Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Jumat, 02 Agustus 2013

Demam panggung



Demam panggung biasa terjadi pada mereka yg baru kali pertama berbicara di depan umum atau bisa juga dialami oleh orang yg sudah terbiasa berbicara di depan umum. Pada kesempatan ini saya hanya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya pribadi tantang “ demam panggung “.


Kalau saya ibaratkan demam panggung itu seperti demam akibat penyakit Flu. Virus influenza penyebab penyakit flu yg salah satu gejalanya adalah demam mempunyai beragam tipe,ada tipe A, tipe B, tipe C, dst... jika seseorang sudah pernah kena  salah satu varian dari jenis virus influenza tertentu maka dalam tubuh seseorang tadi terbentuk zat antibodi yg mampu mencegah terjadinya kembali virus tersebut. Klo sudah ada antibodi kok masing sering kena flu ? jawabnya adalah berarti  virus yg menyerang adalah dari jenis varian yg berbeda.

Nah begitu juga demam panggung, bagi yg pertama kali berbicara di depan banyak orang, berapapun jumlahnya itu, yg jelas lebih dari 1 orang, minimal 2, biasanya akan terkena demam panggung. Kabar gembiranya adalah ketika seseorang berhasil melewati ujian demam panggung ini, apapun hasilnya, maka dalam tubuh orang tersebut pun akan terbentuk antibodi virus demam panggung varian tertentu. Setidaknya lebih maju dibanding dengan orang yg belum pernah mencoba bicara di depan umum ( yg otomatis tidak terkena demam panggung ). Jika orang yg terkena demam panggung untuk kali pertama, jika kemudian diulang-ulangi secara terus menerus, maka pada penampilan berikutnya demam panggung akan minim terjadi, karena sudah terbiasa.

Barangkali ada yg bertanya, sudah sering berbicara di depan umum tapi masih sering kok demam panggung ? jawabnya, berarti itu virus demam panggung dengan varian yg berbeda dari yg sebelum-sebelumnya. J

Kok jadi kepanjangan ya tulisanya. Oke deh saya akan langsung tuliskan gejala-gejala demam panggung yg saya rasakan dari pengalaman pribadi : sebelum mulai tampil  perut terasa gak enak, kadang bisa sampe kebelet, muka agak terasa pucat pasi, bibir pecah-pecah. Ketika sudah berbicara konsentrasi buyar, lidah terasa kelu, andaikan bisa keluar suara maka akan gak jelas bicara apa, kadang terjadi “ spasi ” diam yg cukup lama, bisa terjadi sedikit perut terasa mual, agak pusing, gemeteran, yang paling parah adalah kalau sampe tidak keluar suara apapun dari mulut ( tapi bukan pinsan lho ).

Itu sedikit gambaran pengalaman pribadi. Trus gimana cara mengatasinya ? berpikir positif ! saya sendiri sering kemudian berpikir insya Allah walaupun saya hari ini demam panggung  tapi gak papa ini adalah suatu peningkatan prestasi, setidaknya saya sudah punya keberanian. Alhamdulillah walaupun hari ini saya demam panggung, insya Allah ini adalah pelajaran yg sangat berharga, setidaknya dalam tubuh saya sudah terbentuk antibodi demam panggung untuk jenis varian tertentu. Dan tambah akan bersemangat lagi jika kita pernah mendengar “ sesungguhnya sesuatu itu sulit di awal, namun jika sudah dilakukan akan mudah, tinggal konsisten saja “. Dan pernyataan ini saya pikir memang tepat .

Saya pun mencoba untuk memotivasi diri dengan mengambil banyak pelajaran dari mereka yg sudah jarang mengalami demam pangung ketika berbicara di depan umum, pelajaranya adalah bahwa semuanya butuh proses, termasuk mereka sekalipun yg sudah mahir “ ber-orasi “. Jadi alhamdulillah saya pun masih dalam proses itu.

Dalam konteks dakwah, dan ini yg penting. Sesungguhnya komunikasi adalah media untuk menaympaikan ide pemikiran Islam kepada masyarakat. Nah dengan mencoba belajar merapikan komunikasi ini ada banyak kesempatan untuk belajar komunikasi yg efektif. Dijaman nabi pun ketika awal dakwah di makkah, para sehabat pun begitu mahir dalam berkomunikasi, khususnya ketika melakukan iqtisholah maqsudah ( kontak terarah ) untuk menyampaikan pemikiran Islam di masyarakat makkah. Walaupun ada sebagian sahabat nabi yg memang mendapat tugas khusus sebagai pembicara umum yg memang sahabat  tersebut memang mahir berbicara di depan umum, seperti yg cukup terkenal adalah tsabit bin qais r.a., Tsabit Bin Qais adalah ahli pidato dalam menyampaikan gagasan pemikiran. Kita juga mengenal shahabat mush’ab bin umair, duta islam pertama yg ditugaskan rasulullah untuk mendakwahkan islam di madinah, yg dari tangan Mush’ab inilah berdiri daulah Islam. Mush’ab pun mempunyai penyampaian komunikasi yg baik.

Pointnya adalah bahwa para sahabat adalah orang-orang  yg dengan gayanya masing-masing adalah komunikator Islam yg produktif, khusunya ketika melakukan kontak. Ada juga sebagian kecil para shahabat yg cerdas dan berani berbicara berkomunikasi di depan umum, seperti ja’far bin Abi thalib, abdullah bin rawahah, Tsabi bin Qais dll.

Kadang saya juga berpikir bahwa untuk menyampaikan Islam Ideologis ini jangan sampai terbawa oleh “ candaan sampah “ dan “ vulgar “. Candaan sebagai sebuah uslub penyampaian dakwah memang mubah untuk dipakai, tapi jika menjadi “ trendsetter “ maka ini bermasalah. Ini pengalaman menarik saya, pernah ada sebuah kepaniitaan acara yg menghubungi saya bahwa saya disuruh ngisi, tapi ngisinya yg kocak,tidak terlalu serius,santai. Saya pun menjadi merenung, apakah setiap kajian harus selalu kocak dan harus selalu lucu ? klo candaan adalah sebuah uslub saja, artinya bukan fokus maka bolehlah. Dan ini yg saya ambil ! artinya saya memilih untuk serius, walaun boleh diselingi uslub dengan candaan J

Komunikasi ini memang perlu dilatih, khususnya oleh para pengemban dakwah. Maka latihlah. Cobalah untuk memulai dengan latihan menjadi MC ( pembawa acara ) dalam forum yg lebih kecil, misalnya pas acara Jalsah Munakh ( JM ), atau ketika melakukan daurah. Bisa ditingkatkan lagi menjadi moderator dalam sebuah diskusi misalnya. Bisa juga mencoba untuk ber-orasi ketika melakukan masiroh. Atau bisa juga seperti yg saya lakukan ketika awal-awal berbicara di depan umum adalah dengan mengumpulkan beberapa pemuda untuk kemudian disampaikan tentang pemikiran-pemikiran Islam. Awalnya mungkin akan banyak kendala dan masalah, tapi dengan seringnya berlatih,dan terus berlatih saya yakin akan menjadi habit ( kebiasaan ).

Jadi...................................yuk mulai ngisi mentoring J jadi................... yuk mulai konta-kontak................. J jadi........yuk mulai mencoba ngisi halqah....  J yukkk,,,...

Abu Syahmi, Pacekelan, menjelang sahur, ramadhan penuh berkah, 28/07/2013

Tidak ada komentar: