Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Jumat, 21 Oktober 2011

Tantangan seorang anak pada ayahnya

Disuatu sore yg cerah, duduk seorang ayah dan anaknya. Sungguh tak terasa anak pertama yg begitu dicintainya kini sudah tumbuh dewasa, dan membuatnya bangga. Sungguh momen yg menyenangkan bagi sang ayah dan anak tersebut setelah kian lama mereka jarang bertemu, memeng semenjak sang anak bekerja diluar kota dan semenjak sang anak menikah intensitas pertemuan dengan orang tuanya pun agak jarang.
Waktu itu di media cukup banyak berita yg kurang sedap tentang  Islam dan para aktivisnya.  Karena cintanya seorang ayah pada anaknya,  sang ayah berkata : “ nak, bisa tidak kamu keluar dari kelompokmu itu ?” sang anak memahami apa yg yg dimaksud oleh bapaknya itu. Dengan lemah lembut anak berkata : “ ayahku, saya akan keluar  jika ada yg bisa membuktikan pergerakan Islam yg saya ikuti adalah salah dan menyimpang , apakah ayah bisa membuktikan hal itu ?”. sang ayah diam sejenak kemudian berkata : “ anakku, ayah tau sebenarnya tidak ada yg salah dengan pergerakan yg kamu ikuti, ayah hanya khawatir dengan jiwamu..”. sang anak menjawab :” setiap pilihan pastia ada risikonya, dan kehidupan hakiki adalah di akhirat kelak, dan dunia ini hanyalah sementara”. Sang ayah terdiam sejenak,kemudian berkata : “ ya sudah kalau itu memang pilihanmu !“.
Disore yg penuh kekeluargaan itu banyak hal yg dibicarakan, sang ayah bercerita ttg dulu ketika sang anak kecil, tingkah polahnya,dan bedanya dengan adik-adiknya,karena sang anak ini memeng adalah anak pertama dan kakak untuk dua orang adik. Ada pembicaraan yg lain yg cukup hangat. Sang ayah : “ apakah kamu dan kawan-kawanmu ingin merubah negeri ini ?” sang anak : “ kami ingin negeri ini menjadi lebih baik,dan memakmurkanya dengan system Islam, apakah ayah tidak melihat kondisi negeri kita yg mengalami berbagai keterpurukan dalam seluruh aspek kehidupan ? apakah salah jika kemudian kami ingin merubahnya menjadi baik, sementara kami meyakini bahwa hanya system Islam saja yg mampu untuk merubah keterpurukan ini ?” sang ayah terdiam berpikir.
Adzan maghrib berkumandang, ayah dan anak sholat maghrib berjama’ah, dimana sang ayah menjadi Imam.
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKu-lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu”. [Luqman : 14-15]
Wonosobo, 21-10-2011,ba’da operasi SC

Tidak ada komentar: