Disuatu sore yg cerah, duduk
seorang ayah dan anaknya. Sungguh tak terasa anak pertama yg begitu dicintainya
kini sudah tumbuh dewasa, dan membuatnya bangga. Sungguh momen yg menyenangkan
bagi sang ayah dan anak tersebut setelah kian lama mereka jarang bertemu,
memeng semenjak sang anak bekerja diluar kota dan semenjak sang anak menikah
intensitas pertemuan dengan orang tuanya pun agak jarang.
Waktu itu di media cukup banyak
berita yg kurang sedap tentang Islam dan
para aktivisnya. Karena cintanya seorang
ayah pada anaknya, sang ayah berkata : “
nak, bisa tidak kamu keluar dari kelompokmu itu ?” sang anak memahami apa yg yg
dimaksud oleh bapaknya itu. Dengan lemah lembut anak berkata : “ ayahku, saya
akan keluar jika ada yg bisa membuktikan
pergerakan Islam yg saya ikuti adalah salah dan menyimpang , apakah ayah bisa membuktikan
hal itu ?”. sang ayah diam sejenak kemudian berkata : “ anakku, ayah tau
sebenarnya tidak ada yg salah dengan pergerakan yg kamu ikuti, ayah hanya
khawatir dengan jiwamu..”. sang anak menjawab :” setiap pilihan pastia ada
risikonya, dan kehidupan hakiki adalah di akhirat kelak, dan dunia ini hanyalah
sementara”. Sang ayah terdiam sejenak,kemudian berkata : “ ya sudah kalau itu
memang pilihanmu !“.
Disore yg penuh kekeluargaan itu
banyak hal yg dibicarakan, sang ayah bercerita ttg dulu ketika sang anak kecil,
tingkah polahnya,dan bedanya dengan adik-adiknya,karena sang anak ini memeng
adalah anak pertama dan kakak untuk dua orang adik. Ada pembicaraan yg lain yg
cukup hangat. Sang ayah : “ apakah kamu dan kawan-kawanmu ingin merubah negeri
ini ?” sang anak : “ kami ingin negeri ini menjadi lebih baik,dan memakmurkanya
dengan system Islam, apakah ayah tidak melihat kondisi negeri kita yg mengalami
berbagai keterpurukan dalam seluruh aspek kehidupan ? apakah salah jika
kemudian kami ingin merubahnya menjadi baik, sementara kami meyakini bahwa
hanya system Islam saja yg mampu untuk merubah keterpurukan ini ?” sang ayah
terdiam berpikir.
Adzan maghrib berkumandang, ayah
dan anak sholat maghrib berjama’ah, dimana sang ayah menjadi Imam.
Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepadaKu-lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu”. [Luqman : 14-15]
Wonosobo, 21-10-2011,ba’da operasi
SC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar