Rabu, 18 September 2013
Miss Kapitalisme
Ramai orang hari ini membicarakan tentang Miss world. Sebuah kontes pemilihan orang paling cantik se-dunia yang rencananya tahun ini Indonesia berperan serta sebagai salah satu penyelenggaranya. Cantik menurut siapa ? cantik menurut dunia katanya. Di masing-masing Negara di dunia ini pun sebenarnya sudah ada kontes-kontes yang serupa Miss world. Miss dalam konteks nation-state, ada Miss Amerika, Miss Indonesia, Miss Australia, miss Inggris, dan MissKiin ( hehe..)
Kajian Beruntun
Kajian Bersama Gabungan Rohis Se-Purworejo di salah satu pojok alun-alun kota Purworejo
Diserambi masjidagung Purworejo, saya bersama dua adik ideologis ,akh Dhika Widayat dan AkhTafsirruddin bincang santai plus tiduran. Ada beberapa hal yang kami bicarakan.Waktu itu kami sedang menunggu-nunggu sahabat dari beberapa SMA di kotapurworejo dalam sebuah kajian bersama. Setelah semuanya berkumpul. Kami berjalan bersama ke alun-alun kota.Kami menjatuhkan pilihan untuk melakukan kajian ini disalah satu gasebo yangada di salah satu pojok alun-alun. Sebuah gasebo yang biasanya digunakansepasang muda-mudi dengan hubungan imajiner pacaran untuk bekerja sama dalamkemaksiatan. Selain itu pilihan kami di gasebo adalah unutk mencari suasanalain ( tapi bukan dunia lain lho ).
Diserambi masjidagung Purworejo, saya bersama dua adik ideologis ,akh Dhika Widayat dan AkhTafsirruddin bincang santai plus tiduran. Ada beberapa hal yang kami bicarakan.Waktu itu kami sedang menunggu-nunggu sahabat dari beberapa SMA di kotapurworejo dalam sebuah kajian bersama. Setelah semuanya berkumpul. Kami berjalan bersama ke alun-alun kota.Kami menjatuhkan pilihan untuk melakukan kajian ini disalah satu gasebo yangada di salah satu pojok alun-alun. Sebuah gasebo yang biasanya digunakansepasang muda-mudi dengan hubungan imajiner pacaran untuk bekerja sama dalamkemaksiatan. Selain itu pilihan kami di gasebo adalah unutk mencari suasanalain ( tapi bukan dunia lain lho ).
Sudahkah Kau Temukan Makna Kehidupan Ini ?
Disela-sela bekerja di ruang Operasi ada sedikit diskusi santai namun dengan pembahasan yang mendalam. Waktu itu ada sebuah pertanyaan yang tidak saya duga sebelumnya dari seorang senior di tempat saya bekerja. Perlu anda semua ketahui bahwa senior yang saya maksud beliau adalah seorang aktivis Non Muslim yang cukup militant. Selayaknya seorang Aktivis pergerakan manapun dalam berinteraksi pasti mempunyai sebuah misi. Pertanyaandari rekan kerja saya ini seperti tertera dalam judul : “ Sudahkah Kau temukan makna Kehidupan ini ? “.
Sabtu, 17 Agustus 2013
Menanam tunas pohon baru ( Refleksi Training Pelajar di Kutowinangun, Kebumen )
peserta kajian para pelajar Kutowinangun
Acara segera dimulai
Para Pemateri Training Ustadz Awwam Ilmuwan ( LDS HTI Jateng ) & Abu Syahmi ( LDS HTI Purworejo )
Ustadz Awwa ilmuwan menyampaikan Materi Training dengan tema Life Is choice
Abu Syahmi Menyampaikan Materi Training " Jalan Menuju Iman ".
peserta begitu antusias mengikuti acara
peserta Nisa' dalam sesi diskusi bersama
peserta Rijal sambil Buka bersama diskusi bareng untuk membentuk Halqah
Lho kok judulnya menanam tunas pohon ? maksudnya apa ? ini hanya metafora saja. Matafora tentang sebuah proses pembinaan menuju pribadi yg ber-syakhsiyyah islamiyah.
ibarat sebuah pohon, awalnya kita menanam dari sebuah tunas kecil, kita memulainya disebuah tanah, sebuah tunas yg awalnya lemah, yg selalu membutuhkan perawatan, perhatian siang dan malam. Tunas itu kini mulai tumbuh sedikit demi sedikit, akarnya mulai menghujam kuat ke dalam tanah, sedikit-demi sedikit. Ia senantiasa tumbuh dan berkembang hingga suatu ketika menjadi sebah pohon yg menjulang tinggi dengan dedaunaan yg rindang, yg menebar manfaat bagi yg berteduh dibawahnya, dan ketika ditebang pun masih bisa digunakan untuk bahan yg bermanfaat.
Begitulah proses pembinaan dalam dakwah. Para pengemban dakwah memulai tunas ini dimana saja di tanah bumi Allah manapun. Tunas itu bisa dikalangan pelajar, mahasiswa, intelektual, pedagang, ulama’, bahkan militer. Bak seorang petani yg selalu memperhatikan tanamnaya siang dan malam agar tanaman yg bertunas itu tumbuh sehat. Maka begitu jugalah pengemban dakwah dia harus serius membina tunas-tunas baru yg kadang mengorbankan waktu istirahatnya. Ketika tunas itu mulai digerogoti hama penyakit yg bisa mengakibatkan kematian tunas awal ini, maka petani mencurahkan segenap upaya daya agar hama tersebut hilang sedikit-demi sidikit dengan obat-obatan dan segala macam tekhnik pertanian. Maka begitu juga pengemban dakwah ketika melakukan pembinaan, ketika tunas awal binaanya mendapatkan virus penyakit baik virus fikrah maupun virus nafsiyah, maka bak seorang petani mengerahkan segenap upaya daya agar mad’u binaanya bisa segera berangsur-angsur sehat dengan mengupadayakan Obat kesembuhan dengan dorongan, motivasi, dan tentu obat akidah islam yg bersih dan suci ini.
Maka keistiqomahan pengemban dakwah dalam menyemai tunas baru ini akan pada suatu saat ia akan tersenyum bahagia ketika tunas kecil itu kini sudah mulai kuat akar akidahnya, rindang pemikiran islamnya, sehingga bisa menjadi peneduh harapan umat ketika umat ini dalam terik panasnya peradaban jahiliah kapitalisme-sekuler. tunas ini kini sudah menjadi pohon besar , tunas pengusung dakwah melanjutkan kehidupan Islam kini sudah mulai mandiri, yunas ini kini bisa melakukan duplikasi dengan membentuk tunas-tunas yg baru. Allahu Akbar !!
Walaupun………. Tidak sedikit juga tunas ytg akhirnya tumbang ditengah jalan, baik karena angin sepoi-sepoi, atau bahkan karena badai yg dahsyat mengguncang, jika petani itu abai ,malas-malasan merawat tunas awal ini maka bisa dipastikan lambat atau cepat tunas itu akan hilang ditelan bumi. Begitupun juga ketika pengemban dakwah ini malas-malasan dalam merawat tunas awal ini maka cepat-atau lambat akan hilang ditelan bumi…. Ya Allah lindungi hamba ini…
Namun adakalanya juga kaidah kausalitas sebab-akibat sudah diupayakan sedemikian rupa oleh petani penanam pohon dengan segala macam tekhnik terbaik untuk menghasilkan pohon yg kuat dan baik, tapi toh tunas itu tidak tumbuh, bahkan berpenyakit yg mengakibatkan kematian. Yang ini bisa membuat frustasi petani.
Tapi jangan khawatir bumi Allah itu luas, semailah tanaman-tanaman denag tuans-tunas baru, insyaAllah aka ada banyak bahkan ribuan tunas –tunas baru yg siap dan lebih siap dan lebih kuat dari tunas yg sebelumnya.
Alhamdulillah…sore tadi kulihat tunas-tunas baru ini, tunas yg masih sangat muda sekali, semoga para petaninya bersabar untuk merawat, menjaganya dari berbagai macam hama penyakit, dan mengairi dengan mabda islam yg shafa ( bersih ) dan naqa’ ( suci ) ini, hingga semoga tunas ini kelak akan menjadi pohon yg kuat akarnya, kuat batangnya, rindang daunya,dan tentu bisa menjadi peneduh harapan umat, semoga
#refleksi daurah di kebumen tadi sore.
Wonosobo, akhukum Abu Syahmi,ahad ramadhan penuh berkah 21/07/’13
Acara segera dimulai
Para Pemateri Training Ustadz Awwam Ilmuwan ( LDS HTI Jateng ) & Abu Syahmi ( LDS HTI Purworejo )
Abu Syahmi Menyampaikan Materi Training " Jalan Menuju Iman ".
peserta begitu antusias mengikuti acara
peserta Nisa' dalam sesi diskusi bersama
peserta Rijal sambil Buka bersama diskusi bareng untuk membentuk Halqah
Lho kok judulnya menanam tunas pohon ? maksudnya apa ? ini hanya metafora saja. Matafora tentang sebuah proses pembinaan menuju pribadi yg ber-syakhsiyyah islamiyah.
ibarat sebuah pohon, awalnya kita menanam dari sebuah tunas kecil, kita memulainya disebuah tanah, sebuah tunas yg awalnya lemah, yg selalu membutuhkan perawatan, perhatian siang dan malam. Tunas itu kini mulai tumbuh sedikit demi sedikit, akarnya mulai menghujam kuat ke dalam tanah, sedikit-demi sedikit. Ia senantiasa tumbuh dan berkembang hingga suatu ketika menjadi sebah pohon yg menjulang tinggi dengan dedaunaan yg rindang, yg menebar manfaat bagi yg berteduh dibawahnya, dan ketika ditebang pun masih bisa digunakan untuk bahan yg bermanfaat.
Begitulah proses pembinaan dalam dakwah. Para pengemban dakwah memulai tunas ini dimana saja di tanah bumi Allah manapun. Tunas itu bisa dikalangan pelajar, mahasiswa, intelektual, pedagang, ulama’, bahkan militer. Bak seorang petani yg selalu memperhatikan tanamnaya siang dan malam agar tanaman yg bertunas itu tumbuh sehat. Maka begitu jugalah pengemban dakwah dia harus serius membina tunas-tunas baru yg kadang mengorbankan waktu istirahatnya. Ketika tunas itu mulai digerogoti hama penyakit yg bisa mengakibatkan kematian tunas awal ini, maka petani mencurahkan segenap upaya daya agar hama tersebut hilang sedikit-demi sidikit dengan obat-obatan dan segala macam tekhnik pertanian. Maka begitu juga pengemban dakwah ketika melakukan pembinaan, ketika tunas awal binaanya mendapatkan virus penyakit baik virus fikrah maupun virus nafsiyah, maka bak seorang petani mengerahkan segenap upaya daya agar mad’u binaanya bisa segera berangsur-angsur sehat dengan mengupadayakan Obat kesembuhan dengan dorongan, motivasi, dan tentu obat akidah islam yg bersih dan suci ini.
Maka keistiqomahan pengemban dakwah dalam menyemai tunas baru ini akan pada suatu saat ia akan tersenyum bahagia ketika tunas kecil itu kini sudah mulai kuat akar akidahnya, rindang pemikiran islamnya, sehingga bisa menjadi peneduh harapan umat ketika umat ini dalam terik panasnya peradaban jahiliah kapitalisme-sekuler. tunas ini kini sudah menjadi pohon besar , tunas pengusung dakwah melanjutkan kehidupan Islam kini sudah mulai mandiri, yunas ini kini bisa melakukan duplikasi dengan membentuk tunas-tunas yg baru. Allahu Akbar !!
Walaupun………. Tidak sedikit juga tunas ytg akhirnya tumbang ditengah jalan, baik karena angin sepoi-sepoi, atau bahkan karena badai yg dahsyat mengguncang, jika petani itu abai ,malas-malasan merawat tunas awal ini maka bisa dipastikan lambat atau cepat tunas itu akan hilang ditelan bumi. Begitupun juga ketika pengemban dakwah ini malas-malasan dalam merawat tunas awal ini maka cepat-atau lambat akan hilang ditelan bumi…. Ya Allah lindungi hamba ini…
Namun adakalanya juga kaidah kausalitas sebab-akibat sudah diupayakan sedemikian rupa oleh petani penanam pohon dengan segala macam tekhnik terbaik untuk menghasilkan pohon yg kuat dan baik, tapi toh tunas itu tidak tumbuh, bahkan berpenyakit yg mengakibatkan kematian. Yang ini bisa membuat frustasi petani.
Tapi jangan khawatir bumi Allah itu luas, semailah tanaman-tanaman denag tuans-tunas baru, insyaAllah aka ada banyak bahkan ribuan tunas –tunas baru yg siap dan lebih siap dan lebih kuat dari tunas yg sebelumnya.
Alhamdulillah…sore tadi kulihat tunas-tunas baru ini, tunas yg masih sangat muda sekali, semoga para petaninya bersabar untuk merawat, menjaganya dari berbagai macam hama penyakit, dan mengairi dengan mabda islam yg shafa ( bersih ) dan naqa’ ( suci ) ini, hingga semoga tunas ini kelak akan menjadi pohon yg kuat akarnya, kuat batangnya, rindang daunya,dan tentu bisa menjadi peneduh harapan umat, semoga
#refleksi daurah di kebumen tadi sore.
Wonosobo, akhukum Abu Syahmi,ahad ramadhan penuh berkah 21/07/’13
Jumat, 02 Agustus 2013
Mengawali dakwah disebuah sekolah yg minus dakwah Islam ideologis
Tulisan kali ini saya ingin berbagi kepada siapa saja yg membaca tulisan ini. Seperti yg ada di judul bahwa saya akan sedikit bercerita tentang awal saya memulai sebuah team work generasi awal dakwah sekolah di sebuah SMK populer di kota pensiunan, purworejo. Walaupun belum bisa disebut lama dalam menangani dakwah sekolah, namun cukup bahwa banyak pengalaman yg bisa diambil pelajaran bagi siapa saja yg konsen di dakwah sekolah. Karena alhamdulillah dengan seluruh dinamikanya yg ada dakwah sekolah di SMK populer di purworejo ini mulai mekar.
Demam panggung
Demam panggung biasa terjadi pada mereka yg baru kali pertama berbicara di depan umum atau bisa juga dialami oleh orang yg sudah terbiasa berbicara di depan umum. Pada kesempatan ini saya hanya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya pribadi tantang “ demam panggung “.
Motivasi Trainer
Sebelum saya menulis lebih banyak perlu saya tegaskan bahwa tulisan ini bukanlah tulisan akademik tentang dunia trainer. Tulisan ini hanyalah sekedar sebuah cerita tentang trainer.
Setelah memandu sebuah acara kajian umum di sebuah SMA negeri di kota pensiunan, tema kajian waktu itu dari undangan yg diberikan ke saya adalah tentang membuat games buat persiapan acara mabit di SMA negeri tersebut. Karena dalam waktu dekat Rohis SMA tersebut akan mengadakan sebuah mabit.
Saya mencoba mencari tahu siapa saja yang akan dijadikan pemateri dalam acara mabit tersebut. Ada beberapa nama yg disebut. Salah satunya panitia meyebut sebuah nama dari jogjakarta yg menurut panitia adalah seorang yg luar biasa menguasai tekhnik public speaking yg handal.
Mendengar penuturan dari panitia tersebut membuat saya berpikir ulang tentang performance diri saya ketika menyampaikan sebuah acara kajian. Mendengar penuturan panitia tersebut saya jadi berpikir tentu saya harus belajar banyak dari trainer yg bersangkutan yg disebutkan oleh panitia.
Dalam beberapa kesempatan saya pun menjumpai beberapa trainer yg mereka memang sudah mahir mengendalikan sebuah forum, mau dijadikan apapun forum itu maka sang trainer itu dapat dengan mudah mensuasanakan.
Kalau melihat performance para trainer itu tampaknya saya jauh sekali dari predikat trainer itu. Namun walaupun demikian saya melihat untuk menjadi trainer yg handal seperti yg saya amati itu memang dari sebuah kebiasaan, jam terbang, dan tentu adalah keseriusan untuk menyelami dunia trainer,nah yang menjadi sorotan saya dan barangkali ini senjata ampuh bagi saya yg walaupun dunia training saya tidak mahir di dalamnya, namun senjata ampuh itu adalah “ content isi yg disampaikan “.
Berbicara “ content isi materi yg disampaikan “ berarti bicara pemikiran apa yg akan disampaikan pada audience ? nah inilah barangkali jika boleh sedikit berbangga bahwa kelebihan Training – jika boleh disebut sebagai trainer- adalah pada materi isi pemikiran yg disampaikan.
Barangkali juga sedikit motivasi yg kemudian bisa menambah “ strong whay “ bagi saya ketika menyampaikan sebuah materi training adalah bahwa “ Islam harus diterapkan, mabda Islam harus didakwahkan ! “. Bagi saya itu cukup untuk kemudian menjadi dorongan untuk menyampaikan Islam.
Adapun kemudian dengan persoalan retorika mungkin yg saya alami adalah perkembangan alami, sporadis dan tak begitu direncanakan. Saya masih ingat ketika mulai awal menyampaikan sebuah materi kajian, lidah ini terasa kelu, pikiran cupet, belum lagi perasan grogi. Namun terus mencoba, mencoba,dan mencoba, dari situ satu point saya dapat yakni BERANI Mencoba. Dari point berani mencoba inilah kemudian mulai merapikan konsep kajian yg akan disampaikan. Mulai rapi ,dari salam pembukaan, penyampaian isi kajian, kesimpulan, penutup. Forumnya pun mulai berkembang, dari forum yg awalnya hanya 1, 2 orang terus mengalami peningkatan menjadi 5,10,20,40,100,400,dst.., memang benar jumlah forum dalam sebuah forum yg saya isi memang cenderung mengalami peningkatan, tapi...saya sendiri tidak begitu antusias meng-upgrade diri dalam retorika penyampaian. Akibatnya ketika ada sebuah SMS dari salah seorang aktivis Rohis “ mas , nanti ngisi kajianya, yg lucu, dan kocak ya “, SMS ini membuat saya harus berpikir sejenak.
Saya mencoba untuk menghibur diri insya Allah saya siap menyampaikan diforum itu, biarpun untuk masalah lucu, dan kocak sya tidak tau ;-)
Saya hanya sampaikan insya Allah saya akan ngisi kajian itu, dengan senjata ampuh “ mabda Islam “, persoalan kocak dan lucu mencoba belajar.
Saya mencoba menghibur diri dengan bahwa materi kajian yg akan saya sampaikan ini adalah materi yg lain dari pada yg lain, materi yg luar biasa, yg insya Allah dengan penjelasan saya yg standart akan cukup menancap dalam benak para pendengar.
Ya walaupun ini bukan jadi alasan untuk berhenti belajar, karena banyak juga sahabat saya yg bisa dengan retorika yg cerdas,mengguncang, dan bahasa yg santai, lucu bisa menyampaikan materi yg sama dengan apa yg saya sampaikan. Artiya saya harus tetap belajar. ;-)
Akhukum Abu Syahmi, pacekelan, 24/07/2013
Selasa, 21 Mei 2013
Diskusi dengan paham Atheis
Ini sedikit diskusi saya dengan
sebuah group yg menisbatkan diri dengan pengususng paham Atheis.
Sabtu, 11 Mei 2013
Materi dakwah ( 5W+1H= what, who,where, when,whay + How )
1.
Apa itu dakwah ?
-
Etimologis : Undangan atau seruan
-
Definisi syar’ie : # seruan kepada orang lain agar melakukan
kemakrufan dan mencegah dari kemunkaran #
Usaha untuk mengubah keadaan yg rusak, dan tidak Islami, menjadi baik
sesuai dengan Islam #
2. Definisi syar’ie Dakwah ini diambil dari nash :
-
“ siapa saja diantara kalian yg
melihat kemunkaran, hendaklah merubahnya dengan tanganya, an jika dia tidak
mampu, hendaknya mengubahnya dengan lisanya, dan jika dia tidak mampu hendaknya
mengubahnya dengan hatinya. Sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya
iman “. ( H.R. Muslim )
-
“ demi zat yg jiwaku dalam
kekuasaa-Nya, kalian harus menyerukan kepada kemakrufan dan mencegahnya dari
kemunkaran, ataukah Allah SWT akan menurukan siksa dari sisi-Nya kepada kalian,
sehingga ketika kalian berdo’a, Dia tidak akan mengabulkan do’a kalian “. ( H.R At-Tirmidzi dari HidzaifahAl-Yamani )
3. # “ Usaha mengubah keadaan “ : bukan
sekedar seruan kepada orang lain agar melakukan kebaikan melainkan harus
disertai dengan usaha untuk melakukan perubahan “. # perubahan sendiri ada yg
bersifat Inqilabiyah ,dan ada juga yg bersifat Islahiyah. #
4. “ keadaan rusak, yang tidak Islami “, maknanya : STANDART baik atau
rusak ( buruk ) adalah Islam. Ini meliputi seluruh aspek, baik sosial,
pemerintahan, ekonomi, pendidikan, pergaulan, dan lain sebagainya. Semuanya dinilai rusak jika tidak diatur
dengan Islam.
5. “ Menjadi baik sesuai dengan Islam “, maknanya standart baik adalah
ketika sesuai dengan Islam, sekaligus
menjadi tujuan, standart, dan sifat perubahan, yaitu Islam. Bukan “
kebaikan-kebaikan “ yang lain.
6. Dari dalil nas di atas juga menunjukkan bahwa melakukan aktivitas
Dakwah Hukumnya WAJIB !
7. Siapa pelaku Dakwah ?
8. Subjek pelaksana Dakwah :
-
Individu Muslim : terkena taklif
syar’ie dakwah : Islam, Baligh, berakal,
baik laki-laki maupun perempuan.
-
Kelompok jama’ah
-
Negara
9. Dimana ?
-
Dimana saja bumi Allah
-
“ siapa saja diantara kalian yg
melihat kemunkaran, hendaklah merubahnya dengan tanganya, an jika dia tidak
mampu, hendaknya mengubahnya dengan lisanya, dan jika dia tidak mampu hendaknya
mengubahnya dengan hatinya. Sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya
iman “. ( H.R. Muslim )
10. Kapan ?
Kapan
saja ketika ada kerusakan
-
“ siapa saja diantara kalian yg
melihat kemunkaran, hendaklah merubahnya dengan tanganya, an jika dia tidak
mampu, hendaknya mengubahnya dengan lisanya, dan jika dia tidak mampu hendaknya
mengubahnya dengan hatinya. Sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya
iman “. ( H.R. Muslim )
-
“ demi zat yg jiwaku dalam
kekuasaa-Nya, kalian harus menyerukan kepada kemakrufan dan mencegahnya dari
kemunkaran, ataukah Allah SWT akan menurukan siksa dari sisi-Nya kepada kalian,
sehingga ketika kalian berdo’a, Dia tidak akan mengabulkan do’a kalian “. ( H.R At-Tirmidzi dari HidzaifahAl-Yamani )
11. Mengapa berdakwah ?
-
Konsekuensi keimanan
12. Bagaimana berdakwah ? mencontoh metode dakwah Rasulullah.
-
“Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah uswah hasanah bagimu, (yaitu) bagi orang yang
mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiyamat dan dia banyak menyebut
Allah” (QS. Al Ahzab: 21)
-
1. tatsqif wa takwin. ( pembinaan )
-
2. tafa’ul ma’al ummah ( berinteraksi dengan umat )
-
3. tathbiq ahkamul Islam. ( penerapan hukum dan sistem Islam )
-
Metode 1 dan 2 dapat dilaksanakan
baik ketika Khilafah Islam berdiri atau belum.
-
Sedangkan metode yg ke 3 hanya
bisa dilaksanakan ketika Khilafah Islam telah berhasil didirikan oleh kaum
muslimin.
13. Keutamaan dakwah
-
Siapa saja
yang menyeru manusia pada petunjuk (Islam), dia pasti akan mendapatkan pahala
sebagaimana pahala yang diperoleh orang yang mengikuti petunjuk itu tanpa
mengurangi sedikitpun pahalanya
(HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, an Nasa’I dan Ibn Majah)
(HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, an Nasa’I dan Ibn Majah)
disampaikan dalam daurah yg diadakan HTI DPD II Purworejo, kamis 9 mei 2013
jalan-jalan sore
Sore ini menjelang
maghrib aku jalan-jalan ke perpustakkan umum daerah wonosobo. Salah satu
diantara beberapa buku yg aku baca terdapat sebuah bibliografi pemikiran dari
seorang doktor filsafat. Saya belum membaca semuanya. Yang menarik ketika awal
dia belajar filsafat tadi kemudian menjadi ragu tentang keberadaan sang
pencipta, dengan kata lain ia ragu apakah pencipta itu benar-benar ada ?
Jumat, 10 Mei 2013
Geng skul VS Dakwah skul ( episode 2 )
Akh Bangkit
melanjutkan informasinya.
“ begini kawan-kawan...,saya mau bicara tolong
dengarkan dulu informasi lengkap dari saya ya, kemarin saya dengar di kantin
sekolah ada beberapa siswa yg
merencanakan akan mengandakan agenda menyambut Vday, saya dengar mereka akan
mengajak beberapa pengurus OSIS,pramuka, dan bawana,acara ini rencana mereka
akan adakan menjelang malam tgl 14 februari yg kebetulan malam 14 februari
adalah malam minggu, mereka juga sedang merencanakan perijinannya ke pihak
sekolah...”.
Sabtu, 27 April 2013
Muktamar Khilafah ( MK )
# ada sebuah bangunan mall megah ditengah kota besar, yang ramai dengan belanjaan. dahulunya tempat yg sekarang dibangun mall tersebut adalah sebuah masjid besar pada masanya. ratusan tahun lalu setelah masjid besar ini berdiri kokoh kemudian bangunan masjid besar ini dirobohkan diganti menjadi mall megah tersebut. sedikit bekas atau tanda yg bisa menunjukkan bahwa tempat dibangunya mall tersebut dulunya adalah sebuah masjid terbesar pada masanya. seseorang tua yg mengetahui sedikit-banyak bekas
Rabu, 17 April 2013
Yang harus dipirkan setelah lulus Uan ?
Biasanya akan terpikirkan dalam benak para pelajar apa yg akan dilakukan setelah lulus sekolah. Apakah melanjutkan ke bangku kuliah ataukah langsung bekerja, atau bagi yg putri ataukah langsung nikah ;-). Hal-hal tersebut memang penting untuk dipikirkan, untuk kelangsungan masa depannya. Namun tulisan sederhana ini tidak mengambil porsi untuk membahas hal-hal tersebut. Namun menyoroti pada sisi lain dari sudut kehidupan ini.
Jumat, 05 April 2013
Materi Dakwah sekolah / remaja: Kupas tuntas Valentine Day ( bentuk power point )
Penting untuk :
1.
Aktivis Rohis di SMA/SMK
2.
Aktivis Dakwah Sekolah pada
umumnya
3.
Guru Agama di sekolah
4.
Karang taruna
5.
Aktivis Ikatan Remaja Masjid
6.
Para pendidik
7.
Siapapun yang peduli dengan
kondisi pemuda
8.
Masyarakat umum
Jumat, 29 Maret 2013
“ Berani mabok “
Tahun yang lalu sabtu
malam ahad ketika dalam sebuah perjalanan ke Jogja untuk sebuah
agenda rapat internal dakwah syabab se-Jogja-jateng di kaliurang DIY,
dalam sebuah perjalanan terlihat sekumpulan anak-anak muda yg dengan
penuh percaya diri membawa bendera bertuliskan “ berani mabok “.
Sabtu, 16 Maret 2013
Menghadapi Ujian Akhir Nasional ( UAN )
sebentar lagi adalah
masa-masa penting dan genting dalam sebuah fase kehidupan yang akan
dilalui adik-adik kita yang mereka saat ini duduk dibangku kelas 3
SMA. Ya, sebentar lagi ujian akhir nasional akan segera mereka
hadapi.
Rabu, 13 Maret 2013
Geng skul VS Dakwah skul ( episode 1 )
Dalam sebuah rapat
Rohis yg suasananya penuh dengan ketegangan. Ada apakah gerangan ? Akh Zainal yg semula hanya
diam serius memperhatikan jalanya rapat akhirnya angkat bicara ; “ teman-temanku yg dirahmati Allah, menjadi aktivis dakwah sekolah
adalah sebuah pilihan hidup, begitu juga melakukan aktivitas pacaran juga
adalah sebuah pilihan,dan ingatlah bahwa setiap pilihan pasti ada
konsekuensinya dan akan dimintai pertanggungjawaban di
akhirat kelak...,” setelah
mengucapkan kata-kata ini akh zainal diam sejenak, untuk kemudian melanjutkan kata-katanya..; “
antara yg haq dan yg
batil juga tidak ada percampuran karena keduanya adalah hal yg saling bertolak
belakang, seperti bertolak belakangnya antara cahaya dengan kegelapan, jadi
silahkan menentukan pilihan jika masih melakukan pacaran,maka dengan segala
permintaan maaf untuk segera menentukan keluar dari rohis..” suasana semakin tegang.
Sabtu, 09 Maret 2013
Semangat muda
Mungkin karena keseringan bersama anak-anak muda membuat saya atau mungkin anda merasa lebih muda dari umur yg sebenarnya. Tentu yg dimaksud bukan muda dari segi umurnya, tapi muda dari segi semangat, walaupun dari segi umur saya juga terkategori muda ;-). Masa muda memang masa yg penuh dengan semangat, masa yg penuh semangat untuk menerjang tantangan dan menghempas rintangan. Hal ini wajar karena dari segi kekuatan, waktu,dan potensi masa muda yg berada dalam kondisi prima.
Jadi mentor Islam Ideologis ? siapa takut !
Sedikit berbagi pengalaman untuk aktivis dakwah. Terutama bagi mereka yg konsen di dakwah sekolah. Semoga tulisan sederhana ini bisa sedikit menumbuhkan motivasi untuk menjadi mentor atau pembina.
Betapa urgentnya menjadi seorang pementor,karena diluar sana para pemuda yg masih seumuran pelajar atau sudah mahasiswa mereka baik secara sadar atau tidak sadar saat ini mereka telah dibina oleh para pementor yg menyeru ke jurang neraka.
Ideologi Pacaranisme
Beberapa kali ngisi kajian rohis, remaja masjid, berinteraksi dengan para pemuda, maka sebanyak itu pula beberapa kali ada yg menanyakan perihal pacaran. Biasanya ketika ada yg menanyakan hal pacaran ,saya ajak penanya untuk berpikir memahami dan mendefinisikan apa yg dimaksud dengan pacaran. Jika sudah ditemukan fakta terkait apa yg dimaksud dengan istilah pacaran, maka saya ajak penanya untuk menilainya dari sudut pandang Islam.
Selasa, 05 Maret 2013
Kyai Pejuang Khilafah dari Kota Santri
KH Abdullah, Pimpinan Ponpes Nurul Ulum, Jember, Jawa Timur
Tadinya kyai muda ini mengira syariah dan khilafah hanyalah teori dalam kitab kuning yang tidak mungkin diterapkan, namun setelah berinteraksi dengan Hizbut Tahrir ia pun meyakini syariah dan khilafah akan tegak, dengan atau tanpa dukungannya.
“Saya bersaksi, sesungguhnya, Hizbut Tahrir adalah gerakan mukhlish yang benar-benar berjuang untuk menegakkan ‘izzul Islam wal Muslimiin,” ujar kyai muda yang menggunakan udeng-udeng (surban yang dililitkan di kepala) dan baju putih serta sarung khas ulama Nahdlatul Ulama di hadapan sekitar 30.000 peserta Konferensi Rajab 1432 H, Ahad (26/6) di Stadion Delta, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam testimoninya itu, sang kyai menegaskan wajib bagi para ulama untuk membantu, mendukung, dan menguatkan perjuangan Hizbut Tahrir, agar syariah dan khilafah bisa ditegakkan sesegera mungkin atas izin Allah SWT. Namun ia pun mengingatkan dengan atau tanpa dukungan ulama janji Allah SWT itu pun tetap akan tegak pada saatnya nanti.
“Sungguh, Khilafah Islamiyyah tetap akan ditegakkan Allah SWT, tanpa atau dengan dukungan Anda, wahai para ulama! Akan tetapi, jika Anda tidak mengambil bagian dalam perjuangan ini, sesungguhnya, Anda tidak akan mendapatkan kemuliaan dan pahala yang melimpah dari Allah SWT,” pekiknya di hadapan sekitar 4.000 ulama dan asatidz; 2.000, muballighah dan asatidzah yang turut hadir dalam perhelatan kolosal mengokohkan perjuangan penegakan syariah dan khilafah itu.
Keluarga Ulama
Siapakah kyai muda tersebut? Ia adalah ulama dari Jember. KH Abdullah, namanya. Bagi warga Jember, khususnya Kecamatan Ajung dan Kecamatan Mumbulsari, sosoknya sudah tidak asing lagi. Ia adalah pendiri dan pimpinan Ponpes Nurul Ulum, Dusun Renes, Desa Wirowongso, Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Kyai Abduh, demikian panggilan akrabnya, adalah cucu dari KH Ali Wafa, pendiri Ponpes Al Wafa (1917), tokoh yang kemudian melahirkan banyak kyai dan santri dari kawasan Tempurejo. Kedalaman dan keluasan ilmu Ali Wafa, diwariskan kepada putra putri, termasuk cucunya.
Bahkan, pengaruh sosok KH Ali Wafa menjadi energi spiritual bagi generasi penerusnya. Maka, di sekitar kawasan Tempurejo, Kecamatan Mumbulsari berdiri pesantren yang meneruskan gaya kepemimpinan KH Ali Wafa. Ciri-ciri khas NU begitu melekat dalam tradisi kepesantrenan para alumni Tempurejo. Secara turun temurun, generasi ke generasi, para alumni Tempurejo menyebarkan dakwahnya ke berbagai tempat di tanah air.
Demikian juga dengan Kyai Abduh. Sejak kecil, ia mendapatkan pendidikan agama dari keluarga besar pesantren Tempurejo, tepatnya di Ponpes An Nur Mumbulsari yang didirikan abahnya, KH Abdul Kholiq. Karena terlahir dari garis keturunan kyai, maka setelah dirasa cukup keilmuannya, Kyai Abduh pun bertekad menyebarkan ilmu di wilayah terdekat dengan mendirikan ponpes Nurul Ulum pada 24 Maret 1994.
Saat berdiri, Kyai Abduh konsisten dengan 'mazhab' Tempurejo sebagai model pembelajaran. Kitab kuning seperti yang diajarkan lazimnya di pesantren juga menjadi titik tekan dalam ciri khas pesantrennya itu. Ponpes Nurul Ulum yang diasuhnya lebih banyak mengupas tentang fikih Islam sebagai bekal para santri untuk “menstandarisasi” kehidupan mereka dengan aturan Islam.
Mengenal HT
Lelaki kelahiran Tempurejo, 18 Oktober 1967 itu pertama kali berinteraksi dengan Hizbut Tahrir pada Maret 2007. Saat itu, ia sedang mengantar istrinya yang juga menjadi Pimpinan Ponpes Putri Nurul Ulum Nyai Munawwarah, untuk mengikuti acara seminar.
“Saat itu, saya bertemu dengan Ust Hendri di tempat parkir, dia cerita-cerita sama saya, tentang kewajiban menegakkan kembali syariah dan khilafah, serta wadah yang memperjuangkannya, yakni Hizbut Tahrir,” ujarnya kepada Media Umat.
Ia pun langsung setuju, karena syariah dan khilafah itu bukanlah ide yang asing di telinganya. Karena dalam kitab-kitab kuning yang ia pelajari serta ia ajarkan memang membahas itu. Namun saat itu, sama sekali tidak terbayang di benaknya bahwa syariah dan khilafah itu dapat ditegakkan kembali.
“Saat itu, saya ceritakan pula kepada anak-anak (santri, red) ini cuman teori saja. Prakteknya ya tidak mungkin karena di sini bukan negara Islam,” ungkapnya.
Setelah pertemuan di tempat parkir tersebut, ia sering dikontak aktivis HTI. Sehingga ia pun lebih jelas lagi memahami konsep dan metode perjuangan penegakan syariah dan khilafah yang tengah ditempuh Hizbut Tahrir.
Ia pun berkata dalam hati, “Oh ini rupanya wadah yang tepat untuk mewujudkan isi kitab kuning agar tidak sekadar teori saja.” Kyai Abduh semakin yakin khilafah akan segera tegak setelah mengikuti Konferensi Khilafah Internasional yang dihadiri sekitar 100.000 kaum Muslim dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari manca negara, pada 12 Agustus 2007 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
“Ketika KKI saya tambah yakin kalau khilafah akan segera tegak kembali,” ujarnya. Ia pun mengajak para ulama lain dan juga santrinya untuk memperjuangkan tegaknya imamah atau khilafah yang tertera dalam kitab yang mereka kaji setiap hari itu bersama HTI.
Melawan Fitnah
Di samping besarnya pengaruh sosoknya, argumennya pun kuat, sehingga ratusan santri dan ulama akhirnya sependapat dengannya. Namun sayang, ada saja pihak yang tidak suka dengan kenyataan itu.
Maka orang yang dengki itu pun menyebar fitnah bahwa HT adalah kelompok sesat dengan empat tuduhan. Pertama, HT membolehkan seorang lelaki mencium perempuan yang bukan istri atau mahramnya. Kedua, HT mendapatkan dana dari Amerika melalui pemerintahan negara-negara di Timur Tengah. Ketiga, HT adalah neo Mu’tazilah. Keempat, HT adalah Wahabi.
Banyak yang termakan fitnah tersebut. Namun alhamdulillah, Kyai Abduh tidak turut menjauhi HTI, ia langsung tabayyun kepada aktivis partai Islam ideologis internasional itu.
Kyai Abduh pun puas setelah mendapat jawaban bahwa orang yang menuduh HT membolehkan poin pertama itu tidak pernah membaca Kitab Nizhamul Ijtima’i, kitab rujukan HT karya seorang mujtahid mutlak sekaligus pendiri HT, Syeikh Taqiyyuddin An Nabhani. “Kalau membaca kitab tersebut itu tidak mungkin memfitnah seperti itu, karena dengan tegas Syeikh Taqiyyuddin menyebut keharamannya,” ujar sang kyai.
Sedangkan untuk poin kedua, aktivis itu pun menjelaskan bahwa HT dimusuhi oleh semua penguasa negara-negara Arab dan Amerika. “Jadi sangat tidak mungkin HT mendapat dana dari mereka,” tegasnya.
Sedangkan untuk poin tiga dan empat, ia dengan enteng menyebutkan bahwa orang yang memfitnah itu jelas-jelas tidak mengetahui Mu’tazilah dan Wahabi. “Mu’tazilah tidak setuju dengan khilafah sedangkan Wahabi menjadi satu-satunya mazhab Islam yang dibolehkan Arab Saudi, kerajaan yang berontak dan memusuhi khilafah,” ujarnya.
Setelah dijelaskan Kyai Abduh bahwa empat tuduhan itu hanyalah fitnah belaka, mereka yang menjauhi satu persatu kembali mendekati HTI. Ketika akan diselenggarakan konferensi di Stadion Delta, mereka pun antusias untuk menyukseskan acara tersebut. Namun rupanya, si pendengki mengeluarkan fitnah yang sama agar para ulama tidak ikut dalam konferensi itu. Jelas saja para ulama berang kepada si tukang fitnat tersebut.
Makanya, kajian rutin masalah umat yang diadakan si pendengki yang biasanya dihadiri tidak kurang dari 180 ulama itu kontan turun drastis menjadi 18 orang, setelah empat fitnah itu ia hembuskan kembali. Maka berangkatlah sekitar 13 bus yang masing-masing berisi 60 ulama dan santri dari Mumbulsari dan Ajung turut menyukseskan pengukuhan perjuangan penegakan syariah dan khilafah di Sidoarjo bersama Kyai Abduh.[] joko prasetyo
Abah Qayyum, Ulama dari Malang: Dulu Benci Kini Cinta
suara, retorika dan gaya penyampaian ceramah Abah Qayyum terdengar dan terlihat mirip almarhum KH Zainudin MZ. Pilihan katanya tegas, sederhana, dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Begitu juga ketika berorasi dalam acara silaturahim keluarga besar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Malang, Ahad (16/9) di Pondok Pesantren Sabilul Huda, Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur, dengan bahasa yang mudah dimengerti ia memaparkan konsekuensi ketika syariah Islam tidak diterapkan.
“Pada saat dicampakkannya Islam, maka hukum yang dijalankan oleh para penguasa adalah hukum laut yang dipindahkan ke darat. Paus makan hiu, hiu makan tongkol, tongkol makan teri. Yang paling susah adalah teri, harus makan apa? Teri itu masyarakat umum termasuk kita, ” ungkap ulama yang bernama resmi KH Abdul Qayyum dengan gaya yang mirip Zainuddin MZ di hadapan sekitar 2000-an ulama.
Maklum saja dai yang cukup piawai dan biasa berceramah di depan sekitar 2000-3000 peserta tablig akbar di berbagai kota dan desa Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, pada tahun 1990-an, memang muridnya Zainuddin MZ. Pada waktu yang bersamaan, ia juga belajar qiraah pada pakar qiraah internasional Muammar ZA selama 2 tahun di Lembaga Pendidikan Tilawatil Qur’an (LPTQ), Jakarta.
Saat ini aktif berdakwah dengan mengangkat isu sentral penegakan syariah dan khilafah. Penerapan syariah secara kaffah tentu membutuhkan sebuah institusi negara Islam yang disebut khilafah. Dan, ini harus ditegakkan melalui amal jamai. Amal jamai ini ada pada Hizbut Tahrir.
Menurutnya, dunia tanpa Hizbut Tahrir tidak akan tercipta generasi yang sanggup secara konsisten untuk menegakkan syariah dan khilafah. “Tegaknya syariah dan khilafah adalah kunci segala-galanya. Karena saya tidak kuat mikul sendiri, ya saya berjamaah bersama Hizbut Tahrir,” kata lelaki kelahiran Malang, 1 Januari 1966 tersebut dengan bangga.
Padahal dua tahun sebelum intensif berjuang bersama Hizbut Tahrir, ia sangat membenci Hizbut Tahrir. Di benaknya penuh dengan persepsi yang buruk tentang Hizbut Tahrir. Ini terjadi karena ia hanya mendengar informasi tentang partai Islam ideologis internasional tersebut dari sumber yang tidak representatif alias qiila wa qaala, atau “katanya bin katanya”.
Sehingga tafsir yang digunakannya adalah fathul jare (baca jare dalam logat Jawa yang berarti katanya) bukan Kitab Fathul Bari. Isinya tentu negatif semua. “Islam anti kekerasan tapi mengapa HT sering demo, apa yang didemo? Bukankah demo menjadi representasi dari kekerasan?” kata Abah Qayyum mencontohkan.
Seiring kecamuk pertanyaan, tak disangkanya pada tahun 2008, tiba-tiba seorang aktivis HTI Malang Abu Ridha berkunjung ke rumahnya. Abu Ridha pun memperkenalkan Hizbut Tahrir dan meminta dukungan dalam penegakan syariah dan khilafah.
Sejak saat itu, Abah Qayyum secara rutin mendapatkan berbagai terbitan Hizbut Tahrir seperti buletin al-Islam, tabloid Media Umat, dan majalah al-Waie. Namun tidak satu pun pemberian aktivis HT tersebut yang dibaca lantaran persepsi buruk tentang Hizbut Tahrir kuat melekat di benaknya. Obrolan tentang syariah dan khilafah pun ditanggapinya dengan sambil lalu.
Melihat keistiqamahan Abu Ridha yang rajin bersilaturahmi dan memberikan berbagai bacaan itu, muncul juga rasa penasaran. Akhirnya ia pun secara serius bertanya tentang syariah dan khilafah.
Penjelasan yang disampaikan terasa ada kesesuaian dengan apa yang diinginkannnya, terlebih disampaikan dengan tenang, tanpa emosi dan berlandaskan pada dalil.
Namun Abah Qayyum belum luluh. Sepulang aktivis HTI tersebut, ia langsung mengumpulkan kembali berbagai terbitan HTI terutama buletin Al Islam. Menurutnya, ini kesempatan untuk mencari kesalahan-kesalahan sebagai pembenar opini yang selama ini diterima. “Namun, semakin lama saya mencari kesalahan, semakin terpaut hati untuk membenarkan apa yang diperjuangkan oleh HT,” katanya penuh heran.
Selama 14 tahun nyantri di pesantren memang mendengar istilah khilafah dan khalifah. Tetapi ia tidak pernah mendapatkan pengajaran secara khusus tentang khilafah harus begini, khalifah harus begitu, termasuk hukum yang harus diterapkan itu ini, kalau tidak diterapkan dampaknya begini, solusinya begitu,” ungkap lulusan tahun 1992 Ponpes Raudlatul U’lum 2 Assanamiyah Ganjaran Gondang Legi, Malang.
Empat Alasan
Sejak saat itu, ia pun mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir. Tentu sambil melihat bagaimana keseriusan para aktivis HT berdakwah. Dari sini, ia menemukan alasan kenapa harus berjuang bersama Hizbut Tahrir dalam penegakan syariah dan khilafah.
Di antaranya, pertama, karena keikhlasan dan kesabarannya. Menurutnya, aktivis HT ikhlas, buktinya mereka tidak ada harapan sedikitpun ketika perjuangan selesai ingin memperoleh jabatan/kedudukan yang ingin diraih. Kesabaran para aktivisya juga terlihat dari berbagai aktifitas yang ia ikuti selama ini. Salah satunya ketika ia mengikuti para aktivis HT yang akan melakukan dakwah penyadaran tokoh umat di Lenggok Sono, Malang. Puluhan kilometer harus ditempuh. Jalan rusak, licin, gelap, dan menanjak. Tiba-tiba mobil tua yang ditumpangi ngadat. Tenggorokan kering sudah. Badanpun terasa lemah.
Dengan penuh kesabaran, mereka memperbaiki hingga perjalanan bisa dilanjutkan. “Saya berpikir, dakwah ini tidak ada yang membayar, tidak dapat beras, dan transportasi ditanggung sendiri. Kenapa mereka masih mau melakukan? Ini yang membuat saya semakin terkesan,” ungkapnya.
Kedua, karena daya juang yang tidak takut risiko. Buktinya, dakwah amar ma’ruf nahi munkar disampaikan pada semua level masyarakat, DPR, eksekutif, legislatif, militer, ulama, hakim, pengusaha, pelajar dan lainnya.
Ketiga, tertarik konsep atau ide yang ditawarkan oleh Hizbut Tahrir. Menurutnya, ide-ide yang ditawarkan oleh Hizbut Tahrir adalah ide para al anbiya dalam penegakan kalimat Allah.
Keempat, adanya perasaan malu pada Allah SWT. Menurutnya, Islam sudah diturunkan. Berbagai fasilitas informasi terkait Islam (wajibnya penegakan syariah dan khilafah, red.) sudah diterima dengan landasan yang sharih dan tegas. “Kenapa disuruh berbuat ikhlas tidak mau? Ini yang membuat malu pada diri sendiri,” ungkapnya.
Setelah dua tahun berinteraksi dengan Hizbut Tahrir, ia pun semakin sadar. Banyak perubahan, khususnya terkait bagaimana memandang persoalan umat. Masalah umat ternyata bukan hanya masalah furuiyyah seperti qunut dalam shalat dan tahlil tetapi masalah umat ternyata lebih karena tidak diterapkannya syariah Islam dalam bingkai khilafah.
“Tertundanya kewajiban shalat berefek secara individual. Namun, tertundanya penerapan syariah oleh khilafah akan berdampak pada kehidupan umat secara keseluruhan, baik terkait kebodohan, kemiskinan, kerusakan moral, keterbelakangan, penindasan oleh bangsa penjajah, dan lainnya,” ungkapnya mengutip pernyataan salah seorang aktivis HTI Malang yang menghentak kesadarannya.
Dulu, Abah Qayyum mengira ilmu sudah cukup dan tidak perlu ngaji lagi. Ternyata ini adalah pikiran yang salah dan cupik. Ternyata banyak pemahaman yang harus diluruskan dan diasah. “Inilah perlunya halqah,” simpulnya.
Menyadari itu, pada 2010, ia pun menjadi aktivis HT dengan mengikuti kajian rutin sepekan sekali. “Sekarang saya halqah di HT mengkaji kitab Nidzam Al Islam bab terakhir, masru’ dustuur,” katanya dengan bangga. Nidzam Al Islam adalah kitab pertama dari 24 kitab yang diterbitkan HT untuk diajarkan kepada setiap aktivisnya.
Sehingga dai yang tadinya merasa berdakwah sudah cukup pada masyarakat awam, kini, ia merasa terpanggil untuk berdakwah pada para ulama, yang sejatinya adalah pewaris para nabi tetapi belum turut mendakwahkan penerapan Islam secara total dalam bingkai khilafah.
“Oleh karena itu, saya menghimbau kepada para ulama. Tanamkan sifat malu diri sendiri kepada Allah SWT jika tidak berjuang untuk menegakkan syariah dan khilafah bersama Hizbut Tahrir,” gugahnya.[] khusnudin/joy
Langganan:
Postingan (Atom)