Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Sabtu, 17 Agustus 2013

Menanam tunas pohon baru ( Refleksi Training Pelajar di Kutowinangun, Kebumen )

                                                      peserta kajian para pelajar Kutowinangun


                                                                   Acara segera dimulai



Para Pemateri Training  Ustadz Awwam Ilmuwan ( LDS HTI Jateng ) & Abu Syahmi ( LDS HTI Purworejo )


                        Ustadz Awwa ilmuwan menyampaikan Materi Training dengan tema Life Is choice


                                   Abu Syahmi Menyampaikan Materi Training " Jalan Menuju Iman ".



                                                    peserta begitu antusias mengikuti acara

                                           peserta Nisa' dalam sesi diskusi bersama



                                   peserta Rijal sambil Buka bersama diskusi bareng untuk membentuk Halqah








Lho kok judulnya menanam  tunas pohon ? maksudnya apa ? ini hanya metafora saja. Matafora tentang sebuah proses pembinaan menuju pribadi yg ber-syakhsiyyah islamiyah.

ibarat sebuah pohon, awalnya kita menanam dari sebuah tunas kecil, kita memulainya disebuah tanah, sebuah tunas yg awalnya lemah, yg selalu membutuhkan perawatan, perhatian siang dan malam. Tunas itu kini mulai tumbuh sedikit demi sedikit, akarnya mulai menghujam kuat ke dalam tanah, sedikit-demi sedikit. Ia senantiasa tumbuh dan berkembang hingga suatu ketika menjadi sebah pohon yg menjulang tinggi dengan dedaunaan yg rindang, yg menebar manfaat bagi yg berteduh dibawahnya, dan ketika ditebang pun masih bisa digunakan untuk bahan yg bermanfaat.

Begitulah proses pembinaan dalam dakwah. Para pengemban dakwah memulai tunas ini dimana saja di tanah bumi Allah manapun. Tunas itu bisa dikalangan pelajar, mahasiswa, intelektual, pedagang, ulama’, bahkan militer. Bak seorang petani yg selalu memperhatikan tanamnaya siang dan malam agar tanaman yg bertunas itu tumbuh sehat. Maka begitu jugalah pengemban dakwah dia harus serius membina tunas-tunas baru yg kadang mengorbankan waktu istirahatnya. Ketika tunas itu mulai digerogoti hama penyakit yg bisa mengakibatkan kematian tunas awal ini, maka petani mencurahkan segenap upaya daya agar hama tersebut hilang sedikit-demi sidikit dengan obat-obatan dan segala macam tekhnik pertanian. Maka begitu juga pengemban dakwah ketika melakukan pembinaan, ketika tunas awal binaanya mendapatkan virus penyakit baik virus fikrah maupun virus nafsiyah, maka bak seorang petani mengerahkan segenap upaya daya agar mad’u binaanya bisa segera berangsur-angsur sehat dengan mengupadayakan Obat kesembuhan dengan dorongan, motivasi, dan tentu obat akidah islam yg bersih dan suci ini.

Maka keistiqomahan pengemban dakwah dalam menyemai tunas baru ini akan pada suatu saat ia akan tersenyum bahagia ketika tunas kecil itu kini sudah mulai kuat akar akidahnya, rindang pemikiran islamnya, sehingga bisa menjadi peneduh harapan umat ketika umat ini dalam terik panasnya peradaban jahiliah kapitalisme-sekuler. tunas ini kini sudah  menjadi pohon besar , tunas pengusung dakwah melanjutkan kehidupan Islam kini sudah mulai mandiri, yunas ini kini bisa melakukan duplikasi dengan membentuk tunas-tunas yg baru. Allahu Akbar !!

Walaupun………. Tidak sedikit juga tunas ytg akhirnya tumbang ditengah jalan, baik karena angin sepoi-sepoi, atau bahkan karena badai yg dahsyat mengguncang, jika petani itu abai ,malas-malasan merawat tunas awal ini maka bisa dipastikan lambat atau cepat tunas itu akan hilang ditelan bumi. Begitupun juga ketika pengemban dakwah ini malas-malasan dalam merawat tunas awal ini maka cepat-atau lambat akan hilang ditelan bumi…. Ya Allah lindungi hamba ini…

Namun adakalanya juga kaidah kausalitas sebab-akibat sudah diupayakan sedemikian rupa oleh petani penanam pohon dengan segala macam tekhnik terbaik untuk menghasilkan pohon yg kuat dan baik, tapi toh tunas itu tidak tumbuh, bahkan berpenyakit yg mengakibatkan kematian. Yang ini bisa membuat frustasi petani.

Tapi jangan khawatir bumi Allah itu luas, semailah tanaman-tanaman denag tuans-tunas baru, insyaAllah aka ada banyak bahkan ribuan tunas –tunas baru yg siap dan lebih siap dan lebih kuat dari tunas yg sebelumnya.

Alhamdulillah…sore tadi kulihat tunas-tunas baru ini, tunas yg masih sangat muda sekali, semoga para petaninya bersabar untuk merawat, menjaganya dari berbagai macam hama penyakit, dan mengairi dengan mabda islam yg shafa ( bersih  ) dan naqa’ ( suci  ) ini, hingga semoga tunas ini kelak akan menjadi pohon yg kuat akarnya, kuat batangnya, rindang daunya,dan tentu bisa menjadi peneduh harapan umat, semoga   

#refleksi daurah di kebumen tadi sore.

Wonosobo, akhukum Abu Syahmi,ahad ramadhan penuh berkah 21/07/’13

Tidak ada komentar: