Mengamati, Melihat, memahami, Dan Menuliskannya

Senin, 24 Desember 2012

Sedikit tips mengisi mentoring






Tulisan sangat singkat ini bukanlah ingin memaparkan teori komunikasi efektif, namun lebih banyak pengalaman penulis ketika ngisi mentoring, baik di sekolah, mahasiswa, remaja masjid,ataupun kegiatan kepemudaan yg lainya. Tidak lebih dari itu. Semoga bisa diambil inspirasinya bagi aktivis dakwah yg membaca tulisan ini.

Sedikit ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana tekhnik mengisi halqah ( mentoring ), setidaknya ini adalah pengalaman saya pribadi.
1.      Memberikan motivasi ( kabar gembira ) pada peserta halqah atau mentoring. Motivasi ini bisa berupa dengan kabar gembira dari hadist/al-qur’an,atau bisa juga dengan membandingkn fakta kondisi mereka yg lebih baik dibanding dengan yg lain, atau bisa jiga dengan menunjukkan pahala menuntut ilmu. Yang biasa saya sampaikan klo semisalnya mentoring dilakukan di mushala/asjid saya sampaikan tentang hadist 7 golongan yg selamat, salah satunya adalah pemuda yg hatinya terikat dengan masjid. Biasaya juga saya sampaikan bahwa majelis yg mereka ikuti saat ini ( mentoring ) adalah majelis yg mulia dibandingkan dengan majelis tongkrongan ( diserta sedikit ilustrasi pemuda masa kini yg doyan tongkrong tanpa arah ) dll.., harapanya dengan memberikan motivasi ini peserta mentoring lebih bersemangat dalam mengikuti mentoring ini, serta pemikiran dan perasaan peserta tergugah pada saat yg bersamaan.
2.      Interaktif.
Interaktif yg saya maksudkan hendaknya pementor dalam penyampaian materi mentoring mampu mengajak peserta untuk ikut aktif berpikir materi yg disampaikan. Untuk menjadikan proses mentoring menjadi aktiv saya biasanya mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi pada para peserta mentoring. Sebagai contoh ketika saya sampaikan materi “ mengenal Islam “, pernah saya lakukan para peserta saya suruh mengeluarkan Kartu pelajar, saya tanyakan ke para peserta hal apa yg sama dimiliki para peserta yg tertulis dikartu pelajar ? yupz! Disana semua tertuslis sama AGAMA : Islam. Setelah itu saya lebih mendalam bertanya: apa itu Islam ? kalau perta mentoring sedikit ( 4-7 Peserta ) biasanya saya tanya satu-satu, kalau perrta banyak ( lebih dari 7 peserta ) biasanya para peserta saya suruh nulis dikertas. Intinya mereka dilibatkan aktif dalam proses penyampaian materi mentoring.

3.      Betapa pentingnya materi yg disampaikan !!!
Maksudnya ? ini berkaitan dengan materi dan kebutuhan peserta terkait materi. Intinya membangun pesepsi bahwa materi sangat urgent untuk dipahami. Misalnya ketika saya sampaikan meteri tentang “ mengenal Islam “, maka saya sampaiakn sekarang ada kelompok/orang yg menyatakan semua agama sama ( pluralisme ),lantas apa bedanya Islam dengan agama non-islam lainya jika semua sama ? ada juga orang/kelompok yg menyatakan Islam hanya sekedar ibdah ritual privat saja ( sekularisme ),sehingga untuk urusan publik diserahkan ke ideologi yg lain ( kapitalise/sosialisme ). Sehingga dengan begitu sangat diperlukan pemahamana yg benar tentang definisi Islam secara Syamil, masuklah materi “ mengenal islam...”

4.      Fokus pada materi.
Untuk lebih mudah dan fokus pada materi biasanya saya buat ihktisar materi inti dari materi mentoring yg ingin disampaikan, untuk pengembanganya disesuaikan dengan kondisi yg ada. Ikhtisar materi ini bisa berisi dalil-dalil al-qur’an, hadis, kisah-kisah beserta sumbernya. Fokus ini agar juga kita tidak nglantuer kemana-mana...

5.      Sungguh-sungguh, ke-ikhlasan
Ini yg paling penting dimiliki oleh seorang da’i, pementor.

Wonosobo, IBS 12.00  22/12/2012
Akhukum Abu Syahmi

Tidak ada komentar: