Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Jumat, 18 September 2015

Musuh Kita Berjenggot ?



Musuh Kita Berjenggot ?


Polemik mencuat saat Ketua Umum sebuah Ormas terbesar di negeri ini membahas tentang jenggot. Sontak saja hal ini membuat gaduh. Bantahan yang sifatnya ilmiah dalil pun bermunculan, sampai serangan individu sumpah serapah datang bertubi-tubi mengenai Ketua Ormas tersebut. Sudah mafhum dalam ranah ilmiah pembahasan furu' permasalahan jenggot ini terdapat Khilafiyah dikalangan para Ulama', dan dalam persoalan ini sudah mafhum pula bahwa berjengot ataupun tidak bukanlah menjadi sebab permusuhan. Saya sendiri mengambil pendapat yang menyatakan berjenggot hukumnya Sunnah.

Dalam sebuah video yang saya dapatkan di jejaring sosial media, Saya tertarik dengan penjelasan Kyai Said Agil Siradj, ketika beliau membahas persoalan ini. Bahwa Ke Islaman seseorang tidak diukur dari serban yang dipakai, tidak pula diukur dari gamis jubah yang dipakai, tidak pula dari jenggotnya, kalau hal-hal itu ( serban, gamis-jubah, jenggot ) dipakai sebagai ukuran ke islaman , maka seseorang maka Abu Jahal pun pakai serban, gamis,dan jenggot. Kira-kira poin itu yang disampaikan Kyai Agil Siradj. Memang sudah mafhum bahwa Abu Jahal, Abu Lahab adalah orang kafir penentang dakwah Islam.

Saya tidak ingin terjebak terlalu panjang pada persoalan jenggot ini. Justru yang menjadi sangat penting hari ini adalah mengetahui siapa musuh kaum muslimin yang secara nyata memerangi, menjajah, dan membantai umat Islam di negeri-negeri kaum muslimin. Itu tidak lain adalah kaum kaafir penjajah yang dikomando Oleh adi daya sekarat Amerika Serikat, Eropa, Rusia, maupun seluruh sekutunya. Jadi ini bukan soal berjenggot ataupun tidak, namun negara-negara ini sudah menyatakan perang dengan kaum muslimin.

Dalam pertarungan ini negara-negara kufur ini menggunakan permainan politik yang amat licik, di negeri ini mereka secara tidak langsung menggunakan tangan-tangan para komprador,dan penguasa agen. Mereka tidak mau bersusah payah menggunakan pe jajahan gaya lama yg berlumuran darah, berderu senapan. Namun mereka menggunakan tangan penguasa agen menyitir berbagai undang-undang yang memuluskan langkah penjajah mengeruk habis sumber daya alam negeri ini. Mereka mencetak kurikulum yang membuat anak didik pelajar muslim menjadi sangat cinta dengan penjajah dan alergi terhadap Syariah Islam.

Ayolah kawan, kita bidik secara tepat siapa musuh kita, merekalah itu kaum kaafir penjajah. Ayolah kawan kita berkasih sayang dengan sesama kaum muslim, dan tegas, keras beringas dengan penjajah. Jangan dibalik-balik berkasih sayang dengan penjajah, dan keras dengan sesama kaum muslimin.

Musuh kita bukan soal jenggot !

Wonosobo ba'da cyto menjelang shubuh, 19/09/'15





Tidak ada komentar: