Tulisan sangat singkat
ini bukanlah ingin memaparkan teori komunikasi efektif, namun lebih banyak
pengalaman penulis ketika ngisi mentoring, baik di sekolah, mahasiswa, remaja
masjid,ataupun kegiatan kepemudaan yg lainya. Tidak lebih dari itu. Semoga bisa
diambil inspirasinya bagi aktivis dakwah yg membaca tulisan ini.
Sedikit ingin berbagi
pengalaman tentang bagaimana tekhnik mengisi halqah ( mentoring ), setidaknya
ini adalah pengalaman saya pribadi.
1.
Memberikan
motivasi ( kabar gembira ) pada peserta halqah atau mentoring. Motivasi ini
bisa berupa dengan kabar gembira dari hadist/al-qur’an,atau bisa juga dengan
membandingkn fakta kondisi mereka yg lebih baik dibanding dengan yg lain, atau
bisa jiga dengan menunjukkan pahala menuntut ilmu. Yang biasa saya sampaikan
klo semisalnya mentoring dilakukan di mushala/asjid saya sampaikan tentang
hadist 7 golongan yg selamat, salah satunya adalah pemuda yg hatinya terikat
dengan masjid. Biasaya juga saya sampaikan bahwa majelis yg mereka ikuti saat
ini ( mentoring ) adalah majelis yg mulia dibandingkan dengan majelis
tongkrongan ( diserta sedikit ilustrasi pemuda masa kini yg doyan tongkrong
tanpa arah ) dll.., harapanya dengan memberikan motivasi ini peserta mentoring
lebih bersemangat dalam mengikuti mentoring ini, serta pemikiran dan perasaan
peserta tergugah pada saat yg bersamaan.
2.
Interaktif.
Interaktif
yg saya maksudkan hendaknya pementor dalam penyampaian materi mentoring mampu
mengajak peserta untuk ikut aktif berpikir materi yg disampaikan. Untuk
menjadikan proses mentoring menjadi aktiv saya biasanya mengajukan beberapa
pertanyaan terkait materi pada para peserta mentoring. Sebagai contoh ketika
saya sampaikan materi “ mengenal Islam “, pernah saya lakukan para peserta saya
suruh mengeluarkan Kartu pelajar, saya tanyakan ke para peserta hal apa yg sama
dimiliki para peserta yg tertulis dikartu pelajar ? yupz! Disana semua
tertuslis sama AGAMA : Islam. Setelah itu saya lebih mendalam bertanya: apa itu
Islam ? kalau perta mentoring sedikit ( 4-7 Peserta ) biasanya saya tanya
satu-satu, kalau perrta banyak ( lebih dari 7 peserta ) biasanya para peserta
saya suruh nulis dikertas. Intinya mereka dilibatkan aktif dalam proses
penyampaian materi mentoring.
3.
Betapa
pentingnya materi yg disampaikan !!!
Maksudnya
? ini berkaitan dengan materi dan kebutuhan peserta terkait materi. Intinya
membangun pesepsi bahwa materi sangat urgent untuk dipahami. Misalnya ketika
saya sampaikan meteri tentang “ mengenal Islam “, maka saya sampaiakn sekarang
ada kelompok/orang yg menyatakan semua agama sama ( pluralisme ),lantas apa
bedanya Islam dengan agama non-islam lainya jika semua sama ? ada juga
orang/kelompok yg menyatakan Islam hanya sekedar ibdah ritual privat saja (
sekularisme ),sehingga untuk urusan publik diserahkan ke ideologi yg lain (
kapitalise/sosialisme ). Sehingga dengan begitu sangat diperlukan pemahamana yg
benar tentang definisi Islam secara Syamil, masuklah materi “ mengenal
islam...”
4.
Fokus pada
materi.
Untuk
lebih mudah dan fokus pada materi biasanya saya buat ihktisar materi inti dari
materi mentoring yg ingin disampaikan, untuk pengembanganya disesuaikan dengan
kondisi yg ada. Ikhtisar materi ini bisa berisi dalil-dalil al-qur’an, hadis,
kisah-kisah beserta sumbernya. Fokus ini agar juga kita tidak nglantuer
kemana-mana...
5.
Sungguh-sungguh,
ke-ikhlasan
Ini yg
paling penting dimiliki oleh seorang da’i, pementor.
Wonosobo,
IBS 12.00 22/12/2012
Akhukum
Abu Syahmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar