, sekarang justru banyak pelajar remaja terjebak dalam kubangan kemaksiatan,
pergaulan bebas, narkoba, tawuran, dan seabrek kriminalitas lainya”. Maka dari itu, Pristian bersama-sama aktifis LDS lainnya menggunakan berbagai sarana yang memungkinkan dakwah Islam
menjadi semakin dekat kepada para
pelajar dengan cara mengontak pelajar satu persatu, melakukan training
jurnalistik, seminar remaja, diskusi, dan sebagainya. Selain membina pelajar
muslim agar berkepribadian Islami, dakwah LDS juga sekaligus bertujuan membentuk opini umum di dalam
komunitas pelajar serta lingkungan sekolah akan pentingnya penerapan Islam
kaafah dalam naungan negara Khilafah.
Selama rentang waktu perjalanan
dakwahnya hingga kini, banyak sudah pengalaman yang dia lakoni.
Pengalaman-pengalaman yang menunjukkan bahwa berdakwah itu tidak mudah dan
penuh kendala. Pernah suatu waktu,
Pristian bersama salah seorang kawannya
mengisi kajian remaja di sebuah masjid kampung. Sebelum acara dimulai , pengurus ta'mir masjid memberi sambutan
yang mempermasalahkan kajian itu. Pengurus ta'mir masjid tersebut mewarning jika kajian akan di stop kalau materinya dianggap
menyimpang. Namun dengan penuh keyakinan, ,Pristian
menyampaikan materi kajian yang bertemakan akidah-syariah selama 45
menit. Yang terjadi kemudian justru di luar dugaan. Pengurus ta'mir minta Pristian dan kawannya untuk
mengisi lagi kajian remaja masjid
tersebut secara rutin. Di waktu yang lain, saat memandu acara kajian pelajar di
sebuah sekolah, Pristian didatangi guru agama, yang merupakan pembina
kerohanian Islam ( Rohis ) sekolah tersebut. Beliau berkeberatan terhadap pembinaan yang Pristian lakukan disekolahnya. Selanjutnya
selama 30 menit , Pristian mencoba menjelaskan kepada guru itu betapa
pentingnya pembinaan di kalangan pelajar . Akhirnya si guru berubah sikap dengan memberikan kesempatan
selebar-lebarnya kepada Pristian untuk membina para pelajar di sekolah
tersebut. Pernah pula , saat mengisi kajian pekanan di Rohis sebuah SMA negeri
di Purworejo, Pristian sempat diinterogasi oleh kepala sekolah SMA tersebut, dengan
pertanyaan ," Mau dibawa kemana anak-anak
ini ?" Pristian pun berbincang dengan sang kepala sekolah lebih kurang selama 15 menit, seputar
urgensitas pembinaan Islam dikalangan pelajar saat ini. Akhirnya sang kepala
sekolah mendukung kajian yang biasa Pristian
dan kawan-kawan selenggarakan di sekolah tersebut. Menurut Pristian,“Kendala yang paling sering muncul
adalah salah persepsi tentang dakwah itu
karena tidak adanya informasi
memadahi dari sumbernya langsung, atau
kurang sempurna memahami sebuah informasi. Solusinya
kita perlu berkomunikasi, memberikan
penjelasan secara langsung dengan baik dan selengkap-lengkapnya. Sebagai contoh, ada orang berasumsi kalau Khilafah tegak, maka orang
non muslim dipaksa masuk Islam. Lalu orang tadi berkesimpulan bahwa gagasan
Khilafah itu berbahaya. Namun orang
tersebut bisa berubah pikiran setelah mendapatkan penjelasan yang benar dan
utuh jika dalam sistem Khilafah tidak
ada paksaan bagi non muslim untuk memeluk
Islam. Non muslim boleh tetap memeluk
keyakinanya. Bahkan dalam urusan publik, warga negara Khilafah yang non muslim
wajib dilindungi harta, nyawa, dan kehormatanya”.
Disinggung mengenai pencapaian
dakwah yang dilakukannya, Pristian menjawab, “Kalau yang dimaksud tujuan dakwah
itu adalah dengan tegaknya Khilafah Islamiyah, maka hal ini masih dalam proses.
Perlu digaris bawahi bahwa tegaknya Khilafah ini bukan semata-mata menjadi kewajiban aktivis dakwah HT saja, namun ia
adalah kewajiban seluruh kaum muslimin. InshaAllah dakwah yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh penuh keseriusan dalam proses akan membuahkan hasil”. Pristian
menguraikan sebuah contoh sederhana bahwa dulu orang masih suka selip lidahnya, susah membedakan antara ucapan khilafah(sistem
pemerintahan Islami) dengan khilafiyah(perbedaan pendapat di kalangan ulama).
Dulu kata khilafah terdengar asing, namun sekarang orang terbiasa mengucapkan
bahkan membicarakan. Bahkan sebuah lembaga think tank USA yakni National
Intellegence Council ( NIC ) dalam sebuan laporan futuristiknya pernah
memberikan analisa tentang kondisi dunia tahun 2020. Menurut NIC ada empat
skenario kemungkinan kondisi dunia di
tahun 2020, dan salah satu skenario itu adalah " A New Chaliphate " (
Kekhilafahan Islam baru ). Oleh sebab itu, ke depan Pristian berkomitmen mengoptimalkan dakwahnya dengan terus bergerak, sabar dan istiqamah .
Kepada segenap kaum muslim khususnya para aktifis dakwah dia
menyuarakan pesan,” Saudaraku, tanpa Islam dunia ini akan mengalami jahiliah
modern, Maka hanya dengan Penerapan Islam Kaafah dalam naungan Khilafah saja yang
akan menyelamatkan dunia ini dari kerusakan, jadi mari berjuang bersama saling
bergandengan tangan untuk mengembalikan kehidupan Islam. Allahu Akbar !”
* Penulis: Sri Widowati Retno Pratiwi (
Penulis dari Purworejo )
2 komentar:
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWMkJvbFpZejBQZWM/view?usp=drivesdk
Salam
Kepada:
Redaksi dan dan para akademik
Per: Beberapa Hadis Sahih Bukhari dan Muslim yang Disembunyikan
Bagi tujuan kajian dan renungan. Diambil dari: almawaddah. info
Selamat hari raya, maaf zahir dan batin.
Daripada Pencinta Islam rahmatan lil Alamin wa afwan.
Sent from my Samsung device
Barokallahu.
Posting Komentar