Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Rabu, 10 Januari 2018

Mahir Menulis




Tere Liye dalam sebuah diskusi pernah ditanya; " bagaimana cara biar mahir menulis ?" Jawaban beliau menjawab pertanyaan ini inspiratif.

-
Ada seorang anak perempuan bertanya pada ibunya; " Bu, bagaimana caranya agar aku bisa mahir memasak makanan enak sebagaimana masakan ibu ?" Ibunya menjawab ; " Ya dimasak-masak aja nak..", begitu juga dengan menulis, " bagaimana caranya biar bisa mahir menulis, ya tinggal ditulis-tulis aja.
-
Orang sering melihat hasil akhir tanpa melihat proses yang harus ia hadapi. Si ibu yang masakannya enak itu, kita tidak pernah tahu berapa kali ia memasak keasinan, sehingga akhirnya ia bisa memasak dengan rasa asin yang pas, sehingga masakannya menjadi mak nyus. Begitu juga dengan menulis, orang tidak melihat proses bagaimana seorang penulis sebelum akhirnya ia menjadi seorang penulis ternama. Kita tidak tahu seorang penulis naskahnya ditolak puluhan kali hingga suatu momentum ada penerbit ternama yg sudi menerbitkannya.
-
Jadi ya tinggal ditulis-tulis saja. Demikian jawaban Tere Liye. Tips lainnya menurut beliau untuk sampai pada kemampuan mahir menulis, seseorang harus selama 100 hari berturut-turut tanpa putus minimal menulis 1000 kata. Mampukah ? Ya ditulis-tulis saja. Setiap hari manusia zaman sekarang setiap hari menulis status di Facebook, Tweeter, instagram, blog, pesan WA, dll. Coba kalau status Facebook, Tweet selama satu tahun dikumpulkan , maka bisa jadi sebuah Buku.
-
Saya sendiri membuktikan hal ini. Buku perdana saya yang berjudul Dakwah Sekolah Dalam Aksi adalah hasil daripada kompilasi tulisan catatan facebook, tulisan di blog pribadi, catatan harian yang tersimpan di komputer dan buku. Tulisan yang awalnya acak ini akhirnya bisa menjadi sebuah buku yang temanya bisa saling bertautan dalam sebuah judul DakwahSekolah DalamAksi ( DS DA ). Tidak ada niatan secara khusus menulis sebuah buku. Hanya ada saran dari beberapa sahabat yang tertarik membaca tulisan saya ini dalam bentuk buku. Jadilah buku DS DA.
-
Apalagi saat ini kita sangat membutuhkan penulis-penulis yang ujung penanya digunakan untuk membangkitkan umat Islam. Sehingga dengan goresan tulisannya akan diramu tulisan-tulisan yang meningkatkan taraf berpikir umat. Disinilah pentingnya mahir menulis masa kini. Ketikan tulisan kita akan menembus jutaan kepala manusia. Tulisan itu seperti senjata apakah kita akan mengeluarkan senjata tulisan model pistol yang hanya menembus per kepala, ataukah kita akan meramu tulisan bak meriam yang daya ledaknya lebih luas dan mematikan, nah itu semua tergantung pemakainya alias si penulis itu sendiri. Yang dibutuhkan adalah kemampuan, dan kabar gembiranya adalah kemampuan ini bisa dilatih dengan pembiasaan.
-
Dan pembiasaan itu bentuknya " Ya ditulis-tulis aja".
-
Tambakrejo, 09/01/'18

Tidak ada komentar: