Jumat, 02 Agustus 2013
Motivasi Trainer
Sebelum saya menulis lebih banyak perlu saya tegaskan bahwa tulisan ini bukanlah tulisan akademik tentang dunia trainer. Tulisan ini hanyalah sekedar sebuah cerita tentang trainer.
Setelah memandu sebuah acara kajian umum di sebuah SMA negeri di kota pensiunan, tema kajian waktu itu dari undangan yg diberikan ke saya adalah tentang membuat games buat persiapan acara mabit di SMA negeri tersebut. Karena dalam waktu dekat Rohis SMA tersebut akan mengadakan sebuah mabit.
Saya mencoba mencari tahu siapa saja yang akan dijadikan pemateri dalam acara mabit tersebut. Ada beberapa nama yg disebut. Salah satunya panitia meyebut sebuah nama dari jogjakarta yg menurut panitia adalah seorang yg luar biasa menguasai tekhnik public speaking yg handal.
Mendengar penuturan dari panitia tersebut membuat saya berpikir ulang tentang performance diri saya ketika menyampaikan sebuah acara kajian. Mendengar penuturan panitia tersebut saya jadi berpikir tentu saya harus belajar banyak dari trainer yg bersangkutan yg disebutkan oleh panitia.
Dalam beberapa kesempatan saya pun menjumpai beberapa trainer yg mereka memang sudah mahir mengendalikan sebuah forum, mau dijadikan apapun forum itu maka sang trainer itu dapat dengan mudah mensuasanakan.
Kalau melihat performance para trainer itu tampaknya saya jauh sekali dari predikat trainer itu. Namun walaupun demikian saya melihat untuk menjadi trainer yg handal seperti yg saya amati itu memang dari sebuah kebiasaan, jam terbang, dan tentu adalah keseriusan untuk menyelami dunia trainer,nah yang menjadi sorotan saya dan barangkali ini senjata ampuh bagi saya yg walaupun dunia training saya tidak mahir di dalamnya, namun senjata ampuh itu adalah “ content isi yg disampaikan “.
Berbicara “ content isi materi yg disampaikan “ berarti bicara pemikiran apa yg akan disampaikan pada audience ? nah inilah barangkali jika boleh sedikit berbangga bahwa kelebihan Training – jika boleh disebut sebagai trainer- adalah pada materi isi pemikiran yg disampaikan.
Barangkali juga sedikit motivasi yg kemudian bisa menambah “ strong whay “ bagi saya ketika menyampaikan sebuah materi training adalah bahwa “ Islam harus diterapkan, mabda Islam harus didakwahkan ! “. Bagi saya itu cukup untuk kemudian menjadi dorongan untuk menyampaikan Islam.
Adapun kemudian dengan persoalan retorika mungkin yg saya alami adalah perkembangan alami, sporadis dan tak begitu direncanakan. Saya masih ingat ketika mulai awal menyampaikan sebuah materi kajian, lidah ini terasa kelu, pikiran cupet, belum lagi perasan grogi. Namun terus mencoba, mencoba,dan mencoba, dari situ satu point saya dapat yakni BERANI Mencoba. Dari point berani mencoba inilah kemudian mulai merapikan konsep kajian yg akan disampaikan. Mulai rapi ,dari salam pembukaan, penyampaian isi kajian, kesimpulan, penutup. Forumnya pun mulai berkembang, dari forum yg awalnya hanya 1, 2 orang terus mengalami peningkatan menjadi 5,10,20,40,100,400,dst.., memang benar jumlah forum dalam sebuah forum yg saya isi memang cenderung mengalami peningkatan, tapi...saya sendiri tidak begitu antusias meng-upgrade diri dalam retorika penyampaian. Akibatnya ketika ada sebuah SMS dari salah seorang aktivis Rohis “ mas , nanti ngisi kajianya, yg lucu, dan kocak ya “, SMS ini membuat saya harus berpikir sejenak.
Saya mencoba untuk menghibur diri insya Allah saya siap menyampaikan diforum itu, biarpun untuk masalah lucu, dan kocak sya tidak tau ;-)
Saya hanya sampaikan insya Allah saya akan ngisi kajian itu, dengan senjata ampuh “ mabda Islam “, persoalan kocak dan lucu mencoba belajar.
Saya mencoba menghibur diri dengan bahwa materi kajian yg akan saya sampaikan ini adalah materi yg lain dari pada yg lain, materi yg luar biasa, yg insya Allah dengan penjelasan saya yg standart akan cukup menancap dalam benak para pendengar.
Ya walaupun ini bukan jadi alasan untuk berhenti belajar, karena banyak juga sahabat saya yg bisa dengan retorika yg cerdas,mengguncang, dan bahasa yg santai, lucu bisa menyampaikan materi yg sama dengan apa yg saya sampaikan. Artiya saya harus tetap belajar. ;-)
Akhukum Abu Syahmi, pacekelan, 24/07/2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar